Kilang Pertamina Balikpapan Segera Produksi Petrokimia 225 Ribu Ton per Tahun

PT Kilang Pertamina Internasional telah mengoperasikan unit produksi produk petrokimia di beberapa kilang eksisting. Operasi Kilang Petrokimia, yang terdiri dari Kilang Polypropylene di RU Unit Plaju yang memproduksi Polytam (Polypropylene Pertamina).

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 20 Apr 2024, 15:00 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2024, 15:00 WIB
PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balikpapan telah siap menyambungkan kilang eksisting dengan kilang baru. (Foto: Pertamina)
PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balikpapan telah siap menyambungkan kilang eksisting dengan kilang baru. (Foto: Pertamina)

Liputan6.com, Jakarta - PT Kilang Pertamina Internasional tengah membidik potensi pasar dari produk petrokimia. Kilang Pertamina Balikpapan ditargetkan bisa memproduksi produk petrokimia dalam waktu dekat.

Ini sejalan dengan proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Pertamina Balikpapan. KPI setidaknya aman memproduksi Propylene sebanya 225 ribu ton per tahun.

"Setelah proyek RDMP Balikpapan selesai, selain untuk pemenuhan kebutuhan bahan bakar nasional, kilang Balikpapan juga nantinya akan memproduksi produk petrokimia yaitu Propylene sebesar 225 ribu ton per tahun. Produk ini nantinya akan menjadi feedstock bagi New Polypropylene (PP) Balongan guna subtitusi produk impor. NEW PP Balongan dikelola oleh Polytama Propindo yang merupakan afiliasi Pertamina." ujar Corporate Secretary KPI Hermansyah Y Nasroen dalam keterangannya, Sabtu (20/4/2024).

Kapasitas pengolahan Kilang Balikpapan yang selama ini 260 ribu barrel akan meningkat menjadi 360 ribu barrel per hari. Selain itu juga akan ada peningkatan kualitas produk BBM dari Euro II menjadi Euro V.

"Mengoperasikan unit produksi petrokimia bukan hal yang baru bagi KPI," kata Hermansyah.

Sebelumnya, KPI juga telah mengoperasikan unit produksi produk petrokimia di beberapa kilang eksisting. Operasi Kilang Petrokimia, yang terdiri dari Kilang Polypropylene di RU Unit Plaju yang memproduksi Polytam (Polypropylene Pertamina).

Lalu, Kilang Paraxylene di RU Unit Cilacap yang memproduksi Paraxylene dan Benzene serta produk lainnya, dan Kilang OCU (Olefin Conversion Unit) di RU Unit Balongan yang memproduksi Propylene.

 


Kurangi Kebutuhan Impor

PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balikpapan tengah melaksanakan proyek Turn Arround (TA) Revamp atau perawatan kilang berkala. (Foto: Pertamina)
PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balikpapan tengah melaksanakan proyek Turn Arround (TA) Revamp atau perawatan kilang berkala. (Foto: Pertamina)

Dia mengatakan, pasar produk petrokimia di Indonesia memang masih memiliki potensi yang cukup besar. Data dari Reforminer Institute menunjukkan bahwa kapasitas terpasang kilang saat ini, baik yang dimiliki Pertamina maupun swasta lainnya belum mampu memenuhi kebutuhan petrokimia nasional. Sekitar 70 persen kebutuhan petrokimia untuk domestik bahkan harus dipenuhi dari impor.

Selain menaikkan kapasitas pengolahan Kilang Balikpapan, pengoperasian unit produksi petrokimia di Kilang Balikpapan akan turut mendukung pengembangan kompetensi sumber daya manusia.

"Pengoperasian unit produksi petrokimia akan menjadi hal yang baru di Kilang Balikpapan, dan ini tentunya akan menjadi sarana untuk tranfer pengetahuan bagaimana mengoperasikan unit produksi petrokimia dari para pekerja unit kilang lainnya yang telah lebih dahulu memiliki unit produksi petrokimia," tutup Hermansyah.

Lanjutkan Membaca ↓

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya