Harga Bawang Merah Makin Mahal, Ini Penyebabnya

Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) meminta pemerintah mendorong ada percepatan penguatan distribusi ke wilayah yang kebutuhannya cukup besar seperti Jabodetabek seiring kenaikan harga bawang merah.

oleh Tira Santia diperbarui 24 Apr 2024, 19:14 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2024, 19:14 WIB
Harga Bawang Merah Makin Mahal, Ini Penyebabnya
Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) menyoroti harga bawang merah yang cukup ramai karena harganya cukup tinggi. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) menyoroti harga bawang merah yang cukup ramai karena harganya cukup tinggi. Ikappi melihat ada kegagalan produksi di beberapa titik wilayah produksi, sehingga menyebabkan pasokan tidak sebanyak sebelumnya. 

"Bawang merah terpantau sudah naik menjelang IdulFitri dan berlanjut di pascaIdul Fitri sampai saat ini," kata Ketua Umum DPP IKAPPI Abdullah Mansuri, Rabu (24/4/2024).

Berdasarkan informasi yang diperoleh IKAPPI di beberapa daerah terdapat kegagalan panen, utamanya di wilayah produksi penghasil bawang yaitu di Jawa Tengah, di kabupaten Demak, kabupaten Grobogan, dan kabupaten Pati. Sehingga mempengaruhi produksi secara nasional.

"Perlu kami jelaskan bahwa wilayah penghasil bawang merah terbesar di ada di brebes kedua di Demak, sementara di Jawa Timur ada di Nganjuk, NTB ada di Bima, Sumatera Barat di Solo, Sumatera Utara dan Jawa Barat merupakan penghasil bawang merah di Indonesia," ujarnya.

Ia menuturkan, pemasok dari Jabodetabek biasanya memasok dari wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur yaitu Brebes, Demak, Grobogan, Pati, Nganjuk dan beberapa daerah lainnya. 

"Kami menyayangkan karena curah hujan yang tinggi dan terjadi beberapa daerah terkena musibah banjir yang menyebabkan pasokan berkurang, kita tahu bahwa harga bawang merah sudah tembus di angka Rp 80.000 per kilo, yang artinya 2 kali lipat dari harga normal serta kenaikannya mencapai 100%," ujarnya.

Oleh karena itu, pedagang pasar meminta kepada pemerintah agar mendorong ada percepatan penguatan distribusi ke wilayah-wilayah yang kebutuhannya cukup besar seperti Jabodetabek lalu opsi berikutnya yang IKAPPI tawarkan adalah mendorong agar produksi yang ada di Solok, Sumatera Barat dan di Bima, NTB untuk bisa di subsidi silangkan ke Jabodetabek, sehingga pasokan relatif melimpah di pasar.

"Jika itu bisa dilakukan maka kami meyakini harga akan terdorong turun," pungkasnya.

 

Harga Bawang Merah Mahal, Pemerintah Harus Apa?

PSBB, Bawang Merah Merangkak Naik
Aktivitas pedagang merapikan bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Rabu (17/6/2020). Penerapan PSBB yang diberlakukan sejak April-Juni 2020 menyebabkan harga bawang merah merangkak naik Rp 45 ribu-Rp60 ribu per kilogram akibat kelangkaan di daerah pemasok. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sebelumnya, Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri melaporkan harga bawang merah di wilayah Jabodetabek naik menjadi Rp80.000 per kilogram (kg). Kenaikan harga bawang merah ini mencapai 100 persen dibandingkan harga normal.

"Harga bawang merah sudah tembus di angka Rp 80.000 per kilo, yang artinya dua kali lipat dari harga normal serta kenaikannya mencapai 100 persen," kata Abdullah dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (24/4/2024).

Abdullah menyebut, kenaikan harga bawang merah hingga mencapai Rp80.000 per kilogram tersebut akibat curah hujan tinggi. Faktor cuaca ini berdampak langsung terhadap turunnya produksi bawang di sejumlah daerah penghasil.

"Menurut informasi dari Ikappi di daerah ada beberapa kegagalan panen di beberapa wilayah produksi penghasil bawang. Sehingga mempengaruhi produksi secara nasional," bebernya.

Paling Banyak Dipasok BrebesDia menyebut, saat ini  wilayah penghasil bawang merah terbesar berasal dari  Brebes, Jawa Tengah. Disusul Demak, Nganjuk Jawa Timur, Bima, Solok, dan beberapa daerah di Jawa Barat.

"(Untuk) pemasok dari Jabodetabek biasanya memasok dari wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur, yaitu Brebes, Demak, Grobogan, Pati, Nganjuk dan beberapa daerah lainnya," urainya.

Atas kenaikan harga tersebut, Ikappi meminta pemerintah agar memperhatikan distribusi bawang merah percepatan ke wilayah-wilayah yang kebutuhannya cukup besar. Misalnya daerah Jabodetabek dan sekitarnya.

"Opsi berikutnya yang kami tawarkan adalah mendorong agar produksi yang ada di Solok, Sumatera Barat dan di Bima, NTB untuk bisa di subsidi silangkan ke Jabodetabek. sehingga pasokan relatif melimpah di pasar," bebernya.

 

Mendag Ramal Harga Bawang Merah Mulai Normal Pekan Ini

Bawang Merah Brebes
Ciri yang dimiliki bawang merah Brebes bisa dilihat dari sisi keawetannya. Bawang merah Brebes memiliki bentuk lebih kering dan tahan busuk. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya diberitakan, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyebut harga bawang merah akan kembali normal pada pekan ini. Harga bawang merah diketahui tengah melambung pasca lebaran 2024.

Mendag Zulkifli mencatat kenaikan harga bawang merah karena pasokan yang minim di pasaran. Sama halnya dengan pasokan dari sentra-sentra produksi di beberapa titik, seperti Brebes, Jawa Tengah.

"Itu kan yang dagang enggak ada. Ayam juga naik kemarin sempat, karena enggak ada yang jualan, orang Lebaran kan. Saya kira minggu ini sudah aman," kata Mendag Zulkifli di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (24/4/2024).

Mengutip Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga rata-rata bawang merah nasional berada di Rp 53.130 per kilogram. Namun di beberapa titik ada yang dijual hingga Rp 80.000 per kilogram.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Isy Karim mengatakan pasokan bawang merah dari Brebes, Jawa Tengah mengalami gangguan imbas banjir. Alhasil, terjadi gagal panen yang menurunkan produksi.

Dia melihat peluang pemenuhan stok dari sentra produksi lainnya seperti Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Namun, proses stabilisasi pasokan nantinya akan dilakukan oleh Badan Pangan Nasional.

"bawang merah karena ada banjir di Brebes pasokannya berkurang mudah-mudahan setelah panen (pasokan kembali normal)," kata dia.

"Sekarang kita lagi lihat di Bima di NTB seperti apa. Kebijakan kan di Bapanas ya. Sumber bawang merah kan ada di Bima juga bukan hanya di Brebes," imbuhnya.

 Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

 

Kunjungi Pasar, Jokowi Sebut Harga Bawang Merah hingga Beras Stabil di Mamasa

Bawang Merah Brebes
Tanaman bawang ini tidak tidak cukup mendapatkan air sehingga tidak bisa tumbuh subur karena hujan jarang terjadi. Sebagian tanaman bawang itu bahkan mati atau gagal panen. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

 Sebelumnya, saat mengunjungi pasar tradisional di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersyukur harga sejumlah komoditas bahan pokok cukup baik.

Pada kunjungan di pasar dekat taman kota di Kabupaten Mamasa tersebut, Presiden Jokowi melihat harga sejumlah komoditas di Mamasa cukup stabil. Jokowi bersyukur harga sejumlah komoditas bahan pokok di Kabupaten Mamasa cukup stabil.

"Dibandingkan dengan di daerah lainnya, harga bawang merah cabai merah keriting dan beras lokal di Kabupaten Mamasa cukup baik,” kata Jokowi seperti dikutip dari Antara, Selasa (23/4/2024).

Dalam kunjungan tersebut, Presiden Jokowi didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

Setelah mengunjungi pasar tradisional, Presiden Jokowi bersama rombongan kemudian mengunjungi RSUD Kondosapata Mamasa.

Penjabat Bupati Mamasa Muhammad Zain menuturkan, kedatangan Presiden Jokowi dan rombongan di Kabupaten Mamasa menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat daerah itu. Pada kunjungannya di Kabupaten Mamasa tersebut, ribuan warga memadati sepanjang jalan yang dilalui rombongan Presiden Jokowi.

Sebelum berkunjung di Kabupaten Mamasa, Jokowi melakukan peresmian 147 bangunan yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi akibat gempa bumi bermagnitudo 6,2 yang melanda wilayah Kabupaten Mamuju dan Majene pada 15 Januari 2021. Ke-147 bangunan tersebut, terdiri atas 47 bangunan perkantoran, 29 fasilitas kesehatan, 43 fasilitas pendidikan, masing-masing satu gedung peribadatan dan fasilitas olahraga, tujuh rumah susun, dua rumah adat serta 17 sarana air minum.

 

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya