KB Bank Incar Pembiayaan 5.000 Kebun Tebu

KB Bank berupaya memberikan dukungan keuangan yang cepat dan lancar kepada para petani yang berada di luar jangkauan layanan keuangan, mulai dari dukungan keuangan untuk pertanian tebu hingga ekspansi ke sektor lain.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 16 Mei 2024, 17:45 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2024, 17:45 WIB
KB Bank, PT Pabrik Gula Rajawali II (Rajawali II), dan PT Mata Langit Solusindo (MATA) menandatangani kerja sama pemberdayaan pertanian tebu Indonesia.(Natasha/Liputan6.com)
KB Bank, PT Pabrik Gula Rajawali II (Rajawali II), dan PT Mata Langit Solusindo (MATA) menandatangani kerja sama pemberdayaan pertanian tebu Indonesia.(Natasha/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - KB Bank, PT Pabrik Gula Rajawali II (Rajawali II), dan PT Mata Langit Solusindo (MATA) meresmikan kesepakatan kerja sama pemberdayaan pertanian tebu Indonesia. Penandatanganan kerja sama ketiga phak ini dilaksanakan di Kedutaan Besar Korea Selatan di Jakarta, pada Kamis (16/5/2024).

Dalam kemitraan ini, KB Bank hadir dalam memberikan fasilitas pembiayaan kredit kepada para petani tebu. Melalui perjanjian kerja sama strategis yang ditandatangani antara Rajawali II dan MATA, KB Bank berkomitmen untuk memberikan pembiayaan yang berkualitas.

Dukungan keuangan ini ditargetkan kepada lebih dari 5.000 kebun tebu yang merupakan bagian dari Rajawali II dengan menggunakan teknologi keuangan canggih KB.

Sementara itu, MATA akan menyediakan solusi data yang memungkinkan pemantauan kondisi cuaca, kelembaban tanah, jumlah pupuk, dan kesehatan tebu dengan menggunakan teknologi satelit. Selain itu, MATA juga akan memberikan perkiraan produksi tebu enam bulan sebelum panen.

CEO KB Bank Tom (Woo Yeol) Lee menjelaskan, dalam kesepakatan ini, KB Bank akan bekerja sama secara aktif dengan teknologi keuangan terdepan dan teknologi pertanian terdepan MATA untuk membangun ekosistem keuangan yang dioptimalkan untuk kebun tebu dan perusahaan produksi gula di Indonesia.

"Kami berkomitmen untuk bekerja sama secara aktif dengan pemerintah Indonesia dalam mencapai tujuan utama mereka untuk meningkatkan produksi gula dan stabilisasi harga." kata dia, Kamis (16/5/2024).

Dia menambahkan, KB Bank akan terus berupaya memberikan dukungan keuangan yang cepat dan lancar kepada para petani yang berada di luar jangkauan layanan keuangan, mulai dari dukungan keuangan untuk pertanian tebu hingga ekspansi ke sektor lain seperti beras, jagung, dan minyak sawit, untuk mendukung pembangunan masyarakat lokal dan pertumbuhan berkelanjutan di sektor pertanian Indonesia.

KB Bank Dukung Swasembada Gula Indonesia

Geliat Petani Tebu di Tengah Ekspansi Gula Impor
Aktivitas petani tebu di Desa Betet, Jatim September lalu. Rembesan gula rafinasi tahun 2018 sebesar 800 ribu ton, produksi gula konsumsi tahun 2018 sebesar 2,1 juta ton, impor gula konsumsi tahun 2018 sebanyak 1,2 juta ton. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

KB Bank berharap, kerja sama ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam mencapai tujuan swasembada gula nasional.

Saya sangat mengapresiasi langkah strategis ini sebagai langkah nyata dukungan Korea Selatan terhadap perkembangan sektor pertanian Indonesia. Saya yakin dengan sinergi dan kolaborasi yang kuat kerja sama ini akan memberikan manfaat yang signifikan bagi kedua negara," "tutur Direktur Badan Pangan Nasional Indonesia, Arief Prasetyo Adi.

Turut hadir dalam penandatanganan tersebut, Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Lee Sang-deok, Direktur Badan Pangan Nasional Indonesia, Arief Prasetyo Adi, CEO KB Bank Tom (Woo Yeol) Lee, CEO ID Food Frans Marganda Tambunan, CEO Rajawali II Ardian Wijanarko, dan CEO MATA Hadi Kurnia.

Dalam mengatasi kekurangan produksi gula dalam negeri, Indonesia saat ini masih bergantung pada impor gula dari negara-negara seperti Thailand, India, dan Australia. Namun, tren penurunan kuota ekspor dari negara-negara utama ini akibat konflik di Timur Tengah dan fenomena El Niño, serta kenaikan harga gula global, telah menyulitkan upaya pemerintah dalam memastikan pasokan gula yang memadai.

Adapun perhatian pada upaya pengurangan emisi karbon selama produksi tebu, yang diyakini memiliki dampak lebih besar daripada tanaman lain.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya