KemenkopUKM Ingin Indonesia Gandeng Perusahaan Rintisan Belanda

MenkopUKM Teten Masduki juga mengapresiasi kontribusi dan komitmen Rabo Foundation dalam mendukung perkembangan UMKM pertanian di Indonesia

oleh Tira Santia diperbarui 30 Mei 2024, 10:15 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2024, 10:15 WIB
KemenkopUKM Ingin Indonesia  Gandeng Perusahaan Rintisan Belanda
MenKopUKM Teten Masduki melakukan pertemuan dengan Rabo Foundation, di Utrecht, Belanda, Kamis (30/5/2024). (Foto: Kementerian Koperasi dan UKM)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) mendorong perusahaan rintisan di Indonesia untuk dapat bekerja sama dengan perusahaan rintisan di Belanda. KemenKopUKM mewadahi dan menjadi rumah bagi 500 startups dari total 2.560 startups yang ada di Indonesia.

"Kerja sama dengan PUM Belanda terimplementasikan dalam bidang inkubasi. Saya berharap dapat bersinergi dengan Rabo Foundation, khususnya dalam peningkatan kapasitas UMKM melalui sistem pembiayaan yang berkelanjutan,” kata MenKopUKM Teten Masduki seusai melakukan pertemuan dengan Rabo Foundation, di Utrecht, Belanda, Kamis (30/5/2024).

Dalam kesempatan tersebut, Teten Masduki juga mengapresiasi kontribusi dan komitmen Rabo Foundation dalam mendukung perkembangan UMKM pertanian di Indonesia, khususnya melalui peningkatan akses terhadap pembiayaan yang berkelanjutan.

"Indonesia dan Belanda sudah seharusnya mempunyai hubungan yang sangat dekat. Salah satu kesamaan yang ada pada kedua negara adalah keunggulan kompetitif pada sektor pertanian," ujar dia.

Menteri Teten meyakini, kerja sama investasi di sektor pertanian dapat memberikan manfaat bagi kedua negara. Bagi Indonesia, hal ini akan menjadi transfer pengetahuan mengenai teknologi terbaru di bidang agri-tech. Ia mengatakan, pendampingan di sektor hulu-hilir yang kemudian dikombinasikan dengan kemudahan akses ke institusi pembiayaan, telah terbukti mempunyai tingkat keberhasilan yang tinggi.

"Saya juga memberikan contoh, Koperasi Pondok Pesantren Al Ittifaq di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, yang berhasil memenuhi standar kualitas dan kuantitas produk holtikultura untuk masuk ke salah satu jaringan supermarket terbesar di Indonesia, yaitu Superindo," ujarnya.

Menkop Teten menambahkan, Superindo mayoritas sahamnya dimiliki oleh Albert Heijn, yang merupakan jaringan supermarket terbesar di Belanda.

 

Penuhi Standar Internasional

UMKM Diajak Manfaatkan Fasilitas GSP Ekspor Produk ke AS
Pekerja membuat mebel di kawasan Tangerang, Selasa (3/11/2020). Generalized System of Preference (GSP) atau fasilitas perdagangan berupa pembebasan tarif bea masuk memungkinkan produk UMKM lebih banyak diekspor ke Amerika Serikat. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Untuk itu, keberhasilan Al Ittifaq untuk bisa memenuhi standar internasional dari sisi proses produksi, pascapanen sampai dengan masuk ke jaringan retail Superindo di bawah jaringan Albert Heijn, menjadi bukti nyata bahwa produk lokal Indonesia sudah mampu memenuhi kualitas yang diminta pasar dunia.

"Ini adalah keberhasilan kolektif, irisan antara produk unggulan, metode standar dunia, pembiayaan berkelanjutan, dan peralatan berteknologi,” kata Menteri Teten.

MenKopUKM juga mengucapkan selamat kepada Rabo Foundation karena sukses mencapai perjalanan hingga 50 tahun. Pihaknya juga berterima kasih kepada yayasan tersebut karena sudah membuka ruang untuk berdiskusi. “Semoga hal ini bisa menghasilkan inovasi bersejarah bagi hubungan kerja sama Indonesia dan Belanda, terutama dalam bidang pembiayaan sektor pertanian di Indonesia,” pungkas Teten.

 

Kementerian Koperasi Indonesia dan Timor Leste Sepakat Kembangkan Kapasitas Koperasi hingga UMKM

Kerja sama KemenkKopUMKM dan Kementerian Koperasi Republik Demokratik Timor Leste. (Foto: Istimewa)
Kerja sama KemenkKopUMKM dan Kementerian Koperasi Republik Demokratik Timor Leste. (Foto: Istimewa)

Sebelumnya, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) bersama Kementerian Koperasi Republik Demokratik Timor-Leste/Secretary of State for Cooperatives (SECoop) from Timor-Leste sepakat bekerja sama dalam pengembangan kapasitas koperasi dan UMKM.

Kerja sama KemenkKopUMKM dan Kementerian Koperasi Republik Demokratik Timor Leste dituangkan dalam Memorandum of Understanding (MoU) terkait pengembangan kapasitas koperasi dan UMKM antara kedua negara yang ditandatangani di Jakarta, Selasa (20/2/2024).

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menjelaskan, tujuan dari MoU tersebut agar kedua negara dapat bertukar pengalaman dan bekerja sama dalam pengembangan ekonomi kerakyatan khususnya koperasi dan UMKM. Sekarang ini dalam perkembangan ekonomi global pertumbuhan ekonomi tidak lagi di satu negara tetapi kawasan.

"Kami berkepentingan dengan Timor Leste untuk tumbuh bersama. Karena kita punya kekuatan di sektor agriculture dan aquaculture.” kata MenKopUKM Teten Masduki setelah menandatangani Memorandum Saling Pengertian/Memorandum of Understanding (MoU) KemenKopUKM dengan Kementerian Koperasi Republik Demokratik Timor-Leste tentang Pengembangan Kapasitas Koperasi dan (UMKM).

Ia menjelaskan, lingkup kerja sama MoU ini mencakup kesepakatan kedua negara untuk secara bersama-sama mengembangkan capacity building, kemitraan antar koperasi, feasibility study terkait pengembangan potensi bisnis koperasi dan UKM, pelatihan dan exchange visit, serta penguatan program UKM dan koperasi melalui kerja sama regional. 

Teten optimistis kerja sama ini akan membuka kesempatan luas bagi koperasi dan UMKM di kedua negara untuk saling belajar, saling bertukar informasi dan dapat berkembang lebih baik lagi. 

"Kita belajar bersama-sama, learning together, growing together. Sehingga nanti kerja sama ini semakin mempererat hubungan kedua negara,” ujarnya.

 

Lakukan Evaluasi

Kerja sama KemenkKopUMKM dan Kementerian Koperasi Republik Demokratik Timor Leste. (Foto: Istimewa)
Kerja sama KemenkKopUMKM dan Kementerian Koperasi Republik Demokratik Timor Leste. (Foto: Istimewa)

Ke depan, Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Timor Leste diharapkan secara bersama-sama dapat melakukan evaluasi pada sektor tertentu yang dapat dikembangkan oleh koperasi dan UKM, yang akan semakin memperkuat kerja sama kedua negara.

Di sisi lain, KemenKopUKM terus memperkuat ekosistem koperasi melalui berbagai upaya. Di antaranya penguatan regulasi, penguatan digitalisasi koperasi, dan menghubungkan koperasi dengan rantai pasok agar koperasi dapat masuk pada pasar regional dan global.

"Saya berharap MoU ini dapat terlaksana dengan baik dan seluruh pihak dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan baik pula dan apabila  berhasil dapat di lanjutkan untuk periode MoU selanjutnya,” kata Teten.

MoU tersebut merupakan upaya tindak lanjut dalam pertemuan sebelumnya antara Indonesia dan Timor-Leste dalam IB Summit KTT-ASEAN pada Agustus 2023.

Senada dengan hal tersebut, Secretary of State for Cooperatives of the Democratic Republic of Timor-Leste Arsénio Pereira da Silva mengatakan, pasca-pertemuan bilateral bisnis forum di IB Summit KTT-ASEAN, maka kali ini baru direalisasikan untuk menjalin kerja sama dengan Pemerintah Indonesia.

"Khususnya terkait bagaimana kedua negara, terutama membangun koperasi untuk bisa saling melengkapi. Saling belajar bersama agar bisa tumbuh dan kuat bersama di satu kawasan (ASEAN),” ujar Arsénio.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya