Gaji Gede dan Hidup Nyaman, Ini Alasan Orang Indonesia Kerja di Luar Negeri

Jepang dan Jerman merupakan dua negara maju yang menjadi destinasi favorit, terutama karena menawarkan gaji bulanan yang mencapai Rp 20 juta hingga Rp 30 juta.

oleh Arthur Gideon diperbarui 16 Jun 2024, 07:00 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2024, 07:00 WIB
Intalenta
Intalenta hadir sebagai jembatan antara calon pekerja dari Indonesia dengan perusahaan di luar negeri. (Foto: Dok.)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah orang bermimpi untuk bisa bekerja di luar negeri. Manapun negaranya tetapi bekerja di luar negeri merupakan mimpi banyak orang Indonesia.Selain memberikan prospek karier dan pendapatan bulanan yang besar, peluang kerjanya pun masih terbuka lebar.

Kebutuhan akan SDM dengan kemampuan khusus dan keseriusan mengembangkan bidang tertentu, mendorong beberapa negara menciptakan program penyerapan tenaga kerja, yang sekaligus jalan untuk masyarakat dapat bekerja di luar negeri.

Dikutip dari keterangan tertulis startup edutech Indonesia Schoters, Minggu (16/6/2024), survei Komisi Eropa di akhir 2022 menunjukkan negara Jerman saat ini mengalami kekurangan tenaga kerja usia produktif hingga mencapai 380 ribu per tahun.

Sementara itu, laporan dari Teikoku Databank di tahun 2023 mengatakan bahwa lebih dari 260 perusahaan di Jepang terpaksa gulung tikar karena kekurangan tenaga kerja. Kejadian-kejadian seperti itu saat ini terjadi cukup masif terutama di negara-negara maju di Asia, Eropa, maupun Amerika.

Berbekal peluang tersebut, minat masyarakat Indonesia untuk bekerja di luar negeri kini terus meningkat. Di tahun 2023, penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) mencapai lebih dari 274 ribu pekerja, atau tumbuh sekitar 40%.

Jepang dan Jerman merupakan dua negara maju yang menjadi destinasi favorit, terutama karena menawarkan gaji bulanan yang mencapai 20-30 juta rupiah.

Bidang pekerjaannya pun cukup beragam. PMI biasanya mengambil bidang-bidang yang memang sedang mengalami kekurangan tenaga kerja paling signifikan, misalnya di bidang pertanian, perawat, otomotif, perhotelan, hingga restoran. Yang menarik, banyak lowongan yang bahkan hanya mensyaratkan lulusan setara SMA, sehingga menjadi daya tarik yang cukup tinggi bagi banyak masyarakat Indonesia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Program Khusus Rekrutmen Tenaga Kerja di Jepang dan Jerman

Jepang Cabut Pembatasan Wisatawan, Turis Asing Kembali Kunjungi Distrik Asakusa Tokyo
Turis asing beristirahat sambil menikmati es krim saat mereka mengunjungi distrik hiburan Asakusa, Tokyo, Jepang, Senin (17/10/2022). Pembukaan kembali wisatawan asing untuk memperbaiki kembali kegiatan industri pariwisata, sosial ekonomi Jepang dan menghidupkan kembali permintaan yang terdampak pandemi dan merevitalisasi daerah-daerah. (AP Photo/Hiro Komae)

Jepang dan Jerman menawarkan program rekrutmen tenaga kerja dari luar negeri yang diberikan visa khusus dari pemerintahnya. Program tersebut adalah Tokutei Ginou di Jepang dan Ausbildung di Jerman.

Bedanya, Tokutei Ginou dari Jepang adalah program visa untuk pekerja dengan keterampilan khusus, atau Specified Skilled Workers (SSW). Sementara, Ausbildung milik Jerman adalah program yang memberikan pendidikan teori dan praktik yang diperuntukkan bagi entry-level-employee. Keduanya dapat diikuti oleh lulusan SMA/K dan perguruan tinggi dari berbagai jurusan, bahkan untuk yang belum memiliki pengalaman kerja sama sekali.

Tokutei Ginou mengharuskan calon pekerja migran memiliki kemampuan bahasa Jepang setidaknya tingkat N4 dari Japanese Language Proficiency Test (JLPT), atau Japan Foundation Test (JFT) A2. Karena diperuntukkan bagi mereka yang memiliki pengalaman kerja, calon peserta Tokutei Ginou harus melewati ujian keterampilan yang disebut Specified Skilled Worker (SSW) di beberapa jurusan tertentu.

 


Ausbildung

FOTO: Kilau Festival Cahaya Kota Berlin
Gerbang Brandenburg diterangi pada malam pembukaan resmi Festival Cahaya di Berlin, Jerman, Kamis (2/9/2021). Festival Cahaya ini berlangsung dari 3 - 12 September 2021. (AP Photo/Michael Sohn)

Untuk program Ausbildung, calon pekerja harus mengantongi sertifikat bahasa Jerman minimal tingkat B1 atau B2 dari lembaga, misalnya Goethe-Institut.

Tokutei Ginou dan Ausbildung berbeda dari program magang umum, dengan durasi lebih panjang dan jenjang karir yang lebih jelas. Tokutei Ginou sendiri memberikan durasi kontrak kerja selama 5 tahun, lalu dilanjutkan dengan Tokutei Ginou 2 tanpa batasan tahun kerja.

Ketika pegawai ada di tahap ini, mereka diperkenankan membawa keluarga tinggal di Jepang dengan memenuhi syarat yang berlaku.

Ausbildung sendiri memberikan program intensif selama 3 tahun dan memberikan sertifikat keahlian pada peserta. Banyak alumni Ausbildung yang akhirnya diterima kerja di perusahaan di Jerman karena dianggap sudah memiliki keterampilan yang mumpuni dan kemampuan bahasa Jerman yang terampil.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya