Arahan Erick Thohir: Djakarta Lloyd Harus Sehat!

Dalam menghadapi PKPU, Djakarta Lloyd punya utang sekitar Rp 750 miliar kepada 162 kreditur.

oleh Arief Rahman H diperbarui 28 Jun 2024, 09:30 WIB
Diterbitkan 28 Jun 2024, 09:30 WIB
Konferensi Pers Erick Thohir Mengenai Piala Dunia U-17 2023
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir memberikan keterangan kepada media saat konferensi pers mengenai Piala Dunia U-17 2023 di Menara Danareksa, Jakarta, Sabtu (24/06/2023). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama PT Djakarta Lloyd (Persero), Achmad Agung mengungkapkan arahan khusus yang diberikan Kementerian BUMN kepada perusahaannya. Utamanya adalah menyehatkan kondisi Djakarta Lloyd.

Memang, Djakarta Lloyd saat ini berada dalam kelolaan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) sebagai 'pasien'. Perusahaan pelat merah itu pun saat ini tengah menimbang-nimbang nasib dari gugatan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).

"Yang pertama dia harus sehat dulu. Makanya kedepannya arahan dari Kementerian BUMN dan juga dari PPA sebagai kuasa pemegang saham pemerintah yaa itu kita harus melanjutkan langkah-langkah restrukturisasi kami supaya benar-benar dalam keadaan yang sehat," ujar Agung, ditemui di Menara Danareksa, Jakarta, dikutip Jumat (28/6/2024).

Dalam menghadapi PKPU, Djakarta Lloyd punya utang sekitar Rp 750 miliar kepada 162 kreditur. Aset perusahaan sendiri ada Rp 791,8 miliar. Serta, proposal perdamaian dalam rangka restrukturisasi sudah menunjukkan tren kesepakatan.

Agung menegaskan, perintah Erick Thohir, urgensi Djakarta Lloyd harus diselamatkan. Bahkan, dia mengibaratkan perusahaannya seperti Garuda Indonesia di sektor pelayaran, karena menyandang sebagai national flag carrier.

"Jadi perlu dipahami bahwa Djakarta Lloyd itu semacam 'Garuda'-nya laut, jadi Djakarta Lloyd itu flag carrier sebenarnya, dan ya tentunya karena dia menyandang merah putih, gak sekadar value creation tapi dia juga harus menyandang agen pembangunan yang paling penting," ujar Agung.

"Jadi istilahnya dengan menyandang dua itu juga tentunya dia harus hadir sebagai BUMN atau korporasi yang sehat. Kalau gak sehat gak akan mungkin bisa menyandang beban atau tugas seperti itu," sambungnya.

 

Djakarta Lloyd BUMN Apa?

Setelah Mati Suri 15 Tahun, Djakarta Lloyd Mampu Bangkit
Dalam menghadapi PKPU, Djakarta Lloyd punya utang sekitar Rp 750 miliar kepada 162 kreditur.

Lebih lanjut, Agung menegaskan soal tugas yang diembankan adalah menumpu rute-rute pelayaran yang dinilai tak ekonomis. Hal seperti ini lazim diberikan oleh negara terhadap BUMN.

"Jadi going concern dari perusahaan ini sehat kedepannya. Kenapa? Karena memang masih dibutuhkan negara, negara kan harus hadir di beberapa segmen yang mungkin swasta gak akan mungkin hadir disitu," kata dia.

Djakarta Lloyd senidiri telah menambah jumlah kelolaan rute tol laut dari Kementerian Perhubungan. Sebelumnya ada 4 rute, kini sudah menjadi 7 rute kelolaan tol laut.

 

Apa Bisnis Djakarta Lloyd?

Kedatangan kapal MV. Noto III telah dipersiapkan oleh tim Keagenan kapal PT Djakarta Lloyd (Persero). (Foto: djakartalloyd.co.id)
Kedatangan kapal MV. Noto III telah dipersiapkan oleh tim Keagenan kapal PT Djakarta Lloyd (Persero). (Foto: djakartalloyd.co.id)

Agung menyebut, rute-rute pelayaran yang bisa jadi peluang bagi Djakarta Lloyd adalah rute di wilayah terluar Indonesia. Masih banyaknya rute yang belum terjangkau, kata dia, menjadikan Djakarta Lloyd perlu tetap eksis.

"Misalkan daerah-daerah terluar, itu kan kalau mereka masuk kan mungkin gak akan untung, ya kan? Makanya negara harus hadir di tempat di daerah terluar, daerah terpencil. Jadi ya, intinya kedepannya sih going concern DL masih dibutuhkan makanya DL harus bisa, harus mampu menyehatkan dirinya sendiri," jelas Agung.

"Bukan berarti harus nyusu terus istilahnya minta ini minta itu, enggak. Tapi dia harus bisa berdiri di kaki sendiri, sustain sebagai perusahaan sehat dan bisa mengemban dua amanah besar itu tadi," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya