Kereta Cepat Whoosh Cetak Rekor, Tembus 22.249 Penumpang Harian

Secara bertahap rata-rata penumpang harian Kereta Cepat Whoosh Juga bertambah. Pada Juni, rata-rata jumlah penumpang Whoosh per hari mencapai 17,2 ribu penumpang.

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 29 Jun 2024, 12:40 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2024, 12:40 WIB
Tampilan Kereta Cepat 'Whoosh'
Kereta cepat Jakarta-Bandung yang diberi nama 'Whoosh' terlihat setelah peresmiannya di stasiun Halim, Jakarta, 2 Oktober 2023. (Yasuyoshi CHIBA/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Kereta Cepat Whoosh mencatat jumlah penumpang harian tertinggi selama beroperasi. Jumlahnya tercatat sebanyak 22.249 orang yang naik Whoosh pada 27 Juni 2024.

GM Corporate Secretary Kereta Cepat Indonesia China, Eva Chairunisa menerangkan, sebanyak 11.482 penumpang berangkat dari Stasiun Halim, 8.123 penumpang dari Stasiun Padalarang, dan 2.644 penumpang dari Stasiun Tegalluar.

"Saat ini rata-rata harian volume penumpang Kereta Cepat Whoosh mencapai 17 ribu perhari," ujar Eva dalam keterangannya, Sabtu (29/6/2024).

Adapun kenaikan volume pada akhir pekan ini juga dipengaruhi dengan adanya momen libur sekolah yang saat ini sudah mulai berlangsung. Banyak penumpang keluarga yang menggunakan Whoosh untuk berlibur di Jakarta maupun di Bandung.

"KCIC berterima kasih kepada seluruh masyarakat yang sudah menggunakan Whoosh. Sejak dioperasikan secara komersial pada 17 Oktober 2023, Whoosh telah melayani sebanyak 3,5 juta penumpang. Angka ini menunjukan kepercayaan masyarakat yang baik menjadikan whoosh sebagai moda pilihan. Hal tersebut akan terus kami jaga untuk meningkatkan pelayanan Whoosh baik di Stasiun dan perjalanan," tutur Eva.

Secara bertahap rata-rata penumpang harian Whoosh Juga bertambah. Pada Juni, rata-rata jumlah penumpang Whoosh per hari mencapai 17,2 ribu penumpang. Jumlah ini meningkat 3 persen jika dibandingkan rata-rata harian penumpang selama Mei 2024 sebanyak 16,7 ribu atau meningkat 26 persen jika dibandingkan April sebanyak 13,6 ribu penumpang per hari.

Eva menjelaskan, peningkatan ini juga didukung melalui penambahan perjalanan Whoosh Secara bertahap. Mulai dari 14 perjalanan, 28 perjalanan, 36 perjalanan, 40 perjalanan, hingga 48 perjalanan perhari sejak Desember 2023.

"Perjalanan yang singkat, nyaman, serta memiliki ketepatan waktu yang tinggi menjadi nilai tambah kenapa masyarakat memilih Whoosh," ujar Eva.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Integrasi Layanan

Tampilan Kereta Cepat 'Whoosh'
Kereta cepat Jakarta-Bandung yang diberi nama 'Whoosh' terlihat setelah peresmiannya di stasiun Halim, Jakarta, pada tanggal 2 Oktober 2023. (Yasuyoshi CHIBA/AFP)

Inovasi seperti batal dan ubah jadwal secara online, penerapan tarif dinamis, layanan pemesanan rombongan, Frequent Whooser Card, Contact Center yang dapat diandalkan, kerjasama destinasi wisata, integrasi antarmoda menjadi faktor-faktor penting yang mempengaruhi peningkatan jumlah penumpang Whoosh secara bertahap.

"KCIC akan terus berkolaborasi dengan seluruh stakeholder untuk menghadirkan inovasi dan peningkatan layanan. Harapannya, akan semakin banyak masyarakat yang akan beralih dari transportasi pribadi ke transportasi publik yang ramah lingkungan." tutup Eva.

Bagi masyarakat yang ingin mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai fasilitas, dan promo Whoosh, silakan menghubungi Customer Service di Stasiun atau Contact Center KCIC melalui ke 150909, WhatsApp chat ke 0815-1032-0909, email ke cs@kcic.co.id, serta ⁠Instagram reply dan DM ke @keretacepat_id.


Menjajal Kereta Cepat Woosh, Sudah Ramah Disabilitas atau Belum?

woosh
Direktur Bandung Independent Living Center (BILiC) Zulhamka Julianto Kadir bagikan pengalaman menaiki kereta cepat Woosh, sudah ramah disabilitas meski masih ada catatan. Foto: Dok. pribadi.

Sebelumnya, transportasi yang ramah disabilitas adalah impian bagi para difabel. Salah satu moda transportasi baru yang ada di Indonesia adalah Woosh.

Kereta cepat ini diresmikan pada 2 Oktober 2023 oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Setelah kurang lebih sembilan bulan beroperasi, Direktur Bandung Independent Living Center (BILiC) Zulhamka Julianto Kadir akhirnya berkesempatan untuk mencoba alat transportasi tersebut.

Pria pengguna kursi roda itu berbagi pengalaman menggunakan kereta cepat Woosh mulai dari pemesanan tiket di Stasiun Tegalluar, Bandung.

“Pemesanan tiket di loket sangat ramah, saya sengaja tidak membeli secara online karena ingin tahu bagaimana pelayanannya,” kata Zulhamka yang mencoba menggunakan Woosh pada Senin, 24 Juni 2024.

Tak hanya dilayani secara ramah, pria yang akrab disapa Anto juga mengatakan bahwa petugas loket memilihkan tempat duduk yang dekat dengan pintu untuk memudahkan mobilitas.

Dilihat dari sarana prasarana gedung, lanjut Anto, stasiun Woosh sudah terbilang mudah diakses karena tersedia ramp atau bidang miring yang mudah digunakan oleh pengguna kursi roda.

“Hampir sama dengan di Australia, tidak lebih dari 7 derajat (kemiringannya) dan sangat luas. Tersedia juga guiding block untuk disabilitas netra, kemudian informasi suara dan tulisan untuk memudahkan teman-teman Tuli dan netra,” paparnya.


Dibantu Petugas yang Ramah

disabilitas
Direktur Bandung Independent Living Center (BILiC) Zulhamka Julianto Kadir bagikan pengalaman menaiki kereta cepat Woosh, sudah ramah disabilitas meski masih ada catatan. Foto: Dok. pribadi.

Usai melakukan pemesanan, Anto yang saat itu didampingi sang istri dibantu petugas untuk menggunakan lift prioritas. Lagi-lagi, Anto memuji para petugas yang melakukan pekerjaannya dengan ramah.

“Guiding block juga memandu disabilitas netra sampai ke lift dan sampai ke tempat check in. Saat check in, kita dibantu dan dilayani petugas yang sudah sangat peka dan sigap mendatangi penyandang disabilitas khususnya pengguna kursi roda.”

“Ketika saya menunggu di ruang tunggu ada kursi prioritas untuk penyandang disabilitas, lansia, dan sebagainya. Ada juga toilet ramah disabilitas,” jelas Anto. 


Dibantu hingga Duduk di Kursi Kereta

woosh
Direktur Bandung Independent Living Center (BILiC) Zulhamka Julianto Kadir bagikan pengalaman menaiki kereta cepat Woosh, sudah ramah disabilitas meski masih ada catatan. Foto: Dok. pribadi.

Saat waktu memasuki kereta tiba, Anto pun kembali dihampiri oleh petugas untuk dibantu naik ke kereta.

“Padahal saya sudah bawa pendamping tapi sengaja ingin melihat seberapa responsif petugasnya. Dan terbukti mereka sudah sangat peka dan cepat mendatangi kami.”

“Saya didorong sampai masuk ke keretanya dan di kereta saya pun dibantu diangkat oleh petugasnya juga. Saya duduk dan kursi roda disimpan di tempat yang aman,” papar Anto.   


Catatan untuk Woosh

Menjajal Kereta Cepat Woosh, Sudah Ramah Disabilitas?
Direktur Bandung Independent Living Center (BILiC) Zulhamka Julianto Kadir bagikan pengalaman menaiki kereta cepat Woosh, sudah ramah disabilitas meski masih ada catatan. Foto: Dok. pribadi.

Meski semua pelayanannya baik, ayah satu anak itu tak memungkiri bahwa masih ada catatan yang dapat menjadi bahan perbaikan bagi Woosh.

“Kekurangannya menurut saya harusnya ada ramp portabel di pintu masuk ke kereta, tapi secara keseluruhan itu sudah ramah disabilitas.”

Kekurangan lainnya adalah ketika ia harus berpindah dari kursi roda ke kursi penumpang. Idealnya, moda transportasi menyediakan tempat khusus untuk pengguna kursi roda sehingga mereka dapat naik Woosh sambil duduk di kursi roda masing-masing.

  

Infografis Intip Biaya Pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Intip Biaya Pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya