Pelindo Bakal Lepas 65% Saham Tol Cibitung-Cilincing

PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo akan melakukan divestasi 65 persen kepemilikan saham di proyek Jalan Tol Cibitung-Cilincing (JTCC). Divestasi ini diproyeksikan bisa mengurangi utang perseroan sekitar Rp 8 triliun pada 2024.

oleh Septian Deny diperbarui 03 Jul 2024, 14:50 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2024, 14:50 WIB
Asap Sisa Kebakaran TPS Ilegal
Foto udara kondisi asap dari sisa kebakaran Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Ilegal di samping Tol Cibitung-Cilincing, Desa Sumber Jaya, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (25/9/2023). (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo akan melakukan divestasi 65 persen kepemilikan saham di proyek Jalan Tol Cibitung-Cilincing (JTCC). Divestasi ini diproyeksikan bisa mengurangi utang perseroan sekitar Rp 8 triliun pada 2024. 

Direktur Utama Pelindo, Arif Suhartono mengatakan proses divestasi ini diharapkan rampung pada tahun ini. 

“Terkait dengan divestasi jalan tol kami yang diharapkan selesai di 2024. Maka akan mengurangi utang sebesar Rp 8 triliun," kata Arif dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (3/7/2024). 

Arif menambahkan setelah merger, sejak 1 Oktober 2021 hingga Juli 2024, perseroan telah melunasi utang sebesar Rp 11 triliun. Adapun utang perseroan pada 2021 mencapai Rp 50,9 triliun. Nilai utang alami penurunan ke Rp 49,87 triliun pada 2023. Adapun untuk 2024 diproyeksikan menurun hingga Rp 41,39 triliun.

Pelindo mulai berinvestasi pada sektor jalan tol sejak 2015. Hal ini dilakukan Pelindo untuk kepentingan pada akses masuk dan keluar kawasan hinterland Pelabuhan Tanjung Priok.

"Kita masuk ke sana untuk memastikan jalan itu jadi, setelah jalan itu jadi, tidak ada niat untuk mempertahankan maka akan kita lepas. Kami harap selesai di 2024 dan saat ini jalan sudah selesai," pungkas Arif.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Nusantara Infrastructure Kelola Tol Trans Jawa

Suasana Arus Balik Lebaran di Gerbang Tol Kalikangkun Semarang
Sejumlah mobil melintas di tol Kalikangkung, Semarang, Minggu (9/6/2019). Volume kendaraan arus balik Lebaran di Tol Trans Jawa dari GT Kalikangkung KM 414 menuju Cikampek KM 70 semakin bertambah. (Liputan6.com/Gholib)

PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) mengumumkan kerja sama investasi atas pengelolaan Jalan Tol Trans Jawa milik anak usaha PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT).

Sekretaris PT Nusantara Infrastructure Tbk, Dahlia Evawani mengatakan pelaksanaan transaksi diharapkan dapat meningkatkan kapasitas portofolio Perseroan di sektor jalan tol serta memberikan kontribusi signifikan terhadap pengembangan infrastruktur nasional.

"Dampak dari transaksi ini tidak hanya akan memperluas portofolio investasi Perseroan, tetapi juga dapat memperkuat sinergi dan kolaborasi badan usaha milik pemerintah dan swasta dalam upaya memberikan layanan terbaik bagi pengguna jalan tol," ungkap Dahlia dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (2/7/2024).

Para investor dan Jasa Marga telah menandatangani Perjanjian Pemegang Saham JTT (PPS JTT) pada 28 Juni 2024 sehubungan dengan pengaturan aspek tata kelola dan kegiatan usaha dari JTT. Adapun para investor yang dimaksud antara lain termasuk entitas asosiasi META, PT Margautama Nusantara (MUN).

Kemudian PT Metro Pacific Tollways Indonesia Services (MPTIS) yang merupakan perusahaan pengendali dari MUN. Serta Warrington Investment Pte Ltd (WIPL), entitas terafiliasi dengan Government of Singapore Investment Corporation Ventures (GIC).

 


Pelaksanaan Transaksi

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendorong percepatan penyelesaian pembangunan proyek Jalan Tol Trans Jawa ruas Pasuruan-Probolinggo (Paspro) (dok: PUPR)
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendorong percepatan penyelesaian pembangunan proyek Jalan Tol Trans Jawa ruas Pasuruan-Probolinggo (Paspro) (dok: PUPR)

"Pelaksanaan Transaksi tidak akan berdampak negatif terhadap kegiatan operasional, hukum dan kondisi keuangan maupun kelangsungan usaha perseroan. Apabila di kemudian hari terdapat tambahan atau perubahan informasi atau fakta material lainnya, maka akan kami sampaikan dalam keterbukaan informasi selanjutnya," imbuh Dahlia.

Sebagai informasi, JTT merupakan perusahaan induk dari para badan usaha jalan tol pemegang konsesi sepanjang 676 KM dari Jalan Tol Trans Jawa.

Jalan tol ini terdiri dari 13 ruas jalan tol yakni:

  • Jakarta–Cikampek,
  • Jakarta-Cikampek II Elevated (dikenal sebagai jalan tol Syekh Mohammed Bin Zayed/MBZ),
  • Palimana–Kanci,
  • Batang–Semarang,
  • Semarang Seksi A, B, C,
  • Semarang–Solo,
  • Solo–Ngawi,
  • Ngawi-Kertosono-Kediri,
  • Surabaya–Mojokerto,
  • Surabaya–Gempol,
  • Gempol–Pasuruan,
  • Gempol–Pandaan, serta
  • Pandaan-Malang.
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya