Liputan6.com, Jakarta Gubernur Federal Reserve Christopher Waller mengungkapkan bahwa penurunan suku bunga akan segera dilakukan selama tidak ada guncangan pada inflasi AS dan lapangan kerja.
“Saya yakin data saat ini konsisten dengan pencapaian soft landing, dan saya akan mencari data selama beberapa bulan ke depan untuk mendukung pandangan ini,” kata Christopher Waller, dikutip dari CNBC International, Kamis (18/7/2024).
Baca Juga
“Jadi, meskipun saya tidak yakin kita telah mencapai tujuan akhir, saya yakin kita semakin dekat dengan waktu memangkas suku bunga kebijakan,” ungkap Waller dalam sambutannya untuk program The Fed di Kansas City.
Sesuai dengan pernyataan dari pembuat kebijakan lainnya, sentimen Waller menunjukkan kemungkinan penurunan suku bunga oleh The Fed ketika Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bertemu akhir bulan ini, namun ada kemungkinan yang lebih kuat untuk penurunan suku bunga bulan September mendatang,
Advertisement
Para gubernur bank sentral kini juga lebih optimis karena data dalam beberapa bulan terakhir yang menunjukkan penurunan inflasi setelah kenaikan yang mengejutkan dalam tiga bulan pertama pada tahun 2024.
Tiga Skenario
Waller membeberkan tiga skenario potensial dalam beberapa hari ke depan terkait suku bunga.
Pertama, di mana data inflasi berubah menjadi lebih positif dan membenarkan penurunan suku bunga dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Skenario kedua, adalah jika data berfluktuasi namun masih menunjukkan moderasi; dan yang ketiga ketika inflasi menjadi lebih tinggi dan memaksa The Fed mengambil kebijakan yang lebih ketat.
Paling Kecil Kemungkinan
Dari ketiga skenario tersebut, ia menganggap skenario ketiga, yakni inflasi yang lebih kuat secara tak terduga, adalah skenario yang paling kecil kemungkinannya.
“Mengingat saya yakin dua skenario pertama memiliki kemungkinan tertinggi untuk terjadi, saya yakin waktu untuk menurunkan suku bunga kebijakan semakin dekat,” jelasnya.
Komentar Waller pada hari Rabu menjadi perhatian khusus karena ia merupakan salah satu anggota FOMC yang lebih hawkish tahun ini, atau mereka yang menganjurkan kebijakan moneter yang lebih ketat karena meningkatnya kekhawatiran bahwa inflasi AS lebih tahan lama dari perkiraan.
Advertisement