Mengunjungi Kawasan Industri Terpadu Batang yang Bakal Diresmikan Jokowi Hari Ini

Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) merupakan kawasan industri di bawah pengelolaan holding BUMN PT Danareksa (Persero). KITB masih merupakan anak usaha dari PT Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW).

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 26 Jul 2024, 11:45 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2024, 11:45 WIB
Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) memiliki luas4.300 hektare. Kawasan ini sudah memiliki sejumlah utilitas seperti pengelolaan air IPA, IPAL, TPST, dan reservoir. (Gagas/Liputan6.com)
Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) memiliki luas4.300 hektare. Kawasan ini sudah memiliki sejumlah utilitas seperti pengelolaan air IPA, IPAL, TPST, dan reservoir. (Gagas/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan meresmikan operasional Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), pada Jumat, 26 Juli 2024. kawasan ini berada di pinggir jalan Trans Jawa.

Corporate Secretary Danareksa Agus Widjaja mengungkapkan, selain meresmikan Kawasan Industri Terpadu Batang, Jokowi juga direncanakan akan melepas ekspor sepatu merek Hokka dan Converse ke Amerika Serikat (AS).

“Salah satu agendanya selain peresmian KITB, ada pelepasan sepatu Hoka dan Converse ke Amerika, kita lihat bagaimana perusahaan itu besar di Vietnam, bisa pindah ke KITB," kata Agus di KITB, Kamis (25/7/2024).

Agus menjelaskan, total luas KITB mencapai 4.300 hektar. Pembangunan kawasan industri ini terbagi menjadi 4 fase. Agus menjelaskan saat ini sudah banyak utilitas terbangun di KITB, seperti Instalasi Pengelolaan Air (IPA), Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL), Reservoir Air Baku Batang, dan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) memiliki luas4.300 hektare. Kawasan ini sudah memiliki sejumlah utilitas seperti pengelolaan air IPA, IPAL, TPST, dan reservoir. (Gagas/Liputan6.com)
Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) memiliki luas4.300 hektare. Kawasan ini sudah memiliki sejumlah utilitas seperti pengelolaan air IPA, IPAL, TPST, dan reservoir. (Gagas/Liputan6.com)

Adapun untuk pembangunan fase pertama sebesar 450 hektar, sedangkan fase kedua sebesar 650 hektar. Agus mengungkapkan pada fase pertama ini, sudah ada 18 Penanam Modal yang didominasi Penanam Modal Asing (PMA) yang masuk ke kawasan industri ini.

Adapun beberapa tenant tersebut antara lain PT KCC Glass Indonesia dari Korea Selatan. Kemudian pabrik perakitan sepatu asal Taiwan yaitu PT Yih Quan Footwear Indonesia, PT Rumah Keramik Indonesia (RKI), dan PT Wavin Indonesia perusahaan asal Belanda yang memproduksi pipa PVC.

“PMA yang masuk ke KITB sudah menyerap sekitar 19.000 tenaga kerja, kalau sudah terbangun semua kurang lebih bisa 200.000 pekerja. Ini akan menggerakkan ekonomi Jawa Tengah secara khusus, dan ekonomi Indonesia pada umumnya," jelas Agus.

KITB merupakan kawasan industri di bawah pengelolaan holding BUMN PT Danareksa (Persero). Awi menjelaskan bahwa saat ini, KITB masih merupakan anak usaha dari PT Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW) yang tak terlepas dari penyertaan modal negara (PMN).


Investor Singapura Tanam Modal Rp 405 Miliar di Kawasan Industri Batang, Garap Apa?

Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang
Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang.

Sebelumnya, PT Kawasan Industri Terpadu Batang (Grand Batang City) kedatangan investor pertamanya di tahun 2024. Sampoerna Kayoe, perusahaan asal Singapura yang bergerak di bidang industri produksi Wood Pellet ini telah menandatangani Perjanjian Pemanfaatan Lahan Tanah Industri (PPTI) dengan PT Kawasan Industri Terpadu Batang.

Sampoerna Kayoe akan menempati lahan seluas 5,2 Ha dengan nilai total investasi mencapai USD 25 juta atau senilai Rp 405 milar (kurs 16.218 per USD).

Langkah Sampoerna Kayoe ini menandakan komitmen kuat mereka untuk berkontribusi dalam pengembangan industri di Indonesia. Investasi ini tidak hanya membuka peluang baru bagi kemajuan ekonomi di Batang, Jawa Tengah, tetapi juga menjadi bukti daya tarik dan potensi besar yang dimiliki oleh Kawasan Industri Terpadu Batang.

"Kami sangat senang dengan keputusan Sampoerna Kayoe untuk berinvestasi di PT Kawasan Industri Terpadu Batang. Ini menunjukkan kepercayaan mereka terhadap potensi industri di daerah kami dan akan memberikan dorongan signifikan bagi pembangunan ekonomi regional," kata Direktur Utama PT Kawasan Industri Terpadu Batang Ngurah Wirawan dikutip Minggu (21/4/2024).

Sampoerna Kayoe, bagian dari PT Sumber Graha Sejahtera, telah menorehkan perjalanan gemilang selama 35 tahun terakhir. Konsep "green product" dan "green process" yang diusung Sampoerna Kayoe menjadi daya tarik utama.

Limbah kayu diolah menjadi wood pellet yang tak hanya bermanfaat, tetapi juga ramah lingkungan. Inovasi ini sejalan dengan visi Grand Batang City untuk mewujudkan kawasan industri yang sustainable.

Wood pellet produksi Sampoerna Kayoe nantinya akan digunakan sebagai bahan bakar biomass power plant (green power plant). Hal ini merupakan langkah nyata Sampoerna Kayoe dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan berkontribusi pada energi terbarukan.

Sampoerna Kayoe memiliki ambisi yang besar, yaitu menembus pasar global dengan target 100% ekspor. Saat ini, produk-produk mereka telah menjangkau berbagai negara, di mana produknya digunakan oleh Biomass Power Plant di Jepang.


Langkah Maju

Kini, Sampoerna Kayoe melangkah lebih maju dengan berinvestasi di Kawasan Industri Terpadu Batang. Langkah strategis ini menandakan era baru bagi Sampoerna Kayoe, di mana mereka siap untuk memperluas jangkauannya dan berkontribusi lebih besar bagi kemajuan industri nasional.

Pendirian pabrik Sampoerna Kayoe di Batang diprediksi akan menyerap tenaga kerja sebanyak 173 orang. Menariknya, 68% di antaranya akan direkrut dari tenaga kerja lokal. Hal ini tentunya menjadi kabar gembira bagi masyarakat Batang, yang akan mendapatkan kesempatan kerja dan meningkatkan taraf hidup.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Sampoerna Kayoe, Johanes Ibrahim Tjendana, menambahkan, "Komitmen kami untuk berinvestasi di Indonesia terus berlanjut, dan kami yakin bahwa kolaborasi dengan PT Kawasan Industri Terpadu Batang akan membawa manfaat besar bagi kedua belah pihak. Kami berharap investasi ini dapat menjadi langkah awal dalam memperkuat industri biomassa di Indonesia dan kontribusi kami dalam mendukung ketahanan energi berkelanjutan."

Kehadiran Sampoerna Kayoe diharapkan dapat membawa dampak positif bagi berbagai pihak, mulai dari menciptakan lapangan pekerjaan baru, orientasi ekspor, hingga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Sinergi antara Sampoerna Kayoe dan Kawasan Industri Terpadu Batang ini patut diapresiasi sebagai langkah maju dalam memajukan industri nasional dan memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya