Pertamina Curhat, Mau Kembangkan Bahan Bakar Hidrogen Tapi Pasar Masih Kecil

Konsumen atau pengguna stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) hidrogen masih sedikit. Salah satu SPBU Hidrogren yang sudah dibangun Pertamina berlokasi di kawasan Daan Mogot, Jakarta.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 08 Agu 2024, 14:00 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2024, 14:00 WIB
PGE
PT Pertamina Power Indonesia (Pertamina NRE) yang merupakan bagian dari PT Pertamina (Persero) dikunjungi oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia sekaligus membawa New Energy and Industrial Technology Development Organization (NEDO) dan Tokyo Electric Power Company Holdings, Incorporated (TEPCO HD) untuk studi bersama pengembangan Hidrogen Hijau pada Minggu (26/02) di Kantor PGE Area Lahendong di Kota Tomohon, Sulawesi Utara. (Dok. Pertamina)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) meminta bantuan pemerintah untuk meningkatkan pasar bahan bakar hidrogen. Langkah yang bisa dijalankan adalah dengan meningkatkan produksi kendaraan berbahan bakar bebas emisi hidrogen.

VP Sustainability Program, Rating & Engage Pertamina Indira Pratyaksa mengatakan, dorongan ini karena jumlah konsumen atau pengguna stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) hidrogen masih sedikit. Salah satu SPBU Hidrogren yang sudah dibangun Pertamina berlokasi di kawasan Daan Mogot, Jakarta.

“Namun konsumen yang ke sana masih 0,0 sekian persen dari seluruh penduduk Jakarta,” ungkap Indira dalam kegiatan Katadata SAFE 2024 di Jakarta, dikutip Kamis (8/8/2024).

Selain itu, Indira juga membeberkan bahwa Indonesia masih memiliki kendala dalam hal keberlanjutan energi.

“Energi baru ini tantangannya pada akses dan harganya yang terjangkau sebelum akhirnya bisa mencapai energy affordability,” jelas dia.

Untuk memperluas keterjangkauan, Indira mengungkapkan, perseroan akan memperbanyak ketersediaan SPBU Hidrogen di lokasi lainnya.

“Kami juga akam memastikan bagaimana konversi dari SPBU eksisting ini juga bisa dilakukan sehingga tidak harus benar-benar baru dibangun di awal tapi yang sudah ada bisa dioptimalkan fasilitasnya,” jelas dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


20% Bus Bakal Berbahan Bakar Hidrogen Mulai 2040

Arus Mudik Lebaran 2022 di Terminal Kampung Rambutan
Penumpang menanti waktu keberangkatan di area Terminal Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) Kampung Rambutan, Jakarta, Sabtu (30/4/2022). Hingga tiga hari jelang (H-3) Lebaran 2022, 1.191 orang pemudik tercatat meninggalkan Terminal Kampung Rambutan. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah) 

Sebelumnya, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengungkap rencana peralihan penggunaan bahan bakar untuk sejumlah jenis kendaraan. Mulai dari bus, angkutan berat atau truk, hingga lokomotif kereta api.

Asisten Deputi Bidang Pengembangan Industri Kemenko Perekonomian, Eko Harjanto, mengatakan pemetaan penggunaan hidrogen sudah dilakukan oleh Kementerian Perhubungan. Misalnya, konversi 20 persen bus untuk menggunakan hidrogen mulai 2040.

"Kementerian Perhubungan telah melakukan pemetaan potensi kebutuhan hidrogen rendah karbon untuk sektor transportasi. Sebagian bus akan beralih ke hidrogen pada tahun 2040 dengan permintaan awal sebesar 6 GWh atau sekitar 0,21 juta ton hidrogen," kata Eko dalam Investrotrust Future Forum, di Jakarta, Kamis (16/5/2024).

"Kemudian penggunaan ini akan berlanjut dan meningkat hingga 20 persen bus menggunakan hidrogen," sambungnya.

Eko mengatakan, selain bus, ada pula rencana untuk adanya konversi bahan bakar di sektor angkutan berat atau truk. Permintaan hidrogen di sektor ini diperkirakan akan mencapai 161 GWh atau 4,88 kilo ton hidrogen di tahun 2040.

Sementara itu, sektor perkeretaapian juga turut terlibat dalam pemanfaatan hidrogen kedepannya. Eko bilang, PT Kereta Api Indonesia (Persero) sudah menyusun rencana peralihan bahan bakar lokomotif kereta.

"PT KAI memiliki rencana pengembangan kereta api untuk mengganti lokomotif dengan kereta rel listrik yang dikombinasikan dengan bahan bakar hidrogen atau baterai," tuturnya.


Peluang Pengembangan Kendaraan Hidrogen

Melihat rencana sektor transportasi tadi, Eko mengungkap adanya peluang untuk pengembangan kendaraan berbasis hidrogen di Indonesia.

"Jadi, berdasarkan pemetaan kemenhub sebenarnya peluang untuk pengembangan kendaraan hidrogen cukup besar," katanya.

Menurutnya, Indonesia memiliki peluang untuk mengembangkan hidrogen dalam mendukung upaya transisi energi dan dekarbonisasi energi global.

"Indonesia memiliki modal kuat pengembangan hidrogen, yaitu potensi sumber daya EBT yang melimpah, komitmen Indonesia dalam mitigasi iklim global dan posisi indonesia sebagai negara kepualuan yang berada di jalur perdagangan internasional," pungkasnya.

Infografis Journal Atasi Polusi Udara Jakarta Harus Gunakan Energi Terbarukan?
Atasi Polusi Udara Jakarta Harus Gunakan Energi Terbarukan?(Triyasni/Liputan6.com)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya