Tekan Konsumsi Batu Bara, PLTU Bekayang Pakai Serbuk Kayu jadi Bahan Bakar

Subholding PLN Energi primer Indonesia (PLN EPI) melakukan uji bakar cofiring biomassa serbuk kayu atau sawdust di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Bengkayang yang dikelola oleh PLN Indonesia Power UBP Singkawang.

oleh Septian Deny diperbarui 30 Agu 2024, 21:40 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2024, 21:40 WIB
PLN Indonesia Power (PLN IP) memanfaatkan Limbah Racik Uang Kertas (LURK) sebagai bahan bakar PLTU Bengkayang, Kalimantan Barat.
PLTU Bengkayang, Kalimantan Barat.

Liputan6.com, Jakarta Subholding PLN Energi primer Indonesia (PLN EPI) melakukan uji bakar cofiring biomassa serbuk kayu atau sawdust di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Bengkayang yang dikelola oleh PLN Indonesia Power UBP Singkawang. Terobosan ini sebagai upaya mengakselerasi transisi energi, untuk mendukung target nol emisi Net Zero Emissions (NZE) pada 2060. 

Direktur Utama PLN EPI, Iwan Agung Firstantara mengatakan uji coba dilakukan bertujuan untuk memastikan biomassa jenis sawdust dapat digunakan sebagai bahan bakar cofiring PLTU Bengkayang, sehingga dapat mengurangi konsumsi batu bara.

Sehingga dengan hasil ini potensi sawdust di Kalimantan Barat dapat membantu program pemerintah untuk menekan emisi karbon dan akan meningkatkan Energi Baru Terbarukan (EBT).

 

"Sepanjang tahun 2023 PLN EPI telah melakukan upaya pergerakan masif, dengan teknologi cofiring ini tentunya akan mengurangi penggunaan batu bara khususnya di PLTU Bengkayang," kata Iwan, Jumat (30/8/2024).

Iwan melanjutkan bahwa inovasi dalam pemanfaatan sawdust akan terus dikembangkan. Selain itu, kegiatan ini merupakan dukungan PLN EPI sebagai salah satu subholding PT PLN dalam mendorong transisi energi.

Manager Operasi dan Manajemen Stakeholder Wilayah 8 PLN EPI, Slamet Febriyanto mengungkapkan bahwa uji coba co-firing telah dilaksanakan pada 24-26 Juli kemarin. Sebelum sawdust dimanfaatkan untuk cofiring, sawdust tersebut menjadi limbah terbuang di Kalimantan yang memenuhi area kerja sawmill sehingga mengurangi ruang kerja dan produktifitas sawmill.

"Untuk mengurangi timbunan sawdust ini sebelumnya dimusnahkan dengan dibakar sehingga menimbulkan dampak polusi dan emisi, tetapi kami PLN EPI bersama mitra mencoba memberdayakan masyarakat dengan memanfaatkannya menjadi produk cofiring yang bernilai lebih," ungkap Febri. 

Pemanfaatan sawdust sebagai biomassa telah menciptakan peluang bagi perekonomian masyarakat khususnya di Kalimantan Barat. Terdapat 17 titik di sekitar PLTU Bengkayang yang mampu menyerap 3 orang tenaga kerja baru per titik dalam proses pengumpulan dan proses loading-unloading, pengumpulan sawdust yang berlanjut saat ini sudah menyerap sekitar 50 tenaga kerja.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tekan Konsumsi Batu Bara, PLTU Ombilk Pakai Serbuk Kayu jadi Bahan Bakar

Simak Strategi PLN Amankan Pasokan Batu Bara ke PLTU
PLN mendorong skema kontrak jangka panjang dengan penambang. Hal terjadi dijadikan strategi jitu untuk mengamankan pasokan batu bara bagi pembangkit milik perseroan.

Sebelumnya, PT PLN Indonesia Power mamanfaatkan limbah serbuk kayu atau sawdust yang dimanfaatkan sebagai alternatif untuk mengurangi penggunaan batu bara pada PLTU Ombilin, Sumatera Barat. Selain mengurangi emisi, aksi ini pun membuat perekonomian masyarakat bergeliat.

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan, PLTU Ombilin telah menerapkan program cofiring dengan memanfaatkan biomassa berupa sawdust sebagai bahan alternatif pengganti batu bara, sejak Mei tahun 2023.

Ini merupakan komitmen PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Ombilin dalam mengakselerasi transisi energi dan uapaya mencapai target Net Zero Emission pada 2060.

"Aksi ini merupakan upaya PLN Indonesia Power dalam mengurangi emisi karbon yang dihasilkan sektor kelistrikan. Seperti kita ketahui, sektor kelistrikan menjadi salah satu penyumbang emisi karbon yang besar, PLN Indonesia Power pun berinisiatif menguranginya dengan menjalankan program cofiring seperti yang diterapkan pada PLTU Ombilin," kata Edwin.

Edwin mengungkapkan, PLN Indonesia Power UBP Ombilin telah menggunakan 6.540,96 ton sawdust yang menghasilkan daya listrik sebesar 4.995,19 Megawatt hour (MWH) untuk menopang kelistrikan untuk wilayah Sumatera Bagian Tengah.

"Penggunaan biomass untuk bahan bakar cofiring PLTU Ombilin akan terus ditingkatkan sampai dengan 5% untuk tahun 2024-2025," tuturnya.

Sumber biomassa berasal dari tanaman energi yang ditanam pada lahan kering atau dibudidayakan pada kawasan hutan tanaman energi seperti pohon kaliandra, Gamal dan lamtoro.

 


Pemanfaatan Sawdust

PLN berhasil melakukan uji coba penggunaan 75 persen biomassa Woodchips (kepingan kayu) untuk bahan bakar pengganti batu bara (cofiring) di PLTU Bolok dengan kapasitas 2x16,5 Megawatt (MW) di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). (Dok PLN)
PLN berhasil melakukan uji coba penggunaan 75 persen biomassa Woodchips (kepingan kayu) untuk bahan bakar pengganti batu bara (cofiring) di PLTU Bolok dengan kapasitas 2x16,5 Megawatt (MW) di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). (Dok PLN)

Menurut Edwin, dalam proses pemanfaatan sawdust PLN Indonesia Power UBP Ombilin mengusung konsep ekonomi kerakyatan, dengan begitu masyarakat dilibatkan dalam menyediakan bahan baku sawdust.

Dengan begitu, program cofiring ini tidak hanya berdampak pada pengurangan emisi karbon tepai juga meningkatkan perkonomian masyarakat.

"Program cofiring ini memberikan banyak manfaat, baik dari sisi pengendalian pencemaran udara yang dihasilkan PLTU Ombilin juga dari perekonomian, masyarakat bisa meningkatkan penghasilannya dengan memasok sawdust ke PLTU Ombilin," ujar Edwin.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya