Indonesia Perkuat Kerja Sama Energi dan Pertambangan Rakyat dengan Afrika

Tidak hanya bertujuan untuk mendorong praktik penambangan skala kecil yang berkelanjutan dan menerapkan prinsip ramah lingkungan, Jodi mengatakan langkah yang melibatkan seluruh masyarakat pekerja tambang ini akan semakin memperkuat hubungan people to people.

oleh Arthur Gideon diperbarui 03 Sep 2024, 16:31 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2024, 16:31 WIB
Indonesia menandai kemitraan penting dengan negara-negara Afrika melalui dua perjanjian strategis. (Dok Kemenko Marves)
Indonesia menandai kemitraan penting dengan negara-negara Afrika melalui dua perjanjian strategis. (Dok Kemenko Marves)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menggelar Indonesia Africa Forum (IAF) ke-2 yang akan berlangsung pada 1-3 September 2024 di Bali. Dalam gelaran ini, Indonesia menandai kemitraan penting dengan negara-negara Afrika melalui dua perjanjian strategis.

Deputi Kedaulatan Maritim dan Energi Jodi Mahardi menjelaskan, sangat penting untuk menjalin kerja sama di bidang sektor energi dan pertambangan rakyat dengan negara-negara Afrika.

Tidak hanya bertujuan untuk mendorong praktik penambangan skala kecil yang berkelanjutan dan menerapkan prinsip ramah lingkungan, Jodi mengatakan langkah yang melibatkan seluruh masyarakat pekerja tambang ini akan semakin memperkuat hubungan people to people antara Indonesia dan Afrika.

"Pertambangan Rakyat (Artisanal Mining) di Indonesia beranggota lebih dari 4 juta orang, sedangkan Kenya saja berjumlah lebih dari 1,5 juta orang. Bahkan 40 persen-nya adalah perempuan. Ini potensi ekonomi yang sangat besar untuk terus diberdayakan dalam konteks ekonomi maupun penerapan praktik pertambangan rakyat yang lebih mengindahkan prinsip ramah lingkungan dan meminimalisasi pencemaran lingkungan,” jelas Jodi dalam keterangan tertulis, Selasa (3/9/2024).

Pada kesempatan yang sama, Jodi Mahardi menyaksikan penandatanganan kerja sama antara Asosiasi Penambang Rakyat Indonesia (APRI) dan Artisanal and Small Scale Mining Association of Kenya (ASMAK) yang telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk mempromosikan praktik pertambangan rakyat yang legal, aman, dan ramah lingkungan.

Mou tersebut ditandatangani oleh Ketua Umum APRI Gatot Sugiharto dan Ketua ASMAK dan Omondi Odida.

Sebagai informasi MoU ini mencakup pengembangan kapasitas penambang, pengurangan penggunaan bahan kimia berbahaya, dan peningkatan nilai tambah produk pertambangan. Melalui kerja sama ini, para ahli tambang rakyat akan berbagi pengalaman dan bersepakat menyusun rencana kerja untuk satu tahun pertama.

 

Kerja Sama Lain

Pada hari yang sama, PT Energi Mega Persada Tbk (EMP) melalui Buzi Hydrocarbons Pte Ltd (BHPL), menandatangani MoU dengan Guma Africa Group Limited. Penandatanganan dilakukan oleh Taufan E.N. Rotorasiko - Director Buzi Hydrocarbons Pte. Ltd dan Robert Gumede CEO Guma Group Limited. Perjanjian tersebut menegaskan bahwa kemitraan strategis Indonesia-Afrika Selatan dalam mengembangkan sektor gas di Afrika Selatan dengan valuasi mencapai USD 900 juta.

Selain itu, kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan pasokan gas Afrika Selatan dan negara perbatasan terdekat seperti Mozambik. Kedua perusahaan tersebut juga sepakat untuk membangun pembangkit listrik tenaga gas berkapasitas hingga 6 gigawatt.

Menanggapi perjanjian kerja sama tersebut, Deputi Jodi menegaskan komitmen Indonesia untuk terus mendukung guna memperkuat hubungan ekonomi dan kemitraan Indonesia - Afrika.

"Saya yakin kerja sama ini tak hanya memenuhi komitmen Indonesia untuk memperkuat hubungan ekonomi dan kemitraan strategis Indonesia dengan negara-negara Afrika, namun melalui melalui kerjasama sektor energi dan pertambangan yang berkelanjutan ini akan memberikan manfaat keekonomian yang besar bagi kedua negara serta mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya melalui praktik pertambangan dan energi yang lebih bertanggung jawab,” tutup Deputi Jodi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya