Jokowi: Indonesia Punya Kawasan Industri Hijau 13.000 Hektare

Indonesia memiliki potensi energi hijau yang melimpah, mencapai lebih dari 3,600 GW. Indonesia juga punya PLTS Terapung di Cirata yang memiliki kapasitas 192 MW peak, yang terbesar di Asia Tenggara dan terbesar ketiga di dunia.

oleh Arthur Gideon diperbarui 05 Sep 2024, 14:10 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2024, 14:10 WIB
Presiden Joko Widodo membuka Indonesian International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta pada hari Kamis (5/9/2024). (Dok Kemenko Marves)
Presiden Joko Widodo membuka Indonesian International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta pada hari Kamis (5/9/2024). (Dok Kemenko Marves)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah resmi menggelar Indonesian International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta pada hari Kamis (5/9/2024). Acara ini dibuka oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan dihadiri sejumlah pemimpin filantropi, pakar terkemuka, dan tokoh masyarakat internasional di bidang aksi iklim.

Dalam pidato pembukaan ISF 2024, Jokowi menyerukan untuk memperkuat kerja sama global dalam menghadapi krisis iklim dan mempercepat agenda keberlanjutan internasional. Indonesia sangat terbuka bermitra dengan siapa pun untuk memaksimalkan potensi bagi dunia yang lebih hijau.

"Untuk memberikan akses bagi energi hijau yang berkeadilan, untuk pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkeadilan. Saya harap forum ISF ini dapat menjadi tempat bertemunya pengetahuan, pengalaman, dan sumber daya yang dapat menjadi modal bersama dalam berkolaborasi mengatasi tantangan iklim yang ada,” ujar Presiden.

Indonesia memiliki potensi energi hijau yang melimpah, mencapai lebih dari 3,600 GW. Negara ini juga memiliki Pembangkit Tenaga Listrik Surya (PLTS) Terapung di Cirata yang memiliki kapasitas 192 MW peak, yang terbesar di Asia Tenggara dan terbesar ketiga di dunia.

Presiden menambahkan bahwa Indonesia juga memiliki potensi besar dalam penyerapan karbon, lewat hutan mangrove terbesar di dunia seluas 3,3 juta hektar, yang mampu menyerap karbon 8-12 kali lebih baik dibandingkan hutan hujan tropis. Selain itu, Indonesia memiliki kawasan industri hijau seluas 13,000 hektar.

“Tapi semuanya itu tidak akan memberi dampak signifikan bagi percepatan penanganan dampak perubahan iklim selama negara maju tidak berani berinvestasi, selama riset dan teknologi tidak dibuka secara luas, dan selama pendanaan tidak diberikan dengan skema yang meringankan negara berkembang,” ujarnya.

“Kita memerlukan pendekatan kolaboratif, berperikemanusiaan, dan kolaborasi antara negara maju dan berkembang karena kolaborasi bukan pilihan dan kemanusiaan bukan opsi, melainkan sebuah keharusan dan kewajiban,” Presiden menambahkan.

Kolaborasi Internasional

Diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) bersama Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, ISF 2024 dirancang untuk mendorong kolaborasi internasional dan berbagi praktik terbaik dalam dekarbonisasi, guna memperkuat upaya global menuju pembangunan berkelanjutan.

Dengan lebih dari 11.000 peserta terdaftar dari 53 negara, ISF disebut sebagai pertemuan aksi iklim terbesar kedua di kawasan Asia-Pasifik setelah COP29 mendatang yang akan berlangsung di ibu kota Azerbaijan, Baku.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Peran Indonesia

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Pandjaitan dalam pembukaan Indonesian International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta pada hari Kamis (5/9/2024). (Dok Kemenko Marves)
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Pandjaitan dalam pembukaan Indonesian International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta pada hari Kamis (5/9/2024). (Dok Kemenko Marves)

 

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Pandjaitan, menegaskan pentingnya peran Indonesia dalam memajukan keberlanjutan di kawasan, dengan menyebutkan bahwa Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, termasuk mineral kritis, yang dapat mempercepat transisi menuju jalur ekonomi yang lebih hijau dan bersih.

“Oleh karena itulah Indonesia menyelenggarakan perhelatan ISF 2024. Saya berharap ke depannya, forum ini bisa menjadi ‘The Davos for Sustainability’ di Asia-Pasifik. Forum ISF ini diharapkan bisa menjadi wadah berbagi pengetahuan, pengalaman, dan sumber daya guna menghadapi tantangan yang kita hadapi bersama,” ujar Menko.

“Indonesia berada di persimpangan yang penting dalam sejarahnya, di mana kebutuhan untuk mengadopsi jalur ekonomi yang hijau dan bersih menjadi hal yang tidak dapat ditawar lagi. Namun, dalam upaya kami mengangkat Indonesia keluar dari kelompok pendapatan menengah (middle income bracket), diperlukan pendekatan strategis untuk mempertahankan pertumbuhan hijau supaya Indonesia bisa menjadi negara maju pada tahun 2045. Oleh karena itu, mencapai keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan komitmen iklim sangat penting, dan salah satu cara untuk mencapainya adalah melalui kolaborasi yang kuat berdasarkan asas saling menghormati,” Menko menambahkan.

Tahun Depan di Bali

Menurut Menko Luhut, ISF akan diselenggarakan lagi tahun depan di Bali, dengan skala yang lebih besar dan berfokus pada ekspedisi kelautan.

Menyuarakan pandangan yang sama, Ketua Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid, menekankan bahwa dunia usaha memiliki posisi strategis untuk menciptakan dampak positif yang berkelanjutan.

“Era di mana keuntungan (profit) menjadi satu-satunya tujuan sektor swasta telah berlalu. Saat ini, dunia usaha memegang peran dan tanggung jawab penting dalam mencapai keberlanjutan dan berkontribusi pada pengentasan kemiskinan. Dengan modal yang besar datang pula tanggung jawab yang kuat untuk memberdayakan komunitas dan melindungi planet ini dengan berinvestasi di masa depan di mana pertumbuhan ekonomi sejalan dengan komitmen iklim,” ujar Arsjad.

 


5 Pilar Utama

Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024
Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024

ISF 2024 akan membahas secara mendalam lima pilar utama pertumbuhan berkelanjutan:

(i) Transisi energi;

(ii) Industri hijau;

(iii) Konservasi keanekaragaman hayati dan alam;

(iv) Gaya hidup berkelanjutan (sustainable lifestyle); dan

(v) Ekonomi biru.

Selama dua hari, acara ini juga akan membahas faktor-faktor pendukung utama dalam mencapai pertumbuhan berkelanjutan, seperti pembiayaan hijau dan penetapan harga karbon, teknologi, sumber daya manusia, serta kebijakan dan kolaborasi internasional.

Forum ini menghadirkan lebih dari 250 pembicara dari pemerintah, sektor bisnis, organisasi multilateral, masyarakat sipil, lembaga think-tank, dan pemuda, yang akan terlibat dalam diskusi mendalam tentang penggerak utama pertumbuhan berkelanjutan melalui 10 sesi pleno dan 15 sesi tematik.

Beberapa pembicara utama di ISF 2024 meliputi Menteri Senior Singapura dan Menteri Koordinator Keamanan Nasional Teo Chee Hean, Wakil Perdana Menteri Malaysia Fadillah Yusof, Menteri Tenaga Kerja Singapura, Tan See Leng, Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Kelautan Peter Thomson, Penasihat Khusus Aksi Iklim dari Kementerian Luar Negeri Perancis Kevin Magron, CEO Bezos Earth Fund Andrew Steer, dan CEO Air Asia Tony Fernandez.

 


Kesepahaman

ISF juga akan memfasilitasi penandatanganan 12 Nota Kesepahaman (MoU) terkait transisi energi, yang semakin memperkuat komitmen menuju masa depan berkelanjutan. Selain menghadiri forum, sekitar 500 tamu VIP akan menikmati gala dinner dengan hiburan berupa video mapping di Monumen Nasional (Monas), pertunjukan cahaya yang menggunakan proyektor untuk menampilkan gambar atau video animasi.

Para tamu istimewa gala dinner ISF 2024 akan dihibur oleh sejumlah artis, termasuk Putri Ariani, Dwiki Dharmawan, Saykoji, Paduan Suara Anank Ganzerlana, dan parade busana ramah lingkungan dari Yayasan Puteri Indonesia.

ISF 2024 juga didukung oleh advokat ISF, yaitu aktris Chelsea Islan, aktor Dion Wiyoko, dan Puteri Indonesia Intelegensia 2024, Lady Diandra, yang berperan dalam menyebarluaskan informasi tentang ISF 2024 dan mendorong partisipasi generasi muda dalam forum tersebut. Para advokat ini dipilih karena prestasi mereka, kepedulian terhadap lingkungan, dan komitmen untuk mewujudkan pertumbuhan berkelanjutan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya