Harga Properti Melonjak, Dubai Bakal Jadi Kota Mahal

Pada Juli 2024, penjualan properti di Dubai mencapai 49,6 miliar dirham (USD 13,5 miliar), meningkat 31,63% dari periode yang sama 2023.

oleh Elyza Binta Chabibillah diperbarui 14 Sep 2024, 06:00 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2024, 06:00 WIB
Tahun 2017, Penentuan Properti di Dubai
Berbicara mengenai kemewahan properti di Dubai tidak akan ada habisnya. Meskipun pertumbuhan properti di Dubai mengalami lika-liku dua tahun.

Liputan6.com, Jakarta - Pasar properti Dubai terus menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Diramal, tahun 2024 akan menjadi tahun dimaka rekor baru akan tercipta baik dalam hal penjualan dan harga. Hal ini diungkap oleh perusahaan real estate lokal.

Permintaan yang meningkat untuk properti di Dubai, terutama di sektor mewah, telah mendorong harga tidak hanya untuk rumah, tetapi juga untuk segala hal lainnya di kota ini. Sementara itu, Uni Emirat Arab diperkirakan akan kembali menjadi magnet kekayaan dunia untuk tahun ketiga berturut-turut.

Direktur Utama perusahaan properti Damac Hussain Sajwani menjelaskan, kenaikan permintaan dan harga properti di Dubai ini membawa berita baik dan buruk.

"Saya sedikit khawatir tentang Dubai karena kota ini menjadi sangat mahal, dan saya sudah menyatakan sebelumnya bahwa Dubai akan menjadi kota yang mahal," jelas Sajwani dikutip dari CNBC, Sabtu (13/9/2024).

"Karena ketika ada begitu banyak permintaan. Terutama ketika orang-orang berbakat dan orang biasa datang, mereka menciptakan lebih banyak permintaan," tambah Sajwani.

"Jadi hari ini, untuk mendapatkan kursi di sekolah itu sulit dan tentu saja, bisnis akan menaikkan harga, dan inflasi akan tinggi, jadi Dubai akan menjadi kota yang mahal," lanjut Sajwani.

"Dan saya berharap pemerintah dapat menemukan cara dan solusi. Dan tidak mudah menemukan cara dan solusi ketika ada arus masuk orang yang terus menerus ke kota ini." jelas dia.

Banyak Orang Minat Tinggal di Dubai

Objek Wisata di Dubai
Burj Al-Arab dilihat dari Souk Madinat Jumeirah, Dubai, Uni Emirat Arab (UEA). (Liputan6.com/Asnida Riani)

Dalam riset pialang properti lokal yaitu Elite Merit Real Estate, angka terbaru dari pasar properti Dubai menggambarkan cerita permintaan yang meningkat pesat.

Pada Juli 2024, penjualan properti mencapai 49,6 miliar dirham (USD 13,5 miliar), meningkat 31,63% dari periode yang sama pada 2023.

“Setengah pertama 2024 saja menyaksikan lebih dari 43.000 transaksi properti dengan nilai sekitar AED 122,9 miliar, menandai peningkatan 30% dari tahun sebelumnya,” tulis laporan perusahaan yang dirilis pada 10 September.

Dalam laporan tersebut juga dituliskan bahwa pertumbuhan ini sebagian disebabkan oleh “penyerapan cepat inventaris baru.”

Sekitar 80% dari unit yang diluncurkan sejak 2022 telah terjual, menurut estimasi laporan tersebut.

"Pasar properti Dubai berjalan dengan sangat baik, dan saya pikir kami akan terus berkembang, karena permintaan di Eropa sangat luar biasa,” kata Sajwani.

“Semua orang ingin datang ke Dubai, mulai dari sopir taksi hingga pelayan hingga pebisnis... Dubai sekarang menarik banyak orang yang tidak hanya kaya, tetapi juga berbakat. Dan kota ini berkembang pada level yang berbeda dari sebelum Covid.” kata dia.

Stabilitas Dubai

Foto gedung pencakar langit di Dubai
Tata kota yang rapi serta kemudahan dan kesejahteraan yang diberikan membuat Dubai memiliki keunggulan dalam perekonomian seperti yang dijelaskan berikut ini. (Foto: Press Release Maverick Indonesia)

Pendiri Damac tersebut mencatat bagaimana periode Covid-19 mempercepat popularitas Dubai sebagai tempat tinggal: sementara banyak bagian dunia tetap dalam lockdown, emirat ini mendorong pariwisata dan menarik penduduk baru dengan bantuan visa untuk pekerja jarak jauh dan kewirausahaan.

“Dubai saat ini adalah kota global, dalam segala hal, dan menarik banyak talenta dan bisnis, kami akan terus berkembang,” kata Sajwani.

Dubai pernah mengalami siklus boom-and-bust yang tidak stabil di masa lalu, terutama selama krisis 2008-2009, ketika pasar properti emirat runtuh dan banyak investor harus default pada utang mereka. Ketika ditanya apakah dia khawatir siklus serupa akan terulang, Sajwani menyatakan kepercayaan bahwa sistemnya sekarang berbeda.

Ketika ditanya apakah Dubai lebih stabil sekarang, Sajwani menjawab: “100%.”

“Salah satu alasan utamanya adalah regulasi yang diterapkan pemerintah Dubai setelah krisis 2008 atau 2009 sangat baik. Sangat ketat terhadap pengembang, pelanggan, dan zoning,” katanya. “Regulasi ini membantu — tidak semua orang bisa datang dan memasuki pasar serta meluncurkan proyek. Ada escrow yang sangat ketat, sehingga uang pelanggan sangat terlindungi, dan itulah yang membuat pasar menjadi sangat efisien.”

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya