PHE OSES Resmi Pasok Gas ke PLTGU Cilegon

PT PHE OSES resmi salurkan gas bumi ke Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) di Cilegon.

oleh Septian Deny diperbarui 03 Nov 2024, 10:30 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2024, 10:30 WIB
PHE OSES
PT Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatera (PHE OSES) telah dan terus menyelesaikan berbagai program yang berkaitan dengan peningkatan aspek integritas fasilitas operasi. (Dok. PHE OSES)

 

Liputan6.com, Jakarta PT PHE OSES resmi salurkan gas bumi ke Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) di Cilegon. Bertempat di PLN Indonesia Power UBP Cilegon, pembukaan katup aliran gas pertama atau open valve first gas in menandai dimulainya sinergi guna mendukung ketersediaan pasokan gas yang andal demi pemenuhan kebutuhan energi nasional.

Terhitung 1 November 2024, PHE OSES menyediakan gas sebesar 5 BBUTD Billion British Thermal Unit per Day), dengan total volume sebesar 9.977 BBTU sampai dengan tahun 2029. Gas yang dipasok ini akan dimanfaatkan untuk kebutuhan listrik wilayah Cilegon-Banten, Jawa Barat, dan sekitarnya.

PLTGU Cilegon merupakan satu-satunya pembangkit bertenaga gas di wilayah Banten, yang berperan vital sebagai salah satu interkoneksi jaringan transmisi Jawa-Bali. Listrik dari PLTGU Cilegon diperuntukan untuk menyuplai kebutuhan listrik industri di Banten.

General Manager PHE OSES, Antonius Dwi Arinto, menegaskan pentingnya kolaborasi antar sektor dalam menciptakan ketahanan energi nasional. “Kerja sama ini adalah wujud nyata dari komitmen kami untuk mendukung kebutuhan energi nasional, melalui kerja sama yang solid antara PHE OSES, SKK Migas dan PLN,” kata Antonius dikutip Minggu (3/11/2024).

Menurut Antonius, dengan sinergi lintas instansi pemerintah, potensi energi domestik dapat dioptimalkan untuk menunjang kesejahteraan masyarakat dan keberlanjutan industri.

“Kami berharap sinergi ini dapat menjadi contoh bagaimana semangat kebersamaan dapat menghasilkan dampak yang besar untuk mendukung ketersediaan energi yang andal, efisien dan berkelanjutan,” lanjutnya.

Penampakan Kapal Penampung Produksi Minyak Tertua di Dunia, Akhirnya Pensiun!

Setelah bertugas selama lebih dari setengah abad, kapal penampung produksi minyak Arco Ardjuna yang dioperasikan Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) memasuki usia pensiun bulan ini.
Setelah bertugas selama lebih dari setengah abad, kapal penampung produksi minyak Arco Ardjuna yang dioperasikan Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) memasuki usia pensiun bulan ini.

Setelah bertugas selama lebih dari setengah abad, kapal penampung produksi minyak Arco Ardjuna yang dioperasikan Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) memasuki usia pensiun bulan ini.

Mengapung sekitar 95 kilometer di lepas pantai Laut Jawa, kapal Floating Storage and Offloading (FSO) Arco Ardjuna merupakan fasilitas penampung produksi minyak terapung lepas pantai pertama di Indonesia dan tertua yang masih beroperasi di dunia. FSO Arco Ardjuna digunakan berfungsi sebagai fasilitas penerima, penyimpanan, dan penyalur minyak mentah untuk sebelum kemudian dikirim diangkut ke tanker ekspor untuk dapat ke lokasi diproses di kilang pengolahan minyak mentah untuk diproses.

Di bangun di oleh Mitsubitshi Heavy Industry, Jepang, dan mulai beroperasi  pada tahun 1972, FSO Arco Ardjuna tak hanya menjadi tulang punggung produksi minyak di lapangan lepas pantai PHE ONWJ, tetapi juga merupakan simbol keandalan teknologi. Dengan kapasitas penyimpanan terpasang sebesar satu juta barel, FSO Arco Ardjuna ini telah berjasa memberikan berkontribusi besar dalam memenuhi kebutuhan energi nasional.

Setelah beroperasi selama 52 tahun, PHE ONWJ akan mengganti FSO Arco Ardjuna dengan fasilitas penampungan baru yang lebih andal, efisien dan modern. Meskipun demikian, warisan yang ditinggalkan oleh FSO legendaris ini akan selalu dikenang.

 

Penggantian Fasilitas

Floating Storage and Offloading (FSO) Arco Ardjuna, kapal penampung produksi minyak mentah milik Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ),
Floating Storage and Offloading (FSO) Arco Ardjuna, kapal penampung produksi minyak mentah milik Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ), mengakhiri masa baktinya hari ini, Rabu (14/8/2024), setelah lebih dari 50 tahun berkontribusi terhadap kebutuhan minyak dan gas tanah air.

Manajemen PHE ONWJ menyatakan bahwa penggantian fasilitas ini merupakan bagian dari upaya Perusahaan untuk terus meningkatkan keandalan dan keselamatan operasi dan lingkungan, sejalan dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan industri minyak dan gas saat ini.

General Manager PHE ONWJ, Muzwir Wiratama, mengatakan, FSO Arco Ardjuna akan selalu menjadi bagian penting dari sejarah industri minyak dan gas di Indonesia. Momen pelepasan FSO Arco Ardjuna akan menjadi tanda penghormatan atas dedikasi dan kontribusi besar yang telah diberikan oleh fasilitas ini selama lima dekade terakhir.

Muzwir berharap, warisan FSO Arco Ardjuna akan menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya dalam menghadapi tantangan dan meraih keberhasilan di masa depan.

"FSO Arco Ardjuna bukan hanya sebuah fasilitas, tapi juga rumah kedua bagi kami. Meskipun tantangan yang dihadapi tidaklah sedikit, namun semangat dan kerja keras seluruh tim selalu menjadi kekuatan utama kami,” tutur dia dikutip Sabtu (10/8/2024).

FSO Arco Ardjuna

Kapal penampung minyak mentah FSO (Floating Storage and Offloading) Arco Ardjuna.
Kapal penampung minyak mentah FSO (Floating Storage and Offloading) Arco Ardjuna. (Istimewa)

FSO Arco Ardjuna memiliki panjang 142,6 meter, dengan lebar 48,2 meter, bobot 153,202 ton, dengan kapasitas penyimpanan terpasang sebesar satu juta barel. 

Regional Jawa Subholding Upstream Pertamina merupakan anak perusahaan PT Pertamina Hulu Energi (PHE) yang bergerak di bidang usaha hulu minyak dan gas bumi. Regional Jawa bertugas mengkoordinir wilayah operasional di bawah pengelolaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) migas meliputi PHE ONWJ, PHE OSES dan Pertamina EP Jawa Barat. Area Kerja Regional Jawa mencakup Provinsi DKI Jakarta, Banten, Lampung dan Bangka Belitung, dan Jawa Barat.

Regional Jawa terus berupaya meningkatkan angka produksi minyak dan gas bumi yang telah ditetapkan dalam rencana Kerja, dengan senantiasa menerapkan Good Corporate Governance (GCG) dan aspek Health, Security, Safety and Environment (HSSE) di setiap lini. Regional Jawa memegang teguh komitmen untuk menjaga prospek bisnis yang berkelanjutan dengan memprioritaskan keseimbangan dan kelestarian lingkungan serta berkontribusi dalam terwujudnya kemandirian masyarakat.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya