Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak mentah berjangka pada perdagangan hari Jumat mencatat kerugian mingguan. Kerugian yang cetak harga minyak ini karena kelebihan pasokan yang mengancam dan dolar Amerika Serikat (AS) yang kuat menekan pasar.
Dalam pekan ini, harga minyak mentah AS turun hampir 5% dan harga minyak Brent yang menajdi patokan harga minyak dunia turun hampir 4%.
Baca Juga
Dikutip dari CNBC, Sabtu (16/11/2024), berikut ini adalah harga energi penutupan hari Jumat:
Advertisement
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Desember ditutup USD 67,02 per barel, turun USD 1,68 atau 2,45%. Sejak awal tahun hingga saat ini,harga minyak mentah AS telah turun lebih dari 6%.
Harga minyak Brent untuk kontrak Januari ditutup di USD 71,04 per barel, turun USD 1,52 atau 2,09%. Sejak awal tahun hingga saat ini, harga minyak patokan global ini telah turun hampir 8%.
harga Gasoline atau bensin untuk kontrak Desember sebesar USD 1,9493 per galon, turun 1,63%. Tahun ini, harga bensin telah turun lebih dari 7%.
Harga gas alam untuk kontrak Desember ditutup USD 2,823 per seribu kaki kubik, naik 1,36%. Tahun ini, harga gas telah naik lebih dari 12%.
Badan Energi Internasional telah memperkirakan surplus lebih dari 1 juta barel per hari pada 2025 karena produksi yang kuat di AS.
OPEC merevisi turun perkiraan permintaannya untuk bulan keempat berturut-turut karena permintaan di Tiongkok tetap lemah.
Dolar AS yang kuat juga menghantui pasar, karena dolar AS telah melonjak setelah kemenangan pemilihan Presiden terpilih Donald Trump.
Perdagangan Kemarin
Harga minyak mentah berjangka naik tipis pada perdagangan hari Kamis. Meskipun alami kenaikan, harga minyak yang menjadi patokan di Amerika Serikat (AS) ditutup di bawah USD 69 per barel. Tertahannya kenaikan harga minyak ini karena surplus besar diperkirakan terjadi pada 2025.
Laporan bulanan Badan Energi Internasional menuliskan bahwa persediaan minyak mentah global diperkirakan akan melampaui permintaan lebih dari 1 juta barel per hari tahun depan yang dipimpin oleh pertumbuhan yang kuat di AS.
Mengutip CNBC, Jumat (15/11/2024), berikut ini harga energi penutupan perdagangan di bursa AS pada hari Kamis:
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Desember ditutup USD 68,70 per barel, naik 27 sen atau 0,39% dibanding sehari sebelumnya. Sejak awal tahun hingga saat ini harga WTI turun sekitar 4%.
Harga minyak Brent untuk kontrak Januari ditutup di angka USD 72,56 per barel, naik 28 sen atau 0,39%. Sejak awal tahun hingga saat ini harga patokan global turun hampir 6%.
Harga Bensin untuk kontrak Desember ditutup USD 1,9817 per galon, naik 0,84%. Tahun ini harga bensin telah turun hampir 6%.
Untuk harga gas alam kontrak Desember ditutup USD 2,785 per seribu kaki kubik, turun 6,64%. Tahun ini, harga gas telah naik hampir 11%.
Advertisement
Kondisi China dan Prediksi OPEC
UBS memangkas perkiraan harga untuk patokan global Brent menjadi hanya USD 80 per barel dari perkiraan sebelumnya di USD 87 karena melemahnya permintaan di Tiongkok yang merupakan negara importir minyak mentah terbesar di dunia.
OPEC pada hari Selasa memangkas perkiraan pertumbuhan permintaannya untuk bulan keempat berturut-turut awal minggu ini.
Harga minyak telah turun lebih dari 4% sejak Donald Trump memenangkan pemilihan presiden AS karena dolar telah melonjak. Dolar AS yang lebih kuat dapat menekan permintaan minyak di antara pembeli yang memegang mata uang lainnya.