Liputan6.com, Jakarta LSWare mendukung upaya pengembangan Cybersecurity Nasional di Indonesia melalui Research and Development Cyber Security Project. Kolaborasi strategis tersebut terwujud salah satunya melalui peningkatan pemahaman mendalam tentang Pedoman Standar Keamanan Siber khususnya di Indonesia dan Korea Selatan pada perhelatan Seminar Teknologi bertajuk “Intelligent Integrated Security Threat Detection and Response Technology- Based on Zero Trust”.
CEO LSware Inc., Kim Minsoo menyampaikan bahwa penggunaan dan pemanfaatan teknologi terus berkembang secara global termasuk di Indonesia, sehingga LSware berkomitmen untuk membangun kolaborasi dalam menghadapi tantangan keamanan siber.
Baca Juga
”Proteksi keamanan siber merupakan suatu kebutuhan sebagai langkah perlindungan bagi masyarakat Indonesia dan juga masyarakat global. Oleh karena itu, program ini merupakan bentuk upaya strategis bilateral dalam menjaga keamanan siber,” jelas Kim Minsoo dikutip Jumat (13/12/2024).
Advertisement
Kim Minsoo menambahka bahwa LSware.inc merupakan perusahaan yang bergerak pada pengembangan solusi keamanan komputer dan perangkat lunak siap menjadi mitra solusi sistem yang dapat diandalkan bagi pelanggan melalui produk dan layanan melalui penelitian dan pengembangan (R&D) serta memberikan dukungan teknis secara konsisten.
“Oleh karena itu melalui perhelatan ini menjadi salah satu upaya dalam dalam meningkatkan kompetensi yang strategis dalam membangun inovasi di masa depan khususnya melalui pengembangan tools-tools terkait keamanan siber yang tentunya sesuai dengan Pedoman Standar Keamanan Siber berdasarkan prinsip Zero Trust,” tutur Kim Minsoo.
Selanjutnya, Direktur Layanan Industri PT SUCOFINDO, Budi Utomo yang turut hadir dalam seminar tersebut, menjelaskan bahwa melalui seminar ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat sektor keamanan siber khususnya di Indonesia.
“Menyadari bahwa perubahan teknologi informasi yang besar memiliki dampak positif maupun negatif, upaya untuk meningkatkan kesadaran akan ancaman siber dan pentingnya melindungi data pribadi serta institusi menjadi sangat krusial. Kondisi ini mendorong pengembangan alat keamanan siber yang selaras dengan Standar dan Panduan Keamanan Siber, berdasarkan prinsip Zero Trust,” papar Budi Utomo.
Edukasi Keamanan Siber
Seminar Teknologi yang bertujuan meningkatkan awareness serta sebagai upaya edukasi secara global terkait keamanan siber ini dibawakan oleh para pemateri dari BSSN (Badan Sandi dan Siber Negara dan KISA (Korea Internet & Security Agency), LSware Indonesia beserta Konsorsium R&D Korea (Waterwall System Co, Ltd, Axgate Corp, Logpresso Inc) sebagai pemateri teknis.
Perhelatan ini turut dihadiri perwakilan dari berbagai instansi pemerintahan dan perusahaan BUMN, perbankan, perusahaan swasta dari berbagai sektor bisnis, juga Dekan Universitas Pertahanan selaku Mayor Jenderal Pujo Widodo turut hadir dalam kegiatan Seminar Teknologi.
Manager Teknis Laboratorium Pusat Sertifikasi Teknologi Keamanan Siber dan Sandi BSSN, Alfred Saut Sibarani menyampaikan, “Sebagai upaya mitigasi serta perlindungan terhadap penggunaan sistem elektronik, maka setiap lembaga, instansi maupun perusahaan harus menerapakan standar keamanan terkait dengan keamanan siber yang ditetapkan oleh BSSN sebagaimana tercantum pada Peraturan Badan Siber dan Sandi Negara Nomor 8 Tahun 2020 Tentang Sistem Pengamanan Dalam Penyelenggaraan Sistem Elektronik,” ujar Alfred Saut.
Advertisement
Sistem Elektronik
Selanjutnya Alfred Saut menyampaikan bahwa sistem pengamanan dalam penyelenggaraan sistem elektronik dilaksanakan melalui Sertifikat Sistem Manajemen Pengamanan Informasi.
“Sertifikat Sistem Manajemen Pengamanan Informasi atau Sertifikat SMPI merupakan suatu bukti tertulis yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi kepada Penyelenggara Sistem Elektronik yang telah memenuhi persyaratan. Sehingga melalui proses sertifikasi tersebut, keamanan sistem elektronik dapat lebih terjaga dan terpercaya keamanannya,” terang Alfred Saut.
Di samping itu, Bernard Sihombing selaku Senior Manager for Research and Development PT SUCOFINDO hadir sebagai pembicara pada kesempatan tersebut memaparkan bahwa SUCOFINDO sebagai Perusahaan yang bergerak di bidang TIC (Testing, Inspection, Certification) memiliki peran dalam memastikan pengamanan informasi. Pada pengelolaan pengamanan informasi meliputi 3 (tiga) aspek yaitu People, Process dan Technology (PPT).
“Ketiga aspek tersebut harus mampu teraplikasi dengan baik pada saat proses pengelolaan pengamanan informasi. Pada aspek pertama yaitu People memegang peranan krusial terhadap kesadaran atau awareness yang menjadi fundamental pada penggunaan teknologi. Selanjutnya, dibutuhkan proses yang sudah sesuai dengan standar dan panduan keamanan siber juga dilengkapi dengan teknologi yang mampu mengaplikasikan sistem tersebut berjalan sesuai dengan standarnya,” jelas Bernard Sihombing.