Beban Puncak Listrik Diprediksi Tembus 39 GW Saat Natal dan Tahun Baru 2024/2025

Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo memastikan kelistrikan andal selama periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru). Dia memprediksi beban puncak listrik sebesar 39 gigawatt (GW).

oleh Arief Rahman H diperbarui 16 Des 2024, 10:00 WIB
Diterbitkan 16 Des 2024, 10:00 WIB
FOTO: Tahun Depan, Tarif Listrik Non Subsidi Bakal Naik
Warga melakukan pengisian listrik di rumah susun kawasan Jakarta, Selasa (30/11/2021). Kementerian ESDM bersama Banggar DPR RI berencana menerapkan kembali tariff adjustment (tarif penyesuaian) bagi 13 golongan pelanggan listrik PT PLN (Persero) non subsidi tahun 2022. (Liputan6 com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo memastikan kelistrikan andal selama periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru). Dia memprediksi beban puncak listrik sebesar 39 gigawatt (GW).

Dia mengatakan beban puncak listrik ini naik sebesar 5-8 persen dari periode yang sama tahun lalu. Adapun masa siaga kelistrikan Nataru dimulai sejak 18 Desember 2024 hingga 8 Januari 2025.

"Beban puncak pada saat Nataru adalah sekitar 39 gigawatt, dan itu dibanding dengan tahun lalu naik sekitar 5-8 persen," kata Darmo, sapaan akrabnya, dalam Apel Siaga Nataru di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Senin (16/12/2024).

Dia menerangkan, beban puncak itu lebih rendah ketimbang periode masa normal. Penurunannya tercatat sebesar 16 persen.

Darmo juga memastikan daya pasok listrik mencapai 53 GW. Dengan begitu, masih ada daya cadangan sebesar 14 GW.

"Tetapi diabanding dengan beban puncak di hari biasa turun sekitar 16 persen dan daya mampu pasok yang kita siapkan adalah 53 GW artinya ada reserve margin sebesar 14 GW," tuturnya.

Dia turut memastikan pasokan energi primer bagi pembangkit dalam kondisi yang cukup. Baik batu bara, BBM, hingga gas. Termasuk proses transmisi dan distribusi listrik ke pengguna.

"Dan dalam hal ini kami memastikan dari bahan bakarnya baik itu batu bara maupun itu gas, maupun BBM nya dan juga pembangkitan transmisi, distribusi, pelayanan pelanggannya kami pastikan dalam kondisi yang siap," pungkas Darmawan Prasodjo.

 

PLN Target Pasang 4.300 SPKLU untuk Kendaraan Listrik di 2025

PT PLN (Persero) menyiagakan 18 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di IKN.  (Dok PLN)
PT PLN (Persero) menyiagakan 18 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di IKN. (Dok PLN)

PT PLN (Persero) target menambah stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU), atau SPBU untuk kendaraan listrik (EV) menjadi 4.100 unit pada 2025.

Executive Vice President (EVP) Retail Product Development PLN Ririn Rahmawardani mengatakan, total saat ini pihaknya memiliki 2.667 unit SPKLU di seluruh Indonesia. Jumlahnya akan terus bertambah hingga penghujung tahun ini.

"Target kami di akhir tahun 2024 ini, kita bisa mungkin kurang lebih bisa mencapai di 3 ribuan (SPKLU)," ujar Ririn dalam sesi bincang dengan media di Jakarta, Selasa (10/12/2024).

Target 2025

Untuk tahun depan, PLN target memasang 1.100 SPKLU baru. Tak hanya itu, perseroan juga bakal mengajak sejumlah mitra untuk ikut menambah jumlah stasiun pengisian kendaraan listrik, sehingga jumlahnya akan semakin banyak.

"Kita ada rencana penambahan itu di 1.100 (SPKLU). Sehingga mungkin di akhir tahun itu ada kurang lebih 4.300an. Itu yang masih kita terus tambah dengan berkolaborasi dengan mitra," terang Ririn.

"Jadi 1.100 di 2025 itu adalah investasi dari PLN, tapi nanti mitra akan bergabung juga. Jadi diharapkan ini bisa menghilangkan itu tadi, kekhawatiran berkendara dengan EV," imbuh dia.

 

Perbaikan Layanan

PLN memastikan SPKLU siap melayani dan memudahkan untuk masyarakat menggunakan mobil listrik selama periode mudik Lebaran 2023. (Dok PLN)
PLN memastikan SPKLU siap melayani dan memudahkan untuk masyarakat menggunakan mobil listrik selama periode mudik Lebaran 2023. (Dok PLN)

Jelang periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025, Ririn mengaku PLN juga telah belajar dari pengalaman sebelumnya pada saat musim Lebaran 2024 lalu.

Kala itu, PLN melakukan penambahan SPKLU di beberapa titik rest area, guna mengakomodir sejumlah pemudik yang pergi menggunakan kendaraan listrik. Berkat itu, ia mengklaim sudah tidak ada lagi komplain terkait antrian.

"Menghadapi Nataru lagi, kita mempelajari lagi behavior dari pengguna ini. Dimana sih titik-titik yang perlu kita tambahkan SPKLU-nya, kalau untuk perjalanan tol trans Jawa-Sumatera. Jadi untuk saat ini itu untuk tol trans Jawa-Sumatera dan beberapa jalur mudik non-tol itu sudah kita siapkan," tuturnya.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya