Liputan6.com, Jakarta - Harga gas alam berjangka melonjak pada perdagangan hari Senin, mencapai titik tertinggi baru dalam 52 minggu. Lonjakan harga gas ini menyusul laporan prospek suhu yang lebih dingin dari biasanya untuk bulan Januari.
Mengutip CNBC, Selasa (31/12/2024), harga gas alam berjangka bulan Februari naik sekitar 15% selama sesi perdagangan setelah prospek terbaru yang dirilis oleh The Weather Co dan Atmospheric G2.
Baca Juga
Pada hari Minggu kemarin keduanya memperkirakan bahwa prakiraan suhu untuk bulan depan akan lebih dingin dari rata-rata di wilayah Amerika Serikat (AS) bagian Timur, khususnya dari Florida hingga Maine serta beberapa bagian Great Lakes.
Advertisement
Namun, wilayah Barat diperkirakan akan mengalami suhu yang lebih sejuk dari rata-rata.
Khususnya, wilayah "Four Corners" – wilayah Amerika Serikat yang terdiri dari sudut barat daya Colorado, sudut tenggara Utah, sudut timur laut Arizona, dan sudut barat laut New Mexico, diperkirakan akan berada pada suhu yang paling tinggi di atas rata-rata.
Laporan itu juga mengatakan bahwa suhu yang lebih dingin di Timur dapat mencapai puncaknya pada pertengahan bulan Januari, kemungkinan jauh di bawah rata-rata jika dibandingkan dengan perkiraan keseluruhan bulan untuk AS bagian timur.
Meski demikian, masih belum jelas bagaimana suhu akan bertahan pada paruh kedua bulan Januari.
Â
Badai Salju
Dalam laporan terpisah, ahli meteorologi AccuWeather mengatakan bahwa udara yang lebih dingin dapat membentuk pola badai, dengan daerah-daerah yang mengalami salju dan es yang substansial selama sebagian besar paruh pertama bulan ini.
Mereka menambahkan bahwa penurunan akan dimulai pada pertengahan dan akhir minggu depan.
John Kilduff dari Again Capital mengatakan pada hari Senin di acara "Squawk on the Street" CNBC bahwa "pembekuan" gas alam dapat terjadi, yang berarti gangguan dalam aliran produksi gas alam.
"Kita berbicara [tentang] cuaca pusaran kutub yang sangat dingin, yang telah menyebabkan lonjakan gas alam pagi ini," kata John Kilduff yang merupakan pendiri perusahaan tersebut.
Â
Advertisement
Harga Minyak
Sebelumnya pada sesi tersebut, harga minyak berjangka Februari naik sebanyak 20% dan mencapai titik tertinggi USD 4,201 per seribu kaki kubik.
Itu menandai level tertinggi sejak 4 Januari 2023, ketika harga diperdagangkan setinggi USD 4,219 per seribu kaki kubik.
Pergerakan minyak berjangka Februari terjadi karena gas alam – yang digunakan untuk pemanas rumah – telah mengalami kenaikan besar akhir-akhir ini.
Harga komoditas tersebut telah melonjak hampir 9% dalam seminggu terakhir dan sekitar 58% tahun ini.
Sementara itu, harga minyak mentah Brent naik 30 sen menjadi USD 74,39 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 79 sen menjadi USD 71,16 per barel.