Kurs Rupiah Dibuka Melemah, Dipengaruhi Ekspektasi Kebijakan The Fed

Ekonom Mirae Asset Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto, mengungkapkan Hhri ini, kurs rupiah kemungkinan besar akan bergerak di kisaran 16.100 hingga 16.200 per dolar AS.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 08 Jan 2025, 10:45 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2025, 10:45 WIB
dolar ke rupiah
Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar, selalu mengalami perubahan setiap saat terkadang melemah terkadang juga dapat menguat.

Liputan6.com, Jakarta Pada Rabu pagi, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta mencatat pelemahan sebesar 34 poin atau 0,21 persen. Kurs rupiah turun menjadi 16.177 per dolar AS dibandingkan posisi sebelumnya di level 16.143 per dolar AS.

Ekonom Mirae Asset Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto, mengungkapkan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dipicu oleh ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan mempertahankan suku bunga acuan dalam beberapa bulan mendatang.

"Penguatan dolar AS disebabkan oleh ekspektasi bahwa The Fed masih akan menahan suku bunga untuk sementara waktu," ujar Rully dikutip dari ANTARA di Jakarta, Rabu (8/1/2025).

Proyeksu Suku Bunga Teh Fed

The Fed sebelumnya memproyeksikan suku bunga akan berada di level 3,4 persen pada tahun 2025, yang menunjukkan potensi pemotongan sebesar 100 basis poin (bps) atau setara 1 persen.

Pada tahun 2026, suku bunga diperkirakan turun lebih lanjut menjadi 2,9 persen, dengan penurunan sebesar 50 bps.

Dengan kondisi tersebut, dolar AS berpotensi kembali menguat, membuat rupiah sulit menembus level Rp16 ribu per dolar AS dalam waktu dekat. 

"Hari ini, kurs rupiah kemungkinan besar akan bergerak di kisaran 16.100 hingga 16.200," tambah Rully.

 

 

BRICS Belum Berdampak Signifikan pada Rupiah

nilai rupiah melemah terhadap dollar
Pegawai menunjukkan mata uang rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Kamis (5/1/2023). Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp15.616 per dolar AS pada Kamis (5/1) sore ini. Mata uang Garuda melemah 34 poin atau minus 0,22 persen dari perdagangan sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Rully juga menilai bahwa keterlibatan Indonesia dalam kelompok ekonomi BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) belum memberikan pengaruh besar terhadap pergerakan rupiah, terutama dalam jangka pendek.

"Penguatan nilai tukar rupiah yang terjadi sebelumnya lebih banyak dipengaruhi oleh pelemahan indeks dolar AS. Indeks dolar yang sempat mencapai 109 pada awal tahun kini menurun mendekati level 108," jelasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya