Begini Dampak Batas Usia Pensiun Jadi 59 Tahun ke Pekerja dan Pengusaha

Dengan memperpanjang masa kerja, iuran pekerja untuk program jaminan pensiun juga akan diperpanjang.

oleh Tira Santia diperbarui 10 Jan 2025, 10:00 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2025, 10:00 WIB
Menilik Dampak Keuangan Setelah Batas Usia Pensiun Jadi 59 Tahun
Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik UPNVJ, Achmad Nur Hidayat, menilai peningkatan usia pensiun menjadi 59 tahun mulai 2025 membawa implikasi yang cukup besar dari segi keuangan. (Image by Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik UPNVJ, Achmad Nur Hidayat, menilai peningkatan usia pensiun menjadi 59 tahun mulai 2025 membawa implikasi yang cukup besar dari segi keuangan, dengan dampak positif dan negatif yang perlu diperhitungkan secara cermat.

Secara umum, kebijakan peningkatan usia pensiun dapat membawa dampak positif bagi stabilitas keuangan jangka panjang. Dengan memperpanjang masa kerja, iuran pekerja untuk program jaminan pensiun juga akan diperpanjang. Hal ini berarti, semakin lama pekerja berkontribusi, semakin besar dana pensiun yang terkumpul.

"Ini dapat meningkatkan stabilitas dana pensiun dan mengurangi beban keuangan pemerintah dalam jangka panjang. Dengan semakin banyaknya peserta aktif yang menyumbang ke dana pensiun, cadangan dana tersebut dapat dikelola lebih baik untuk menjamin manfaat pensiun yang memadai bagi peserta di masa depan," kata Achmad, Jumat (10/1/2025).

Maka dengan lebih banyaknya peserta aktif yang menyumbang pada dana pensiun, cadangan dana tersebut dapat lebih dikelola secara efektif untuk memastikan bahwa manfaat pensiun yang diterima oleh peserta di masa depan tetap memadai.

Secara langsung, kebijakan ini mengurangi beban keuangan pemerintah dalam menyediakan dana pensiun, yang pada gilirannya berpotensi menciptakan stabilitas dalam sistem jaminan sosial. Namun, kebijakan ini juga menimbulkan dampak negatif yang perlu diperhatikan.

Bagi pekerja, penundaan masa pensiun berarti mereka harus bekerja lebih lama sebelum bisa menikmati manfaat pensiun.

Hal ini tentu menjadi beban, terutama bagi mereka yang bekerja di sektor informal atau yang memiliki kondisi kesehatan yang kurang baik.

Penundaan pensiun bisa mengurangi kualitas hidup mereka di masa tua, karena mereka harus terus bekerja meskipun mungkin sudah tidak mampu lagi bekerja dengan maksimal.

 

 

Hadapi Tantangan

Ilustrasi dana pensiun.
Ilustrasi dana pensiun (ncsl.org).

"Dari perspektif pekerja, penundaan masa pensiun dapat berarti waktu yang lebih lama untuk menikmati manfaat pensiun. Bagi mereka yang bekerja di sektor informal atau memiliki kondisi kesehatan yang buruk, kebijakan ini dapat dirasakan sebagai beban tambahan," ujarnya.

Selain itu, perusahaan juga menghadapi tantangan dalam menyesuaikan lingkungan kerja untuk pekerja lanjut usia. Misalnya, perusahaan mungkin perlu menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih intensif atau program pelatihan ulang agar pekerja lanjut usia tetap dapat berkontribusi dengan maksimal.

Semua ini tentunya akan menambah biaya bagi perusahaan. Lebih lanjut, Achmad menyebut salah satu dampak paling signifikan dari kebijakan ini adalah berkurangnya peluang kerja bagi generasi muda. Jika para pekerja lanjut usia tetap bekerja lebih lama, peluang bagi generasi muda untuk masuk ke pasar kerja bisa semakin terbatas.

Hal ini berisiko memperlambat pertumbuhan ekonomi, karena generasi muda yang belum mendapatkan pekerjaan atau mengalami stagnasi karir akan menunda keputusan-keputusan penting dalam hidup, seperti membeli rumah atau membangun keluarga.

"Generasi muda yang belum mendapatkan pekerjaan atau mengalami stagnasi karir cenderung menunda keputusan penting, seperti membeli rumah atau membangun keluarga, yang pada akhirnya dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi," ujarnya.

 

Perlu Langkah Strategis

Ilustrasi Pensiun. Unsplash/ Huy Phan
Ilustrasi Pensiun. Unsplash/ Huy Phan

Penundaan keputusan ini, menurut laporan Bank Dunia, dapat menurunkan konsumsi domestik hingga 10%, yang tentu akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Menurunnya tingkat konsumsi ini akan berdampak pada sektor-sektor yang bergantung pada daya beli masyarakat, seperti properti, barang konsumsi, dan layanan lainnya.

Achmad mengatakan, untuk memastikan kebijakan ini memberikan manfaat yang maksimal, pemerintah perlu melakukan berbagai langkah strategis guna mengatasi dampak-dampak negatif yang muncul. Salah satunya adalah dengan menyediakan pelatihan dan peningkatan keterampilan bagi pekerja lanjut usia agar mereka tetap relevan di dunia kerja yang terus berkembang.

Pelatihan ini dapat membantu mereka beradaptasi dengan perubahan teknologi dan persyaratan pasar kerja. Pemerintah juga harus memperluas akses terhadap fasilitas kesehatan yang terjangkau, khususnya bagi pekerja di sektor informal, yang sering kali tidak memiliki akses yang memadai terhadap layanan kesehatan. Hal ini akan memastikan bahwa mereka tetap sehat dan produktif dalam bekerja.

 

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya