Rosan Roeslani Mau Kejar Investasi Apple Rp 165 Triliun, Kapan Tercapai?

Rosan Roeslani berharap investasi awal Apple senilai USD 1 miliar dapat meningkat menjadi USD 5 miliar, bahkan mencapai USD 10 miliar.

oleh Arief Rahman H diperbarui 15 Jan 2025, 20:20 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2025, 20:20 WIB
Menteri Investasi/kepala BKPM Rosan P. Roeslani  dalam Rakornas Investasi 2024, di Jakarta, Rabu (11/12/2024)
Menteri Investasi/kepala BKPM Rosan P. Roeslani  dalam Rakornas Investasi 2024, di Jakarta, Rabu (11/12/2024) (dok: Tira)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Perkasa Roeslani, menargetkan investasi Apple di Indonesia bisa tembus USD 10 miliar atau sekitar Rp 165 triliun. Target ini dimulai dari komitmen investasi awal senilai Rp 1,65 triliun untuk pabrik AirTag di Batam.

Dia menjelaskan bahwa investasi vendor AirTag di Batam merupakan langkah awal dari rencana investasi besar Apple. Targetnya, nilai investasi tersebut akan meningkat secara bertahap hingga mencapai Rp 165 triliun.

"Ini adalah tahap awal, a billion dollar, dan dari Apple—dari salah satu vendor yang akan dibangun di Indonesia—ini akan menyuplai 65 persen kebutuhan AirTag Apple di seluruh dunia, sekaligus menciptakan lapangan kerja untuk 2.000 orang," ungkap Rosan dalam acara Semangat Awal Tahun 2025 di Menara Global, Jakarta, Rabu (15/1/2025).

"Itu adalah tahap pertama. Setelah itu, kita bicara lagi tahap berikutnya sampai investasi ini mencapai 10 billion US dollar," sambungnya.

Menurutnya, negosiasi untuk meningkatkan investasi masih terus berjalan dengan berbagai penawaran dari pemerintah. Rosan menekankan bahwa semua aspek investasi harus terstruktur dan memiliki komitmen jangka panjang, bukan hanya untuk 1–3 tahun.

"Kalau kita berbicara tentang investasi, itu adalah long-term commitment, bukan 1, 2, atau 3 tahun. That's a long-term commitment. Kita tidak suka kejutan, ya kan. Semua harus terukur, terstruktur, dan penuh dengan kejelasan serta kepastian. Itu yang kita berikan kepada mereka. Alhamdulillah, mereka sudah memulai konstruksi di Batam," tutur dia.

Rosan juga berharap investasi awal senilai USD 1 miliar tersebut dapat meningkat menjadi USD 5 miliar, bahkan mencapai USD 10 miliar.

"Jadi, investasi awal di angka 1 billion dapat meningkat secara bertahap menjadi 3, 4, 5, dan akhirnya 10 billion. Target itu bisa tercapai. Mereka sudah beli tanah, dan pembicaraan dengan kami terus berjalan," pungkas Rosan Roeslani.

 

Apple Jadi Investasi

Alamat Kantor Apple di Indonesia Terungkap
Kantor Apple di Beijing - ilustrasi (ist.)... Selengkapnya

Sebelumnya, Rosan menyebut bahwa pabrik AirTag di Batam dijadwalkan mulai beroperasi pada Februari 2026. Proses konstruksi pabrik tersebut juga segera dimulai.

Dalam hal negosiasi investasi, Rosan memastikan bahwa Apple tetap berkomitmen untuk menanamkan investasinya di Batam. Komitmen ini diwujudkan melalui pembangunan pabrik AirTag di Batam.

"Investasi ini sudah berhasil kita convince. Mereka tetap masuk ke Batam. Tanahnya sudah dibeli, sudah ditunjukkan kepada kami, dan proses cut and fill untuk memulai konstruksi sudah dilakukan," ujar Rosan dalam acara Semangat Awal Tahun 2025 di Menara Global, Jakarta, Rabu (15/1/2025).

 

Pabrik AirTag Beroperasi Februari 2026

Apple AirTag. Dok: Apple
Apple AirTag. Dok: Apple... Selengkapnya

Dia menargetkan pabrik tersebut dapat mulai memproduksi AirTag pada Februari 2026. Rencananya, 65 persen pasokan AirTag dunia akan berasal dari pabrik di Batam.

"Diharapkan 2026, awal tahun, bulan Februari, sudah siap untuk produksi AirTag. Vendor-nya juga siap," ucap Rosan.

Rosan berharap investasi vendor AirTag ini dapat menarik vendor lainnya ke dalam ekosistem Apple di Indonesia. Pasalnya, Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Malaysia, Thailand, dan Vietnam dalam menarik investasi dari Apple.

"Jadi, apakah investasi Apple sudah masuk? Sudah. Dan ini baru tahap awal," ujarnya.

"Seperti yang saya sampaikan tadi, ini baru first steps. Kita ingin ada lebih banyak vendor Apple, seperti di Vietnam yang memiliki 35–36 vendor, Malaysia, Thailand, dan lainnya yang memiliki 26 vendor," tutup Rosan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya