Sri Mulyani Beri Peringatan Potensi Pelemahan Rupiah di 2025

Sri Mulyani menjelaskan preferensi investor terhadap aset-aset berbasis dolar AS menjadi faktor utama penguatan indeks DXY.

oleh Tira Santia diperbarui 24 Jan 2025, 19:30 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2025, 19:30 WIB
Menteri Keuangan Indonesia, sekaligus Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Sri Mulyani Indrawati,
Menteri Keuangan Indonesia, sekaligus Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Sri Mulyani Indrawati. (dok: Tira)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan sekaligus Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Sri Mulyani Indrawati, menyatakan bahwa ketegangan politik global yang meningkat bisa mempengaruhi pergerakan rupiah terhadap dolar AS.

Selain itu, ditambah preferensi investor terhadap aset keuangan Amerika Serikat, mendorong indeks mata uang dolar AS (DXY) ke tren penguatan.

"Kondisi ini memberikan tekanan tambahan pada mata uang negara lain, termasuk Indonesia, serta menciptakan ketidakpastian di pasar global," ungkap Sri Mulyani dalam konferensi pers KSSK Triwulan IV-2024 di Jakarta, Jumat (24/1/2025).

Ia menjelaskan, preferensi investor terhadap aset-aset berbasis dolar AS menjadi faktor utama penguatan indeks DXY.

“Ketegangan politik global yang meningkat dan preferensi investor yang makin besar terhadap aset keuangan Amerika Serikat menyebabkan indeks DXY berada dalam tren penguatan. Ini memberikan tekanan tambahan pada mata uang lainnya,” tambahnya.

Kebijakan Tarif AS dan Dampaknya pada Inflasi Global

Sri Mulyani juga menyoroti kebijakan tarif yang diterapkan Amerika Serikat, yang diperkirakan dapat memperlambat proses penurunan inflasi global.

“Kebijakan tarif di AS cenderung menahan inflasi tetap tinggi. Hal ini berimbas pada ekspektasi pasar terhadap kebijakan suku bunga Federal Reserve (Fed Fund Rate), di mana penurunan suku bunga menjadi lebih terbatas,” jelasnya.

 

Penguatan Rupiah pada Awal Perdagangan Jumat

Tertekan, Rupiah Terjun ke Level Rp16.283 per Dolar AS
IHSG ditutup anjlok 71,987 poin (1,02 persen) ke posisi 7.016,879. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat pada pembukaan perdagangan Jumat (24/1/2025). Rupiah tercatat naik 61 poin atau 0,37% menjadi Rp16.223 per dolar AS dibandingkan posisi sebelumnya di Rp16.284 per dolar AS.

Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, menyebut penguatan rupiah dipengaruhi oleh pelemahan dolar AS. “Permintaan Presiden AS Donald Trump untuk menurunkan suku bunga menekan dolar AS,” katanya.

Meskipun demikian, Lukman menekankan bahwa keputusan terkait suku bunga tetap menjadi wewenang Federal Reserve. “Namun, permintaan tersebut dapat menjadi pertimbangan bagi The Fed di masa mendatang,” ujarnya.

 

Kinerja Rupiah Dibandingkan Mata Uang Regional

dolar ke rupiah
Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar, selalu mengalami perubahan setiap saat terkadang melemah terkadang juga dapat menguat.... Selengkapnya

Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa rupiah hanya melemah 1% terhadap dolar AS hingga pertengahan Januari 2025, lebih baik dibandingkan mata uang regional seperti Rupee India (-1,20%), Peso Filipina (-1,33%), dan Baht Thailand (-1,92%).

Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan bahwa nilai tukar rupiah tetap terkendali berkat kebijakan stabilisasi BI.

"Sebaliknya, rupiah menguat terhadap mata uang negara maju selain dolar AS dan stabil terhadap mata uang negara berkembang," ungkap Perry.

Melihat sentimen positif ini, para analis memperkirakan nilai tukar rupiah akan bergerak di kisaran Rp16.150 hingga Rp16.300 per dolar AS dalam waktu dekat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya