Liputan6.com, Jakarta Dalam rangka mendukung program penyerapan gabah dan beras oleh Perum BULOG, pemerintah menargetkan penyerapan sebanyak 3 juta ton di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Bali.
Sudarsono Hardjosoekarto, Direktur SDM dan Umum Perum BULOG, turun langsung ke Desa Bengkel, Tabanan, Bali, untuk memastikan proses penyerapan berjalan dengan baik.
Baca Juga
"Alhamdulillah, kami berhasil melakukan penyerapan pada padi yang telah memasuki masa panen dengan harga yang telah ditetapkan pemerintah, yaitu Rp 6.500,- per kilogram. Kebijakan ini tentu menguntungkan para petani dan penggilingan. Gabah yang telah diserap akan diproses menjadi beras dan disimpan oleh Perum BULOG agar dapat dinikmati masyarakat ke depannya," ujar Sudarsono, dalam keterangannya, Minggu (23/2/2025).
Advertisement
Panen Usia Tanam 105 Hari
Sementara itu, I Made Merta Suteja, salah satu anggota Subak Bengkel, menyatakan bahwa padi yang ditanam telah mencapai usia 105 hari dan siap untuk dipanen.
Pemimpin Wilayah BULOG Bali, Muhammad Anwar, menambahkan bahwa pihaknya akan terus menjalin komunikasi dengan para petani, kelompok tani (poktan), gabungan kelompok tani (gapoktan), serta penggilingan guna memastikan kelancaran penyerapan gabah di Bali.
"Kami juga berkoordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk Dinas Pertanian, TNI, dan POLRI, untuk memperoleh informasi mengenai titik panen di Bali," ungkap Anwar.
Sebagai bagian dari upaya pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan, Perum BULOG akan memfokuskan penyerapan gabah selama masa panen raya yang berlangsung dari Februari hingga April 2025. Program ini diharapkan dapat memberikan manfaat maksimal bagi petani dan memastikan ketersediaan beras bagi masyarakat.
Pimpinan Bulog Dirombak, Apa Dampaknya ke Petani?
Pergantian kepemimpinan di Dewan Pengawas (Dewas) dan Direksi Perum Bulog dinilai membawa dampak positif bagi petani di seluruh Indonesia.
Pakar komunikasi nasional, Effendi Gazali, menilai bahwa perubahan ini dapat meningkatkan responsivitas Bulog terhadap kebutuhan pasar dan kesejahteraan petani melalui kebijakan inovatif dan pengalaman baru dari para pemimpin yang terpilih.
Menurut Effendi, kebijakan yang diterapkan di bawah kepemimpinan Sudaryono sebagai Ketua Dewas Bulog berhasil meningkatkan serapan gabah petani dan menjaga stabilitas harga. Dengan langkah ini, petani dapat memperoleh pendapatan yang lebih layak, sehingga kesejahteraan mereka semakin terjamin.
Terobosan Baru Bulog untuk Petani
"Di bawah kepemimpinan Sudaryono, Bulog berhasil menerapkan inovasi dengan menyerap aspirasi para pemangku kepentingan, khususnya petani. Dengan begitu, banyak kebijakan yang langsung memberikan manfaat bagi mereka," ujar Effendi di Jakarta, Senin (17/2/2025).
Salah satu strategi utama yang diterapkan adalah optimalisasi jaringan distribusi serta perbaikan mekanisme pembelian gabah.
Terlebih, dengan kebijakan yang diterapkan Presiden Prabowo, Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk gabah kering panen (GKP) telah ditetapkan sebesar Rp6.500 per kilogram. Hal ini memastikan bahwa petani dapat menjual hasil panennya dengan harga lebih menguntungkan dan dalam jumlah yang lebih besar.
Advertisement
Dampak Kebijakan terhadap Ketahanan Pangan
Kebijakan ini tidak hanya memberikan dampak positif bagi petani, tetapi juga berkontribusi pada ketahanan pangan nasional.
Dengan meningkatnya serapan gabah, stok beras menjadi lebih terjamin dan pasokan tetap stabil di pasaran. Effendi menekankan bahwa pendapatan petani yang lebih stabil akan membantu mereka memenuhi kebutuhan sehari-hari secara lebih baik.
"Dengan adanya peningkatan serapan gabah, petani memiliki kepastian pendapatan yang lebih baik dan lebih stabil," jelas Effendi.
