Liputan6.com, Jakarta Ada banyak hal dalam kehidupan sehari-hari yang kita anggap biasa, salah satunya adalah arah putaran jarum jam. Namun, pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa jarum jam berputar ke arah kanan? Ternyata, ada alasan menarik di balik konvensi ini yang berkaitan dengan pengamatan astronomis dan sejarah peradaban manusia.
Mengutip dari Science Focus, Selasa (25/2/2025), jarum jam berputar ke arah kanan berakar pada pengamatan bayangan matahari di belahan bumi utara. Di belahan bumi utara, matahari terbit di timur dan terbenam di barat.
Advertisement
Baca Juga
Jika kita menghadap ke selatan, posisi timur berada di kanan kita dan posisi barat di kiri. Dengan kata lain, bayangan benda akan bergerak dari kiri ke kanan sepanjang hari. Hal inilah yang menjadi dasar bagi arah putaran jarum jam.
Advertisement
Peradaban-peradaban awal yang mengembangkan jam, seperti Mesir Kuno, Mesopotamia, dan peradaban Indus, semuanya berada di belahan bumi utara.
Mereka mengamati pergerakan matahari dan bayangan yang dihasilkan, sehingga arah pergerakan bayangan ini menjadi acuan dalam mendesain jam. Dengan demikian, jarum jam pun mulai berputar ke arah kanan.
Sejarah dan Konvensi Arah Putaran Jam
Meskipun di belahan bumi selatan pergerakan bayangan berlawanan arah, penggunaan konvensi belahan bumi utara tetap dipertahankan. Ini disebabkan oleh pertimbangan historis dan pengaruh pusat peradaban saat itu.
Sejak zaman kuno, pengetahuan dan teknologi berkembang pesat di belahan bumi utara, dan banyak inovasi yang lahir dari sana, termasuk alat pengukur waktu.
Ketika jam mekanis mulai dikembangkan di Eropa pada abad ke-14, arah putaran jarum jam ke kanan sudah menjadi standar.
Konvensi ini diadopsi secara luas dan terus dipertahankan hingga saat ini. Meskipun seharusnya ada kemungkinan untuk mengubah arah putaran jarum jam, perubahan tersebut tidak pernah terjadi karena sudah menjadi bagian dari kebiasaan dan norma global.
Â
Pengaruh Astronomi terhadap Desain Jam
Pengamatan astronomis berperan penting dalam desain jam. Para ilmuwan dan astronom awal mempelajari pergerakan matahari, bulan, dan bintang untuk memahami waktu.
Mereka menggunakan bayangan yang dihasilkan oleh objek-objek tersebut untuk menciptakan alat pengukur waktu yang akurat.
Misalnya, jam matahari adalah salah satu alat pengukur waktu tertua yang menggunakan bayangan untuk menunjukkan waktu.
Dengan memperhatikan posisi matahari, orang-orang dapat menentukan waktu dengan cukup akurat. Oleh karena itu, arah putaran jarum jam yang berlawanan dengan bayangan matahari di belahan bumi selatan tidak diadopsi menjadi standar.
Advertisement
Jadi Warisan Sejarah
Jadi, arah putaran jarum jam ke kanan bukanlah suatu keharusan fisik, melainkan konvensi yang berdasar pada observasi astronomis di belahan bumi utara.
Hal ini menunjukkan bagaimana sejarah dan budaya mempengaruhi cara kita memahami waktu. Meskipun ada perbedaan di belahan bumi selatan, konvensi ini tetap dipertahankan secara global.
Dengan demikian, setiap kali kita melihat jam, kita tidak hanya melihat alat pengukur waktu, tetapi juga sebuah warisan sejarah yang panjang.
