Menjadi satu-satunya kandidat calon Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) wanita, Treesna W Suparyono memiliki visi yang sedikit berbeda dibandingkan dengan para pesaing calon pengganti Muliaman D Hadad.
Dalam uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) didepan anggota Komisi XI DPR RI di Ruang Rapat Komisi XI, Gedung Nusantara I, Kompleks DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (1/7/2013), Treesna menegaskan visinya untuk mengutamakan penciptaan wirausahawan wanita yang hingga kini masih sedikit.
"Sebetulnya di beberapa negara sudah banyak dilakukan dan berhasil karena wanita biasanya sabar, teliti, tahan terhadap tekanan, biasanya dia ingin berpartisipasi lebih. Itu yang menjadi keunggulan wanita," tutur dia.
Program penciptaan pengusaha wanita ini nantinya akan dilakukannya dengan langkah awal melakukan edukasi tentang keuangan perbankan. "Diantaranya mengenai peran perbankan, bagaimana memanfaatkan perbankan, nanti juga ada forum forumnya,"jelas Treesna.
Namun program utama Treesna ini tidak langsung diapresiasi anggota Komisi XI DPR RI yang menghadiri fit and proper tes. Komisi XI menilai program unggulan Treesna itu masih bertentangan dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) mengenai kredit permodalan.
"Mungkin dalam hal ini diperlukan penelitian kajian lebih lanjut, Insyaallah saya akan mempertimbangkan demi kepentingan rakyat. Kalau memang saya ditempatkan, saya akan melihat latar belakang nanti baru saya tentukan," ujar Treesna menanggapi keraguan DPR tersebut.
Selain prigram penciptaan wirausahan wanita, program-program yang diusung Treesna adalah peningkatan kerjasama antar bank sentral (global), peningkatan kinerja Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), penciptaan rekam jejak bagi UMKM melalui pengembangan financial inclusion.
Program lainnya adalah perluasan implementasi skim inti plasma dalam pembiayaan UMKM, peningkatan harmonisasi hubungan bank indonesia dengan sesama penentu kebijakan serta stake holder lainnya, dan penguatan kantor perwakilan bank indonesia dalam negeri. (Yas/Shd)
Dalam uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) didepan anggota Komisi XI DPR RI di Ruang Rapat Komisi XI, Gedung Nusantara I, Kompleks DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (1/7/2013), Treesna menegaskan visinya untuk mengutamakan penciptaan wirausahawan wanita yang hingga kini masih sedikit.
"Sebetulnya di beberapa negara sudah banyak dilakukan dan berhasil karena wanita biasanya sabar, teliti, tahan terhadap tekanan, biasanya dia ingin berpartisipasi lebih. Itu yang menjadi keunggulan wanita," tutur dia.
Program penciptaan pengusaha wanita ini nantinya akan dilakukannya dengan langkah awal melakukan edukasi tentang keuangan perbankan. "Diantaranya mengenai peran perbankan, bagaimana memanfaatkan perbankan, nanti juga ada forum forumnya,"jelas Treesna.
Namun program utama Treesna ini tidak langsung diapresiasi anggota Komisi XI DPR RI yang menghadiri fit and proper tes. Komisi XI menilai program unggulan Treesna itu masih bertentangan dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) mengenai kredit permodalan.
"Mungkin dalam hal ini diperlukan penelitian kajian lebih lanjut, Insyaallah saya akan mempertimbangkan demi kepentingan rakyat. Kalau memang saya ditempatkan, saya akan melihat latar belakang nanti baru saya tentukan," ujar Treesna menanggapi keraguan DPR tersebut.
Selain prigram penciptaan wirausahan wanita, program-program yang diusung Treesna adalah peningkatan kerjasama antar bank sentral (global), peningkatan kinerja Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), penciptaan rekam jejak bagi UMKM melalui pengembangan financial inclusion.
Program lainnya adalah perluasan implementasi skim inti plasma dalam pembiayaan UMKM, peningkatan harmonisasi hubungan bank indonesia dengan sesama penentu kebijakan serta stake holder lainnya, dan penguatan kantor perwakilan bank indonesia dalam negeri. (Yas/Shd)