Taiwan Ngebet Bahas Pemotongan Tarif dengan Indonesia

Pemerintah Taiwan dan Indonesia tengah merancang kerjasama perjanjian perdagangan bebas.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 16 Jul 2013, 16:29 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2013, 16:29 WIB
pajak-mangkir130404c.jpg
Dalam usahanya mendorong perdagangan yang lebih bebas guna menghindari marjinalisasi integrasi ekonomi regional, Taiwan mendesak percepatan pembahasan pemotongan tarif dengan Indonesia sebelum kedua negara mematenkan kesepakatan perdagangan bebas.

Lewat berbagai penelitian yang dilakukan Taiwan dan Indonesia, kerjasama bilateral kedua negara bisa saling menguntungkan. Bahkan jumlahnya ditaksir mencapai miliaran rupiah.

Wakil Menteri Ekonomi Taiwan, Cho Shih-chao mengatakan, kesepakatan kerjasama ekonomi Taiwan-Selandia Baru yang ditandatangani 10 Juil lalu menjadi contoh bagi negara lain yang menjadi target kesepakatan perdaganan serupa dengan Taiwan.

Bicara soal kesepakatan kerjasama tersebut, Kepala Divisi Urusan Perekonomian di Taipei Economic and Trade Office di Indonesia,  Tsai Yun-chung, mengatakan, para peneliti dari Indonesia dan Taiwan sudah menyelesaikan studi kelayakan akhir tahun lalu.

Saat ini Taiwan sendiri tengah mempromosikan hasil penelitian kepada pengusaha dan pemerintah Indonesia. Mengingat proses pencapaian kesepakatan perdagangan bebas yang komprehensif bakal memakan waktu lama, Taiwan menyarankan kedua negara menggelar diskusi bilateral. Pembahasan akan terfokus pada kemungkinan pemotongan tarif untuk beberapa produk yang memiliki pesaing dari sejumlah negara lain.

Dia lebih lanjut mengatakan, saat ini pembahasan proposal tersebut masih tertunda menunggu pembahasan internal pemerintah Indonesia.

Sebuah laporan hasil studi gabungan Taipei Economic and Trade Office,  Chung Hua Institution for Economic Research (CIER) Taiwan dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang diterbitkan akhir tahun lalu. Studi tersebut fokus pada uji kelayakan persetujuan kerjasama ekonomi Taiwan-Indonesia.

Peneliti CIER, Tu Chaw-hsia  menunjukkan kondisi tersebut dengan model perhitungan yang berbeda. Kesepakatan perdagangan bebas Taiwan-Indonesia bisa menghasilkan keuntungan senilai US$ 433 juta untuk Indonesia dan membantu mendorong pertumbuhan ekonomi tahunan sebesar 0,11%.

Tu mengatakan, ekonomi Taiwan juga akan mengalami pertumbuhan dengan pendapatan hingga US$ 489 juta dari kerjasama tersebut.

Laporan tersebut menunjukkan tekstil, alat kimia, peralatan elektronik, dan industri mesin Taiwan juga akan mendapat keuntungan dari kesepakatan kerjasama ekonomi bilateral yang direncakanan. Sementara bisnis Indonesia yang akan banyak terbantu dengan terealisasinya kerjasama tersebut adalah di bidang pertanian, tekstil, bahan kimia, suku cadang dan peralatan elektronik. (Sis/Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya