Asosiasi Pengusaha Angkutan Khusus Pelabuhan (Angsuspel) hingga saat ini masih mengalami kendala dalam melakukan distribusi kontainer (peti kemas) baik keluar ataupun masuk Pelabuhan Tanjung Priok. Terbukti dengan lamanya proses pemindahan dan peletakan kontainer dari truk ke terminal peti kemas.
Ketua Umum Angsuspel Gemilang Tarigan mengungkapkan setiap truk yang ingin melakukan transaksi pengangkutan ataupun peletakan kontainer masih memakan waktu hingga 15 jam.
"Truk masuk jam 5 sore, keluar jam 8 pagi, itu untuk delivery, bahkan juga untuk impor," ungkapnya di Jakarta, Kamis (25/7/2013)
Hal ini terjadi dikarenakan tumpukan kontainer di terminal yang semakin tinggi. Dulunya tumupkan kontainer di terminal tanjung priok hanya pada batasan 3 hingga 4 kontainer, namun saat ini bisa mencapai 7 tumpukan.
"Memindahkannya saja butuh banyak waktu, ini kan lama," tegas Tarigan.
Berdasarkan dari data yang diperoleh Angsuspel pada tahun 2012 tidak ada penambahan volume barang yang masuk di pelabuhan Tanjung Priok.
Lebih lanjut, Tarigan menjelaskan, yang bermasalah adalah pendistribusian kontainer keluar pelabuhan. Untuk itulah dirinya mengaku tengah mengusulkan ke pemerintah untuk membangun infrastruktur jalan dis ekitar pelabuhan.
"Kalau jalan itu mulus, kan truk bisa lancar jalannya, tidak seperti sekarang yang kebanyakan hanya bisa kecepatan 0 hingga 10 kilometer per jam,"kata dia.
Demi mengatasi hal tersebut Angsuspel menawarkan pelebaran dan perbaikan jalur di akses tengah Tanjung Priok. Dengan hal itu harapannya mampu mengurangi beban jalan dan kemacetan yang terjadi di akses timur pelabuhan yang sudah menyerap 70% kendaraan keluar masuk pelabuhan. (Yas/Ndw)
Ketua Umum Angsuspel Gemilang Tarigan mengungkapkan setiap truk yang ingin melakukan transaksi pengangkutan ataupun peletakan kontainer masih memakan waktu hingga 15 jam.
"Truk masuk jam 5 sore, keluar jam 8 pagi, itu untuk delivery, bahkan juga untuk impor," ungkapnya di Jakarta, Kamis (25/7/2013)
Hal ini terjadi dikarenakan tumpukan kontainer di terminal yang semakin tinggi. Dulunya tumupkan kontainer di terminal tanjung priok hanya pada batasan 3 hingga 4 kontainer, namun saat ini bisa mencapai 7 tumpukan.
"Memindahkannya saja butuh banyak waktu, ini kan lama," tegas Tarigan.
Berdasarkan dari data yang diperoleh Angsuspel pada tahun 2012 tidak ada penambahan volume barang yang masuk di pelabuhan Tanjung Priok.
Lebih lanjut, Tarigan menjelaskan, yang bermasalah adalah pendistribusian kontainer keluar pelabuhan. Untuk itulah dirinya mengaku tengah mengusulkan ke pemerintah untuk membangun infrastruktur jalan dis ekitar pelabuhan.
"Kalau jalan itu mulus, kan truk bisa lancar jalannya, tidak seperti sekarang yang kebanyakan hanya bisa kecepatan 0 hingga 10 kilometer per jam,"kata dia.
Demi mengatasi hal tersebut Angsuspel menawarkan pelebaran dan perbaikan jalur di akses tengah Tanjung Priok. Dengan hal itu harapannya mampu mengurangi beban jalan dan kemacetan yang terjadi di akses timur pelabuhan yang sudah menyerap 70% kendaraan keluar masuk pelabuhan. (Yas/Ndw)