Ekonom dari Econit, Hendri Saparini menyarankan pemerintah Indonesia supaya mengajukan proposal bantuan bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) ke negara-negara maju. Langkah ini mengekor keberhasilan Thailand yang telah lebih dulu menerapkan solusi tersebut.
"Berkaca dari pengalaman tahun 1998 saat krisis moneter, Thailand meminta Jepang untuk membantu UKM di negara tersebut dan memberikan pasar di Jepang," ucapnya di Jakarta, Kamis (29/8/2013) malam.
Sayangnya di situasi ketidakpastian ekonomi dunia seperti sekarang ini, Hendri menerangkan, pemerintah justru tidak melakukan hal yang sama dengan Thailand. Padahal yang dibutuhkan UKM hanya satu, yakni pasar.
"Pemerintah dan pengusaha buat proposal dan diajukan ke negara-negara maju. Jangan hanya mmebantu dan menolong UKM dengan membuat studi karena UKM Indonesia perlu dibukakan pasar. Masalahnya sekarang, mau tidak pemerintah melakukan itu," tegas dia.
Dia menggambarkan, industri tekstil skala UKM yang sudah ekspor misalnya, perlu mulai diberikan dukungan soal peningkatan kualitas ekspor, cara pemasarannya, dan kepastian pasarnya.
"Produk tekstil yang diminta di Afrika dan di Eropa kan beda, jadi pengusaha perlu dibantuk khususnya bagi UKM," tandas Hendri. (Fik/Ndw)
"Berkaca dari pengalaman tahun 1998 saat krisis moneter, Thailand meminta Jepang untuk membantu UKM di negara tersebut dan memberikan pasar di Jepang," ucapnya di Jakarta, Kamis (29/8/2013) malam.
Sayangnya di situasi ketidakpastian ekonomi dunia seperti sekarang ini, Hendri menerangkan, pemerintah justru tidak melakukan hal yang sama dengan Thailand. Padahal yang dibutuhkan UKM hanya satu, yakni pasar.
"Pemerintah dan pengusaha buat proposal dan diajukan ke negara-negara maju. Jangan hanya mmebantu dan menolong UKM dengan membuat studi karena UKM Indonesia perlu dibukakan pasar. Masalahnya sekarang, mau tidak pemerintah melakukan itu," tegas dia.
Dia menggambarkan, industri tekstil skala UKM yang sudah ekspor misalnya, perlu mulai diberikan dukungan soal peningkatan kualitas ekspor, cara pemasarannya, dan kepastian pasarnya.
"Produk tekstil yang diminta di Afrika dan di Eropa kan beda, jadi pengusaha perlu dibantuk khususnya bagi UKM," tandas Hendri. (Fik/Ndw)