Indonesia bakal kembali menjajah Afrika yang saat ini menjadi fokus pengembangan pasar nontradisional pemerintah. Rencanya pada akhir Oktober mendatang, sejumlah merk produk buatan Indonesia akan masuk ke pasar Senegal dan Gambia.
Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan, masuknya merek Indonesia merupakan bentuk pemenuhan permintaan pihak Afrika yang semakin besar.
"Permintaan dari Afrika besar untuk berbagai merk Indonesia, akhir Oktober ada Senegal dan Gambia," kata Bayu, di Kantornya, Jakarta, Rabu (2/10/2013).
Meski menyambut baik permintaan tersebut, Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengakui pelaksanaan sistem ekspor ke kedua negara tersebut masih banyak menemui kesulitan. Salah satunya adalah barang ekspor harus menggunakan sistem pembiayaan menggunakan jalur Eropa.
Barang yang diekpor diantaranya produk tekstil dan Bahan Bakar Nabati (BBN).
Dengan masuknya merek Indonesia di dua negara Afrika, pemerintah yakin pemasukan negara dari aktivitas ekspor bisa mencapai US$ 500 juta. Selain dua negara tersebut, Pakistan juga berencana menambah permintaan pasokan produk-produk merk Indonesia.
Masih banyaknya permintaan dari sejumlah pasar ekspor baru di saat krisis, ujar Bayu, merupakan bukti bahwa merk Indonesia mulai banyak diminati. (Pew/Shd)
Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan, masuknya merek Indonesia merupakan bentuk pemenuhan permintaan pihak Afrika yang semakin besar.
"Permintaan dari Afrika besar untuk berbagai merk Indonesia, akhir Oktober ada Senegal dan Gambia," kata Bayu, di Kantornya, Jakarta, Rabu (2/10/2013).
Meski menyambut baik permintaan tersebut, Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengakui pelaksanaan sistem ekspor ke kedua negara tersebut masih banyak menemui kesulitan. Salah satunya adalah barang ekspor harus menggunakan sistem pembiayaan menggunakan jalur Eropa.
Barang yang diekpor diantaranya produk tekstil dan Bahan Bakar Nabati (BBN).
Dengan masuknya merek Indonesia di dua negara Afrika, pemerintah yakin pemasukan negara dari aktivitas ekspor bisa mencapai US$ 500 juta. Selain dua negara tersebut, Pakistan juga berencana menambah permintaan pasokan produk-produk merk Indonesia.
Masih banyaknya permintaan dari sejumlah pasar ekspor baru di saat krisis, ujar Bayu, merupakan bukti bahwa merk Indonesia mulai banyak diminati. (Pew/Shd)