Indonesia Harus Bebas dari Jeratan Krisis Ekonomi AS

Menteri Keuangan Chatib Basri menilai perekonomian Indonesia sangat bergantung kepada Amerika Serikat.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 05 Okt 2013, 18:34 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2013, 18:34 WIB
menkeu-chatib-basri-1-131005c.jpg
Menteri Keuangan Chatib Basri menilai perekonomian Indonesia sangat bergantung kepada Amerika Serikat. Pasalnya saat kondisi ekonomi Amerika Serikat (AS) bergejolak, negara ini terkena dampak buruk seperti pelemahan nilai tukar rupiah.

"Kita perlu keluar dari ketergantungan itu, yakni dengan memperkuat dari sisi fiskal dan ekonomi domestik, termasuk menurunkan defisit transaksi berjalan," kata dia dalam acara Pre CEO Summit di Bali International Center (BICC), Nusa Dua, Bali, Sabtu (5/10/2013).

Berbeda dengan Indonesia, beberapa negara justru terbebas dari jeratan badai krisis ekonomi AS, antara lain, Filipina, Singapura dan Australia.

Ketahanan ketiga negara tersebut dari gejolak perekonomian AS seperti penghentian stimulus oleh Bank Sentral AS, menurut Chatib ditopang dari kuatnya ekonomi domestik negara-negara itu.

"Negara-negara di dunia harus bisa hidup tanpa stimulus AS. Kita harus siap jika suatu saat The Fed mengakhiri stimulus," tuturnya.

Indonesia, lanjut Chatib, sedang menjalankan kebijakan-kebijakan domestik supaya dapat menjalankan perekonomian dengan mulus, salah satunya adalah empat paket kebijakan ekonomi saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok dan rupiah merosot tajam. (Fik/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya