40 Tahun Lalu RI & Korsel Tidak Dikenal Dunia

Selama puluhan tahun menjalin kerja sama di perdagangan dan investasi, hubungan bisnis antara Indonesia-Korsel terlihat makin akrab.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 11 Okt 2013, 19:25 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2013, 19:25 WIB
presiden-korsel-131005a.jpg
Selama puluhan tahun menjalin kerja sama di perdagangan dan investasi, hubungan bisnis antara Indonesia-Korea Selatan (Korsel) terlihat semakin akrab. Hal ini ditunjukkan melalui peningkatan investasi antar kedua negara yang langsung didiskusikan oleh Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Korsel Park Geun-hye.

Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Bayu Khrisnamurti mengatakan, Korsel berkeinginan meningkatkan kembali perekonomiannya dari saat ini melalui dukungan dari Indonesia yang berambisi untuk menjadi negara terbesar urutan ketujuh di dunia.

"Dulu 40 tahun yang lalu, Indonesia dan Korsel tidak dikenal dunia, tapi sekarang keduanya sama-sama diakui sebagai kekuatan ekonomi global yang mempengaruhi perekonomian dunia," ujarnya usai ditemui dalam acara Business Launcheon Indonesia-Korea di Jakarta, Jumat (11/10/2013).

Korea, sambung Bayu, menawarkan pengalaman dan teknologi untuk mencapai tujuan tersebut, terutama  kerja sama perdagangan, investasi, serta pertahanan.

"Apabila Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dapat berjalan terutama dalam penurunan tarif dan stabilisasi perdagangan target US$ 50 miliar sangat realistis dapat dicapai," ujar dia.

Bayu mengatakan, nilai perdagangan Indonesia-Korea saat ini sekitar US$ 30 miliar. Ini merupakan komitmen berat namun bukan mustahil untuk dapat terwujud karena komitmen peningkatan investasi telah dibicarakan bersama antar kedua Kepala Negara.

"Beberapa sektor yang diminati Korsel yaitu pertanian seperti minyak nabati untuk makanan dan energi, karet, serat, produk kehutanan, perikanan, kopi, serta produk tambang. Saya melihat target tersebut ambisius, tapi pasti bisa dicapai karena platform yang dipakai untuk meningkatkan proyeksi ini adalah Indonesia-Korea Cepa yang sudah sangat maju. Mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa ditandatangani.

Sementara itu, Bayu menyebut, Korsel antusias menawarkan investasi di bidang elektronik, informasi teknologi, otomotif, baja, infrastruktur termasuk perdagangan logistik dan ritel.

Di sisi lain, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa menargetkan, volume perdagangan antara Indonesia-Korea bisa menembus US$ 50 miliar pada 2015.

"Selama 40 tahun persahabatan Indonesia dan Korea telah mencapai kemajuan yang luar biasa untuk kemakmuran bersama. Karena ke depan, target volume perdagangan dua negara ini bisa mencapai US$ 100 miliar pada 2020," tukasnya. (Fik/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya