Usai Mobil Murah Bakal Muncul Makanan Murah

Kalangan pengusaha makanan mengeluhkan kebijakan Kementan yang dianggap menurunkan daya saing industri pengolahan daging lokal.

oleh Septian Deny diperbarui 17 Okt 2013, 20:40 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2013, 20:40 WIB
daging-olahan-130308b.jpg
Mengikuti relatif suksesnya program mobil murah, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia ( GAPMMI), Adhi Lukman mengajak semua pemangku kepentingan untuk menciptakan produk makanan murah dan ramah lingkungan (Low Cost Green Product).

Hal tersebut merupakan tanggapan pengusaha makanan terhadap munculnya peraturan Menteri Pertanian Nomor 84 Tahun 2013 yang dipandang tidak berpihak pada industri daging olahan dalam negeri.

Adhi menegaskan, pemangku kepentingan baik pemerintah maupun pengusaha industri makanan seharusnya memikirkan kepentingan nasional yang membutuhkan memang membutuhkan produk makanan yang murah tetapi sehat.

"Kenapa kita tidak memikirkan kepentingan nasional, dan juga kepentingan konsumen kita tadi Low Cost Green Product, konsumen teriak terus, tapi tidak ada arahan peningkatan daya saing di pasar global," kata Adhi, di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Kamis (17/1 /2013).

Adhi menilai kebijakan baru dari Kementerian Pertanian dianggap memberikan kebebasan bagi industri pengolahan daging dari luar negeri. Pasarlnya, para pesaing bisa dengan leluasa menggunakan bahan baku daging yang berasal dari negara yang belum bebas penyakit kuku dan mulut.

Peraturan tersebut juga dituding tidak sesuai dengan misi hiliriasasi yang dicanangkan pemerintah. "Kita tidak memikirkan nilai tambah bisa dinikmati pekerja kita dalam negeri, tapi inilah nilai tambah ini harus dinikmati oleh Industir kita didalam negeri," ungkapnya.

Untuk menyelesaikan masalah tersebut, GAPMMI mengajak semua pemangku kepentingan untuk duduk bersama, membicarakan permasalahan dan mencari solusi guna menciptakan iklim industri yang nyaman. (Dny/Shd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya