Memanasnya hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Australia diperkirakan mempengaruhi hubungan bisnis. Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pemberdayaan Daerah, Natsir Mansyur mengungkapkan, hal yang perlu dikhawatirkan dari dampak tersebut mengenai harga daging sapi.
"Yang pasti kita siap-siap saja harga daging naik lagi. Bisa nanti harga daging sampai Rp 150 ribu (per kilogram)," ungkapnya saat ditemui di Menara Kadin, Kamis, (21/11/2013).
Menurut Natsir, perihal mengenai bahan pangan strategis ini perlu diperhatikan mengingat kebutuhan daging sapi di Indonesia sendiri masih banyak mengandalkan daging sapi yang berasal dari negeri kanguru itu.
Natsir mengungkapkan, cadangan daging sapi yang saat ini tersedia belum terlalu kuat untuk memenuhi konsumsi masyarakat Indonesia.
Bahkan dia memperkirakan jika impor daging dari Australia putus maka cadangan daging Indonesia hanya akan bertahan setidaknya 1 bulan.
"Kalau tidak ada Australia, kita bisa tidak makan daging, cadangan daging kita hanya cukup 30 hari saja," tutur Natsir.
Menanggapi rencana pemerintah untuk memperluas pasar impor daging ke India dan Brazil, Natsir menilai hal itu tidak akan terlalu berpengaruh, karena meski kebutuhan tercukupi namun harga akan tetap tinggi.
"New Zealand berapa, masih kecil, ok pemerintah ingin impor dari Brazil atau India, itu kan jauh, tambah ongkos juga, mahal," kata dia.
Lebih lanjut menurut pria yang juga sebagai pengurus pusat partai Golongan Karya (Golkar) itu kejadian itu bakal terjadi jika konflik ini tidak segera terselesaikan.
"Secara bisnis mungkin sekarang belum terlalu berdampak, namun jika ini berkepanjangan ini bisa mempengaruhi. Yang jelas dari para pelaku industri meminta hal ini untuk segera selesai secepatnya supaya tidak berkepanjangan," tutur Natsir. (Yas/Ahm)
"Yang pasti kita siap-siap saja harga daging naik lagi. Bisa nanti harga daging sampai Rp 150 ribu (per kilogram)," ungkapnya saat ditemui di Menara Kadin, Kamis, (21/11/2013).
Menurut Natsir, perihal mengenai bahan pangan strategis ini perlu diperhatikan mengingat kebutuhan daging sapi di Indonesia sendiri masih banyak mengandalkan daging sapi yang berasal dari negeri kanguru itu.
Natsir mengungkapkan, cadangan daging sapi yang saat ini tersedia belum terlalu kuat untuk memenuhi konsumsi masyarakat Indonesia.
Bahkan dia memperkirakan jika impor daging dari Australia putus maka cadangan daging Indonesia hanya akan bertahan setidaknya 1 bulan.
"Kalau tidak ada Australia, kita bisa tidak makan daging, cadangan daging kita hanya cukup 30 hari saja," tutur Natsir.
Menanggapi rencana pemerintah untuk memperluas pasar impor daging ke India dan Brazil, Natsir menilai hal itu tidak akan terlalu berpengaruh, karena meski kebutuhan tercukupi namun harga akan tetap tinggi.
"New Zealand berapa, masih kecil, ok pemerintah ingin impor dari Brazil atau India, itu kan jauh, tambah ongkos juga, mahal," kata dia.
Lebih lanjut menurut pria yang juga sebagai pengurus pusat partai Golongan Karya (Golkar) itu kejadian itu bakal terjadi jika konflik ini tidak segera terselesaikan.
"Secara bisnis mungkin sekarang belum terlalu berdampak, namun jika ini berkepanjangan ini bisa mempengaruhi. Yang jelas dari para pelaku industri meminta hal ini untuk segera selesai secepatnya supaya tidak berkepanjangan," tutur Natsir. (Yas/Ahm)