Badai Haiyan Lahirkan 200 Ribu Lowongan Kerja bagi Warga Filipina

Pemerintah Filipina terus memutar otak untuk memulihkan ekonomi negaranya paska dihantam badai maut Haiyan yang terjadi beberapa minggu lalu

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 27 Nov 2013, 12:46 WIB
Diterbitkan 27 Nov 2013, 12:46 WIB
haiyan-lowongan-kerja-131127b.jpg
Pemerintah Filipina terus memutar otak untuk memulihkan ekonomi negaranya paska dihantam badai maut Haiyan yang terjadi beberapa minggu lalu.

Lewat bantuan PBB, Filipina menyediakan program pekerjaan sementara untuk 200 ribu pekerja guna membersihkan puing-puing bangunan di Tacloban dan sejumlah kota disekitarnya.

"Selain memberikan kontribusi bagi upaya kemanusiaan, penghapusan puing-puing kota juga merupakan komponen penting dari pemulihan ekonomi," ujar pejabat senior PBB Haoliang Xu yang memimpin operasi Program Pengembangan PBB di Asia Pasifik ( UN Development Program's Asian Pacific operations), mengutip laman Wall Street Journal, Rabu (27/11/2013).

Sejauh ini, program pembangunan PBB itu telah mempekerjakan 205 penduduk. Usai melakukan tugasnya membersihkan jalanan kota, rumah sakit dan tempat umum lainnya, para pekerja sementara itu dibayar dengan upah 260 peso atau setara Rp 69.500 per hari.

Berbeda dengan PBB, badan amal Taiwan, Tzu Chi Foundation menawarkan bayaran yang lebih tinggi. Dengan jumlah hampir 16 ribu pekerja sementara, orang-orang tersebut menerima upah sebesar 500 peso atau Rp 133.600 per hari.

Pekerjaan tersebut diberikan agar dana bantuan yang diterima pemerintah bisa langsung diterima masyarakat lokal. Program yang dikenal sebagai `cash for work` ini ditujukan PBB agar negara yang terkena bencana bisa lebih cepat memulihkan ekonominya.

Tacloban merupakan kota terparah yang diterpa badai Haiyan, menyebabkan puing-puing bangunan bertumpuk hingga 3-4 meter. Untuk membersihkan tumpukan sampah dan puing bangunan, para pekerja harus ekstra hati-hati. Pasalnya, banyak potongan kayu bergerigi dan runcing serta pecahan logam dan kaca di antaranya.

Proses pengerjaannya bertambah rumit mengingat banyak kabel listrik terkulai di antara tumpukan sampah konstruksi tersebut.

Berbekal sekop dan sapu, pekan ini para pekerja telah menyebar di seluruh kota untuk menghapus puing-puing dengan tangan dan memuatnya di truk yang tersedia. Meski berbahaya bagi fisik dan kesehatan, penduduk tetap bersemangat mengerjakannya. (Sis/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya