Pemerintah terus mendorong investor untuk membangun proyek transportasi publik di Indonesia, termasuk kereta tercepat Shinkansen jalur Jakarta-Bandung. Ada tiga alasan yang melatarbelakangi pembangunan proyek senilai Rp 53 triliun itu.
Deputi Menteri Perekonomian Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, Lucky Eko Wuryanto mengungkapkan, alasan pertama pembangunan kereta api super cepat ini adalah mengurangi kepadatan penduduk di Jakarta.
"Banyak sekali businessman yang tinggal di Bandung dengan jarak dari Jakarta sekitar 45 menit, sedangkan Cirebon sekitar satu jam. Nanti mereka bisa tinggal di sana sehari atau beberapa hari lalu balik ke Jakarta dengan mudah," ujarnya di Jakarta, seperti ditulis Rabu (29/1/2014). Â
Kata Lucky, alasan kedua karena moda transportasi kereta api sangat ramah terhadap pengendalian bangunan di sisi kiri dan kanan jalur kereta. Sedangkan pembangunan jalan justru berpotensi menumbuhkan jumlah bangunan misalnya rumah di tepi jalan, bahkan cenderung tak terkendali.
"Alasan ketiga karena kereta api ini akan menggunakan listrik yang ramah lingkungan sehingga dapat mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM) apabila kapasitas penumpang memuat banyak," tuturnya.
Konsultan Jepang yang menggarap studi kelayakan proyek Shinkansen ini, tambah Lucky juga menilai bahwa pendapatan masyarakat Indonesia sudah jauh lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. "Jadi arahnya ke depan, kalau untuk trayek Jakarta-Jawa kalau bisa tidak usah pakai pesawat lah," cetus dia. Â
Kereta api super cepat Jakarta-Bandung akan terdiri dari 12 rangkaian gerbong. Namun tidak semua terpakai untuk mengangkut penumpang karena pemerintah sudah mengalokasikan kereta untuk kebutuhan lain seperti mengangkut barang dan sebagainya.
Sekadar informasi, Indonesia bakal memiliki kereta api super cepat yang menghubungkan Jakarta-Bandung-Cirebon-Surabaya sepanjang 860 km. Untuk tahap awal, pembangunan akan difokuskan pada rute Jakarta-Bandung yang membentang sepanjang 160 km.
"Tahap awal dimulai dulu dengan pembangunan kereta api Shinkansen Jakarta-Bandung yang kecepatannya 300 km per jam. Shinkansen ini tidak napak di rel alias ngambang, jadi harus elevated," kata dia.
Pemerintah memperkirakan pembangunan kereta api super cepat Jakarta-Bandung bakal memakan waktu 6-7 tahun dan selesai pada 2020. Seluruh pendanaan studi kelayakan selama dua tahun akan menggunakan dana hibah dari pemerintah Jepang yang dianggarkan sebesar US$ 15 juta atau sekitar Rp 150 miliar. Seluruh proyek ini rencananya akan menghabiskan investasi antara Rp 53 triliun-56 triliun. (Fik/Ndw)
Baca juga:
Kereta Shinkansen, Jakarta-Bandung Ditempuh Cuma 37 Menit
Tarif Kereta Shinkansen Jakarta-Bandung Diusulkan Rp 200 Ribu
Kereta Peluru Shinkansen Bakal Layani Rute Jakarta-Bandung
Deputi Menteri Perekonomian Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, Lucky Eko Wuryanto mengungkapkan, alasan pertama pembangunan kereta api super cepat ini adalah mengurangi kepadatan penduduk di Jakarta.
"Banyak sekali businessman yang tinggal di Bandung dengan jarak dari Jakarta sekitar 45 menit, sedangkan Cirebon sekitar satu jam. Nanti mereka bisa tinggal di sana sehari atau beberapa hari lalu balik ke Jakarta dengan mudah," ujarnya di Jakarta, seperti ditulis Rabu (29/1/2014). Â
Kata Lucky, alasan kedua karena moda transportasi kereta api sangat ramah terhadap pengendalian bangunan di sisi kiri dan kanan jalur kereta. Sedangkan pembangunan jalan justru berpotensi menumbuhkan jumlah bangunan misalnya rumah di tepi jalan, bahkan cenderung tak terkendali.
"Alasan ketiga karena kereta api ini akan menggunakan listrik yang ramah lingkungan sehingga dapat mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM) apabila kapasitas penumpang memuat banyak," tuturnya.
Konsultan Jepang yang menggarap studi kelayakan proyek Shinkansen ini, tambah Lucky juga menilai bahwa pendapatan masyarakat Indonesia sudah jauh lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. "Jadi arahnya ke depan, kalau untuk trayek Jakarta-Jawa kalau bisa tidak usah pakai pesawat lah," cetus dia. Â
Kereta api super cepat Jakarta-Bandung akan terdiri dari 12 rangkaian gerbong. Namun tidak semua terpakai untuk mengangkut penumpang karena pemerintah sudah mengalokasikan kereta untuk kebutuhan lain seperti mengangkut barang dan sebagainya.
Sekadar informasi, Indonesia bakal memiliki kereta api super cepat yang menghubungkan Jakarta-Bandung-Cirebon-Surabaya sepanjang 860 km. Untuk tahap awal, pembangunan akan difokuskan pada rute Jakarta-Bandung yang membentang sepanjang 160 km.
"Tahap awal dimulai dulu dengan pembangunan kereta api Shinkansen Jakarta-Bandung yang kecepatannya 300 km per jam. Shinkansen ini tidak napak di rel alias ngambang, jadi harus elevated," kata dia.
Pemerintah memperkirakan pembangunan kereta api super cepat Jakarta-Bandung bakal memakan waktu 6-7 tahun dan selesai pada 2020. Seluruh pendanaan studi kelayakan selama dua tahun akan menggunakan dana hibah dari pemerintah Jepang yang dianggarkan sebesar US$ 15 juta atau sekitar Rp 150 miliar. Seluruh proyek ini rencananya akan menghabiskan investasi antara Rp 53 triliun-56 triliun. (Fik/Ndw)
Baca juga:
Kereta Shinkansen, Jakarta-Bandung Ditempuh Cuma 37 Menit
Tarif Kereta Shinkansen Jakarta-Bandung Diusulkan Rp 200 Ribu
Kereta Peluru Shinkansen Bakal Layani Rute Jakarta-Bandung