Liputan6.com, Odense: Tiga kali sudah pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir mencapai babak final Denmark Open Super Series Premier sejak tahun 2012. Namun sayangnya dalam tiga kesempatan tersebut, Tontowi/Liliyana belum berhasil naik podium juara, begitu juga pada laga final tahun ini.
Di partai final yang berlangsung di stadion Odense Sports Park,Tontowi/Liliyana dikalahkan musuh bebuyutan mereka asal Tiongkok, Xu Chen/Ma Jin, 20-22, 15-21.
“Pasangan Tiongkok mengubah strategi permainan saat kami unggul 12-7, kami tak siap dengan perubahan ini. Kami tetap berusaha dan bisa mengimbangi saat kedudukan 20-20, namun di poin kritis ini, kami justru membuat dua kesalahan yang tidak perlu. Padahal kemenangan di game pertama sangat penting artinya,” kata Liliyana soal pertandingan.
“Pada game kedua, kami juga kesulitan untuk mengejar perolehan skor lawan yang sudah unggul jauh. Kami memang menang mudah di Asian Games 2014 atas Xu/Ma, namun saat itu keadaannya berbeda. Selain faktor angin, Xu/Ma kala itu seperti under pressure, kali ini mereka lebih relaks,” tutur Liliyana yang bersama Tontowi membawa pulang prize money sebesar 22,800 dollar AS sebagai runner up.
Satu-satunya Wakil di Final
Tontowi/Liliyana yang menjadi satu-satunya wakil Indonesia di babak final turnamen berhadiah total 600 ribu dollar AS ini, mengatakan ada sedikit tekanan dengan menjadi satu-satunya harapan untuk membawa pulang gelar.
Hal ini dikarenakan keduanya tentunya ingin memberikan yang terbaik untuk Merah-Putih. Namun seperti diungkapkan pasangan Juara Dunia 2013 ini, lawan juga tampil lebih siap dari mereka.
Peraih gelar hattrick di All England 2012, 2013 dan 2014 ini juga mengatakan bahwa persiapan yang cukup singkat jelang terbang ke Odense menjadi salah satu faktor penentu. Tontowi/Liliyana pun bersyukur dengan pencapaian mereka ke partai puncak, meskipun diakui mereka bahwa ada rasa penasaran setelah tiga kali menjajaki final di turnamen ini namun belum berhasil membawa pulang medali emas.
“Tetap semangat untuk Tontowi/Liliyana, meskipun belum berhasil menjadi juara, namun saya yakin kalian pasti sudah berusaha yang terbaik. Jadikan kekalahan ini sebagai bahan introspeksi diri jelang turnamen selanjutnya yaitu French Open Super Series 2014. Semoga tim Indonesia dapat meraih hasil yang lebih baik lagi di Paris,” ujar Gita Wirjawan, Ketua Umum PP PBSI.
Advertisement
Permainan Terbaca
Sementara itu, Tontowi mengaku Xu/Ma sudah bisa membaca permainannya dan Liliyana, maklum saja kedua pasangan ini sudah 16 kali saling berhadapan di lapangan. Dimana 10 diantaranya dimenangkan oleh Xu/Ma.
“Penyebab kekalahan kami hari ini kurang lebih sama dengan sebelumnya,Xu/Ma memang musuh bebuyutan kami. Sebetulnya kami sudah tampil lebih tenang dibanding pertemuan sebelumnya dengan mereka, namun kali ini kami terbawa irama permainan mereka,” jelas Tontowi.
Dengan hasil ini, Tiongkok membuka peluang untuk menyapu bersih gelar juara di Denmark Open Super Series Premier 2014. Saat berita ini diturunkan, Tiongkok telah memenangkan tiga dari lima gelar yang diperebutkan lewat Wang Xiaoli/Yu Yang (ganda putri), Xu Chen/Ma Jin (ganda campuran) serta Li Xuerui (tunggal putri).
Tiongkok juga menempatkan dua finalis di nomor tunggal putra dan ganda putra yang baru akan dimainkan.
Baca juga:
Dapat Banyak Tekanan, Bek MU Curhat
Persebaya Belum Bisa Andalkan 7 Pemain Timnas U-19 di ISL
Agen Alves Jawab Rumor Kepindahan ke Manchester United