Kisah Gerakan Spaghetti Kiper Liverpool di Final Liga Champions

Jerzy Dudek berhasil menepis tiga dari lima tendangan penalti Milan.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 07 Mei 2015, 16:04 WIB
Diterbitkan 07 Mei 2015, 16:04 WIB
Jerzy Dudek
Jerzy Dudek (eurosports)

Liputan6.com, Jakarta - Masih ingat final UEFA Champions League tahun 2005 yang mempertemukan AC Milan melawan Liverpool di Istanbul, Turki? Bisa dikatakan pertandingan itu adalah partai final terbaik sepanjang masa.

Di pertandingan tersebut, tim asal Italia sudah unggul tiga gol berkat gol Paulo Maldini dan Hernan Crespo (dua gol). Unggul 3-0 di babak pertama membuat banyak orang sudah menobatkan Milan sebagai juara.

Tapi, persepsi itu berubah 180 derajat setelah performa gemilang anak asuh Rafael Benitez. The Anfield Genk berhasil mencetak tiga gol balasan melalui Steven Gerrard, Smicer, dan Xabi Alonso.

http://cdn1-a.production.liputan6.static6.com/medias/871044/original/039853500_1430981362-dudek2.jpg

Liverpool memaksa Milan bermain di babak tambahan. Hebatnya lagi, The Reds memaksa Milan menangis kencang dalam drama adu penalti.

Adalah kiper Liverpool, Jerzey Dudek yang menghancurkan mimpi penggawa tim yang bermarkas di San Siro Stadium tersebut. Dalam drama adu penalti, Dudek membuat gerakan spaghetti yang meruntuhkan mental pemain Milan.

http://cdn1-a.production.liputan6.static6.com/medias/871040/original/067164500_1430981252-dudek1.jpg

Dia berhasil menepis tiga dari lima tendangan penalti Milan. Dudek menepis tendangan Serginho, Andrea Pirlo dan Andriy Schevchenko. The Reds pun memang dalam drama adu penalti dengan skor 3-2.

http://cdn0-a.production.liputan6.static6.com/medias/871035/original/074457700_1430980944-dudek.jpg

"Saya melakukan gerakan spaghetti dengan tujuan untuk menghentikan tendangan penalti. Dan saya akan melakukan apapun untuk menghentikannya. Spaghetti legs yang saya lakukan adalah bergerak-gerak di garis untuk memberikan tekanan pada sang penyerang," imbuh Dudek dalam rilis yang diterima Liputan6.com.

http://cdn0-a.production.liputan6.static6.com/medias/871037/original/072327800_1430981044-livchamps.jpg

"Karena seperti yang kita ketahui, penjaga gawang tidak punya tekanan untuk menyelamatkan sebuah penalti, melainkan penyerang yang harus memasukkan gol ke gawang lawan. Jadi saya melakukan spaghetti legs tersebut untuk menghentikannya," kiper berkebangsaan Polandia itu mengakhiri.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya