Liputan6.com, Jakarta - Sudah empat bulan sepak bola Indonesia tidak bergulir akibat kisruh yang terjadi antara Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Hal ini tentu sangat merugikan pihak-pihak yang menggantungkan nafkahnya di lapangan hijau.
Indonesia Super League (ISL) 2015 resmi berhenti usai terbitnya SK Pembekuan dari Kemenpora per tanggal 17 April 2015 lalu. Hal tersebut diperparah dengan jatuhnya sanksi FIFA atas Indonesia akibat adanya intervensi pemerintah pada 29 Mei 2015.
Sontak para pemain profesional baik asing maupun lokal tidak mendapat pemasukan seperti biasanya. Kebanyakan dari mereka hanya mengandalkan pertandingan Tarkam (Antar Kampung).
Namun hal itu ternyata tidak membuat para pemain ini puas. Pasalnya pendapatan mereka menjadi tidak menentu dan sedikit.
"Tentunya kompetisi sangat penting, karena itu adalah pekerjaan kami. Kami butuh kompetisi dan semoga itu segera berjalan," harap eks bintang Semen Padang, Osas Saha, saat mengunjungi kantor Liputan6.com.
Senada dengan Osas Saha, eks bintang Timnas U-23, Gunawan Dwi Cahyo, menambahkan, "Kami punya keluarga, kami harus menafkahi mereka, jadi kompetisi tentu sangat penting bagi kami."
Gunawan yang memiliki istri seorang selebriti, Okie Agustina, mengaku mendapat tawaran untuk meraup uang dari jalur lain. Akan tetapi ia belum tertarik.
"Sempat ada tawaran untuk bermain film, sinetron. Tapi sepertinya itu butuh waktu lama dan agak melelahkan, saya belum tahu jika nantinya memang harus mengambil langkah ke sana," ujar Gunawan.
Kondisi pemain diperparah dengan tidak adanya kemampuan lain di luar sepak bola untuk mencari nafkah. Mereka hanya berharap agar kompetisi segera digelar.
"Meski sudah menabung, ada uang Rp 1 miliar saja di tabungan lama-lama juga bisa habis," keluh Osas.
"Kadang ada talkshow bareng istri, itu cukup membantu, tapi tentu saya tidak mau terus-terusan seperti itu, saya berharap kompetisi berjalan normal lagi," Gunawan menegaskan.
Baca juga:
Advertisement
Siapkah Cataluna Sportindo Jadi EO Piala Kemerdekaan?