5 Pesepak Bola Dunia yang Menyia-nyiakan Bakatnya

Sejumlah faktor membuat para pemain ini gagal menjadi pesepak bola kelas dunia.

oleh Windi Wicaksono diperbarui 01 Feb 2016, 19:50 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2016, 19:50 WIB
img_ibra_adriano.jpg
Adriano of Intercelebrates with teammate Zlatan Ibrahimovic after scoring against Panathinaikos' during group B Champions League game at Athens Olympic stadium on September 16, 2008. AFP PHOTO/Aris Messinis

Liputan6.com, Milan - Dikaruniai bakat hebat dalam sepak bola, seorang pemain bisa menjadi bintang besar seperti Lionel Messi atau Cristiano Ronaldo. Demi kesuksesan luar biasa, pemain dengan bakat hebat juga perlu kerja keras untuk mencapainya.

Tidak sedikit pemain yang gagal, padahal dirinya dianugerahi bakat yang luar biasa dalam bermain sepak bola. Banyak faktor yang membuat para pemain tersebut tak mampu menjadi bintang lapangan hijau.

Sejumlah pemain yang tengah meniti jalan menuju kesuksesan banyak bertemu rintangan dan godaan. Akhirnya, karier para pemain itu harus hancur sebelum benar-benar menjadi pemain bintang.

Pemain seperti Messi, Ronaldo, Sergio Aguero, Eden Hazard, atau Andres Iniesta mampu melewati rintangan tersebut. Mereka pun kini tidak diragukan lagi kualitasnya dan dicap sebagai pemain kelas dunia.

Tapi, banyak pula pemain yang gagal, karena lebih sibuk dengan urusan di luar sepak bola. Berikut daftar 5 pesepak bola yang menyia-nyiakan bakat hebat seperti dilansir Top Ten Slides:

Ricardo Quaresma

img_quaresma-3.jpg
Porto's Ricardo Quaresma gestures to fans as he celebrates after scoring the opening goal against Benfica during Portuguese liga match at Luz Stadium, in Lisbon, 01 December 2007. AFP PHOTO/FRANCISCO LEONG

5. Ricardo Quaresma

Seperti halnya kompatriotnya dari Portugal, Cristiano Ronaldo, Ricardo Quaresma sudah membuat orang berdecak kagum ketika usianya masih belia. Kecepatan dan kemampuan dribbling-nya dianggap bisa mencapai puncak ketika usianya matang.

Quaresma sempat dijuluki The Mustang, karena kecepatannya. Barcelona bahkan pernah memboyongnya, tapi kemudian dilepas karena tak mampu bersaing dengan pemain lain. Chelsea dan Inter Milan juga pernah menggaetnya, namun performanya jauh dari ekspektasi.

Ketika Ronaldo menjadi salah satu pemain terbaik dunia, Quaresma hanya bermain di klub Turki, Besiktas. Bahkan, pemain berusia 32 tahun itu bukan pilihan utama Besiktas di posisi winger. 

Sempat bersinar di Porto, Quaresma malah tidak mampu konsisten ketika membela klub besar. Dia juga pernah terdampar di klub Uni Emirat Arab, Al Ahli, selama lima bulan.

Paul Gascoigne

img_gascoigne-2.jpg
Paul Gascoigne leaves Chelsea police station in central London, 08 November 2006, after he was was arrested in the early hours Wednesday on suspicion of assault at a London nightclub, police sources said. AFP PHOTO/BERTRAND LANGLOIS

4. Paul Gascoigne

Salah satu pemain yang dikaruniai bakat alami sebagai gelandang, Paul Gascoigne, tidak pernah benar-benar bisa memaksimalkan bakatnya. Gascoigne terkenal dengan agresivitas dan semangat juangnya di lapangan, terutama saat membela Timnas Inggris.  

Pemain yang akrab disapa Gazza ini sempat membela Tottenham Hotspur, Lazio, Rangers, dan Everton. Tapi, karier Gazza meredup lantaran satu masalah utama, alkohol.

Dia berjuang melawan ketergantungan pada alkohol sepanjang kariernya sebagai pesepak bola. Bahkan, setelah gantung sepatu, Gazza malah semakin parah dalam hal mengonsumsi alkohol.

Padahal, tanpa kehidupannya yang kontroversial, Gascoigne bisa melanjutkan karier sebagai pelatih. Dia sempat melatih di Tiongkok, lalu pergi ke Amrika Serikat untuk menangani Boston United pada 2004. 

Freddy Adu

Freddy Adu
Freddy Adu (AFP)

3. Freddy Adu

Salah satu pemain yang dianggap Pele dari Amerika Serikat ini sekarang bermain untuk Tampa Bay Rowdies, sebuah klub divisi dua di Amerika Serikat. Padahal pada 2004, saat usianya baru 14 tahun, Freddy Adu dianggap punya bakat spesial.

Sayangnya, Adu tidak bisa menghadapi tekanan besar yang dialaminya kala itu. Pemain berdarah Ghana ini tidak mampu mengeluarkan seluruh bakatnya selama berseragam DC United.

Adu tidak pernah benar-benar menjadi bintang hijau, bahkan untuk level pemain kelas dua pun dia tak masuk hitungan. Tekanan besar di usianya sangat muda membuat Adu seperti bunga yang layu sebelum berkembang.

Saat ini, ketika usianya menginjak 26 tahun, Adu tidak dalam masa keemasannya sebagai pesepak bola. Bahkan, Adu pernah mengisi waktu luangnya sebagai pembawa acara saat menganggur.

Adrian Mutu

Adrian Mutu
Adrian Mutu (Kaizermagazine)

2. Adrian Mutu

Sama seperti hidup, sepak bola adalah semua tentang sikap Anda. Memiliki bakat saja tidak cukup, jika tidak memiliki rasa rendah hati, semuanya bisa berantakan. Adrian Mutu pernah mengalaminya.

Pada awal 2000-an, Mutu dianggap sebagai salah satu talenta muda paling menjanjikan. Tetapi, obat-obatan terlarang dan minuman keras menghancurkan kariernya sebagai pesepak bola.

Dia kecanduan kokain. Chelsea memecatnya setelah tes membuktikan Mutu positif memakai kokain. Belum lama ini, Mutu menerima skorsing 14 bulan akibat memukul seorang pelayan. Cerita yang menyedihkan.

Padahal, Mutu sempat digadang-gadang sebagai calon kapten Timnas Rumania di masa depan. Bakatnya yang luar biasa ketika masih belia membuat orang-orang sempat membandingkannya dengan Gheorghe Hagi, legenda sepak bola Rumania.

 

Adriano

img_adriano-4.jpg
Ekspresi striker AS Roma asal Brasil Adriano di sesi latihan di kamp Trigoria, Roma, 22 November 2010 jelang laga penyisihan Grup E Liga Champions melawan Bayern Muenchen. AFP PHOTO / Filippo MONTEFORTE

1. Adriano

Pernah dijuluki The Emperor, Adriano Leite Ribeiro sampai sekarang belum dilupakan bakatnya. Mantan penyerang internasional Brasil ini punya daya ledak, kuat secara fisik, dan memiliki skill tinggi.

Adriano memiliki semua yang dibutuhkan untuk menjadi striker hebat. Sempat menjalani dua musim gemilang dengan Inter Milan, tapi Adriano mudah merasa puas. Dia terjerumus dalam dunia malam dan kerap berpesta hingga larut.

Di Brasil, Adriano bergaul dengan gembong narkotika. Dia bisa saja menjadi salah satu striker terhebat, tapi karakter buruknya menggagalkan kesempatan itu. 

Kesempatan kedua sempat hadir ketika AS Roma mengontraknya. Namun, Adriano lagi-lagi gagal membuktikan diri telah berubah dari sebelumnya. Kini, Adriano membela klub Amerika Serikat, Miami United, setelah lama menganggur.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya