Liputan6.com, Jakarta - Pebulu tangkis asal Spanyol, Carolina Marin menjadi wanita Eropa pertama yang berhasil menjuarai nomor tunggal putri di Olimpiade. Catatan rekor ini tercipta berkat kerja keras yang dilakukan wanita berusia 23 tahun itu setelah empat tahun lalu, menelan kenyataan pahit tersingkir di babak penyisihan grup.
Di Olimpiade London 2012 lalu, Marin gagal menembus babak perempat final. Dia tersingkir setelah menelan satu kekalahan dari dua pertandingan di Grup L.
Kiprahnya di Olimpiade London lantas diabadikan lewat tato di lengan kirinya. Dia mengukir logo cincin Olimpiade untuk mengingat momen tak terlupakan itu.
Namun tak hanya untuk bahan bernostalgia, tato tersebut sekaligus menjadi cambuk bagi Marin untuk meraih mimpinya: meraih medali emas Olimpiade!
Advertisement
Empat tahun berselang, Marin kembali mengejar mimpinya. Dia tampil di Olimpiade Rio 2016. Namun kali ini Marin lebih siap setelah memanaskan mesinnya lewat sejumlah turnamen elite yang diikuti. Dua bulan sebelum bertolak ke Rio, Marin bahkan sempat mencari lawan tanding hingga ke Indonesia.
Di babak penyisihan grup, Marin menyapu bersih dua laga di Grup A. Langkahnya tak terbendung setelah di babak perempat final berhasil menyingkirkan wakil Korea Selatan, Sung Ji-hyun dengan skor 21-12, 21-16. Selanjutnya Marin menyingkirkan wakil Tiongkok Li Xuerui di babak semifinal dengan skor 21-14, 21-16.
Pertarungan semakin sengit di partai final. Pusarla Venkata Sindhu dari India berhasil merebut set pertama dengan skor 21-19. Namun di set kedua, Marin berbalik unggul 21-12 dan memaksakan set ketiga. Marin kembali mendominasi babak penentuan dan berhasil menang dengan skor 21-15. Lewat kibasan lengan kiri yang berhias tato cincin Olimpiade, Marin akhirnya menuntaskan mimpi yang sempat tertunda dengan merebut emas tunggal putri di Olimpiade Rio.
Â