Liputan6.com, Mallorca - Jorge Lorenzo memutuskan untuk mempublikasikan sisi pribadi dalam biografi sosial yang inovatif. Keinginan besar pembalap Yamaha membuat buku tak lepas proses tanya jawab antara dirinya dengan penggemar melalui eFanswer.
Baca Juga
eFanswer sendiri merupakan aplikasi yang memungkinkan para penggemar yang tersebar di seluruh dunia untuk berinteraksi dengan idola mereka. Dari sini kemudian muncul ide di mana Lorenzo tertarik untuk membuat buku yang diterbitkan dalam bahasa Spanyol berjudul 'Jorge Lorenzo: Todo lo que sus fans quieren saber' jika diartikan ke bahasa Indonesia 'Jorge Lorenzo Semua Penggemarmu Ingin Tahu'.
Buku ini berisi banyak hal tentang Lorenzo. Mulai dari balapan, komentar tentang saingannya, dan saat dirinya kesulitan meninggalkan rumah untuk menjalani karier di ajang balap kuda besi.
Dengan tebal 192 halaman, buku tentang Jorge Lorenzo ini dibanderol dengan harga 17,95 euro. Harga yang sepadan untuk mengetahui secara mendalam tentang sang idola, dan orang-orang yang ada dibelakangnya.
Seperti dikutip dari diariodemallorca.es, Sabtu (26/11/2016), Lorenzo sedikit bercerita ketika ia sulit meninggalkan Mallorca untuk menekuni dunia balap motor. Menurutnya, meninggalkan ibu di kampung halaman dan pindah ke Barcelona adalah pengorbanan terbesar.
Diakuinya, tetapi ini adalah hal yang paling menentukan karena setahun kemudian ia bersaing di kejuaraan grand prix balap motor.
Advertisement
Dihantui Kematian Luis Salom
"Saat itu, saya pikir saya akan menjadi pembalap profesional. Saya harus tumbuh dan berkembang dengan cepat, sehingga terkadang menyebabkan kesalahan," ungkap Lorenzo.
Tak hanya itu saja, Lorenzo juga dihantui perasaan yang sulit ketika mengetahui pembalap meninggal dunia di arena pacuan kuda besi. Ini terkait kematian tragis Luis Salom di Sirkuit Catalunya, Barcelona, Juni lalu.
"Ketika seseorang meninggal di trek itu adalah waktu yang sangat sulit. Ini mengerikan, dan bersaing setelah tragedi semacam ini sangat sulit. Saya sangat dihantui dengan kematian Luis Salom, karena saya tahu betul kehidupan keluarganya."
(David Permana)