Menurut Gus Baha jika Dikritik Orang Masih Marah Itu Bodoh Sekali, Sindiran untuk Siapa?

Menurut Gus Baha, orang yang suka mengkritik atau membicarakan keburukan orang lain sebenarnya sedang memberikan pahalanya kepada orang yang dikritik

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Feb 2025, 22:30 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2025, 22:30 WIB
Gus Baha (SS: YT. Dakwah Islam.id)
Gus Baha (SS: YT. Dakwah Islam.id)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Menerima kritik sering kali menjadi tantangan bagi banyak orang. Tidak sedikit yang merasa tersinggung atau marah saat mendapatkan kritik dari orang lain. Namun, KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau yang lebih dikenal dengan nama Gus Baha, justru menyebut bahwa marah karena kritik adalah tindakan yang tidak cerdas.

Menurut Gus Baha, seseorang yang mudah tersulut emosi akibat kritik justru menunjukkan kelemahan dalam cara berpikir.

"Loh, kamu sampai terus dikritik orang karena kamu menganggap makhluk itu penting? Itu bodoh sekali," ujar Gus Baha dalam ceramahnya, dalam tayangan video di kanal YouTube @JagaHatii, yang membahas tentang bagaimana seseorang seharusnya menyikapi kritik dengan bijak.

Gus Baha menegaskan bahwa kritik dari orang lain tidak perlu dianggap sebagai sesuatu yang penting, apalagi sampai membuat seseorang merasa sakit hati.

Menurutnya, jika seseorang tidak menganggap kritik dari makhluk lain sebagai sesuatu yang berharga, maka persoalan pun akan selesai dengan sendirinya.

"Wali itu kalau dikritik ya susah. Makanya wali itu problem. Maka hidupnya itu orang dulu itu semudah itu, hidup gampang," tambahnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Kisah Sosok Dihina, Penghinanya Dikasih Hadiah

KIEHL’S  “Made For All Gentle Body Wash”
Ilustrasi kado atau hadiah untuk tukang kritik. (Foto: Website/kiehl.com)... Selengkapnya

Gus Baha kemudian mengisahkan tentang salah satu keturunan Rasulullah, Sayid Ja'far Shadiq, yang memiliki cara unik dalam menyikapi kritik.

Menurut Gus Baha, Sayid Ja'far Shadiq diceritakan sebagai seseorang yang jika mendapat hinaan atau makian dari orang lain, justru akan mengirim hadiah kepada orang tersebut.

"Kalau ada orang memaki-maki dia itu dikirimi hadiah. Kenapa? Karena kebaikan kamu telah kamu berikan kepada saya, ini hadiahnya," jelas Gus Baha.

Tindakan tersebut menunjukkan bahwa orang yang memahami hakikat kritik tidak akan mudah tersinggung, justru sebaliknya, bisa mengambil manfaat dari situasi tersebut.

Menurut Gus Baha, orang yang suka mengkritik atau membicarakan keburukan orang lain sebenarnya sedang memberikan pahalanya kepada orang yang dikritik.

Jika seseorang mampu menyikapi kritik dengan cara yang tenang dan tidak membalasnya dengan kebencian, maka dirinya justru akan mendapatkan keuntungan secara spiritual.

Namun, yang terjadi saat ini adalah banyak orang yang merasa kesal atau bahkan membalas kritik dengan kemarahan, padahal hal itu justru merugikan diri sendiri.

Gus Baha menekankan bahwa jika seseorang memiliki pemahaman yang baik tentang agama, seharusnya bisa lebih santai dalam menghadapi kritik atau hinaan dari orang lain.

"Kamu kan ngajinya seperti itu, tapi dirasani kok susah? Harusnya kasih aja," ujarnya dengan nada bercanda.

Kritik dan Hinaan Kalah dengan Kesabaran dan Ketenangan

Sumber: freepik
Ilustrasi sabar. Sumber: freepik... Selengkapnya

Sikap tenang dalam menghadapi kritik bukan hanya akan menjauhkan seseorang dari konflik, tetapi juga bisa menjadikannya pribadi yang lebih bijaksana.

Banyak tokoh agama dan orang-orang besar dalam sejarah Islam yang mampu menghadapi kritik dengan cara yang elegan dan tidak mudah tersulut emosi.

Bahkan, beberapa di antara mereka justru mendoakan kebaikan bagi orang yang mencaci atau mengkritik mereka.

Gus Baha menyebut bahwa semakin seseorang paham agama, seharusnya semakin mudah pula untuk menerima kritik tanpa merasa terbebani.

Menghadapi kritik dengan tenang juga merupakan bagian dari sikap rendah hati, yang merupakan salah satu ajaran utama dalam Islam.

Seseorang yang tidak mudah tersinggung dan tetap bersikap baik meskipun dikritik akan memiliki ketenangan batin yang lebih besar.

Dengan demikian, seseorang tidak perlu repot membalas kritik dengan amarah atau merasa terbebani dengan perkataan orang lain.

Jika kritik dihadapi dengan kesabaran dan kebesaran hati, maka tidak akan ada hal yang bisa mengganggu ketenangan seseorang dalam menjalani hidup.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Live dan Produksi VOD

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya