5 Manajer yang Bisa Gantikan Claudio Ranieri di Leicester City

Leicester City pecat Claudio Ranieri usai tim yang dilatihnya terpuruk di klasemen Liga Inggris.

oleh Liputan6 diperbarui 26 Feb 2017, 14:30 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2017, 14:30 WIB

Liputan6.com, Jakarta Publik sepak bola Inggris dikejutkan dengan keputusan manajemen Leicester City untuk memecat Claudio Ranieri. Tentu menarik, menantikan pengganti manajer asal Italia ini di King Power Stadium.

Apa yang dilakukan The Tinkerman - julukan Ranieri, memang seperti cerita dongeng. Tim yang diprediksi hanya bisa bersaing di zona degradasi justru mampu menjadi juara.

Seperti diketahui, Claudio Ranieri resmi dipecat dari jabatannya sebagai manajer Leicester. Hal tersebut membuat kaget publik sepak bola, terutama para pelatih dan manajer. Mereka menyebutnya sebagai kabar mengagetkan dalam satu dekade terakhir.

Ada beberapa nama yang santer diberitakan bakal jadi suksesor manajer legendaris Leicester City tersebut. Siapa saja mereka? Berikut daftarnya dikutip Sportskeeda:

5. Ernesto Valverde

Kandidat pertama dalam daftar ini adalah, pelatih Atheltic Bilbao, Ernesto Valverde, Valverde nyaris menghabiskan karier kepelatihannya di klub asal Spanyol.

Pelatih 53 tahun ini pernah menangani klub Yunani, Olympiakos. Di sana, dia cukup apik, yakni meraih rekor 50,32 persen kemenangan atau memenangi 92 dari 127 pertandingan.

Pelatih asal Spanyol ini sudah empat musim di Bilbao dan banyak menguubah klub. Jika Leicester terdegradasi, Valverde jadi orang yang tepat dengan taktik tangan dinginnya dari bawah.

Selain dengan Leicester City, Valverde juga digadang-gadang bakal jadi pengganti Luis Enrique di Barcelona.

4 Ryan Giggs

Nama Giggs mungkin tepat untuk mengisi kursi kepelatihan Leicester City. Belakangan, manajer Manchester United itu memang kerap dikabarkan bakal segera menangani tim.

Giggs sendiri pernah bertanggung jawab setelah MU memecat David Moyes. Dia akhirnya membantu klub finish di posisi ketujuh klasemen.

Dia punya banyak sekali pengalaman yang akan berguna. Giggs memang belum teruji, tapi tak ada salahnya mencoba kapasitasnya. Setidaknya, Giggs sudah tahu bagaimana mengemas kejayaan seperti yang dialaminya semasa di MU.

Giggs juga kenyang mendapatkan ilmu dari pelatih sekaliber Louis van Gaal atau dari sang maestro Sir Alex Ferguson.

3. Frank de Boer

Frank De Boer bisa dibilang punya CV yang mengesankan. Dia berhasil di Ajax selama enam tahun dan memenangkan empat gelar berturut-turut Eredivisie.

Pelatih asal Belanda ini pernah didekati Liverpool pada 2013, tetapi ditolak. Sebab, dia mengaku belum cukup pengalaman untuk sepak bola Inggris.

Akhirnya, dia pergi ke Italia dan bergabung bersama Inter Milan. Tapi, dia hanya diberi kesempatan 14 pertandingan saja. Hal ini belum bisa jadi bukti bagi pelatih 46 tahun itu. Dia bisa saja dicap gagal, andai diberi kesempatan semusim penuh.

Jika diberi kesempatan, de Boer siap unjuk gigi sekaligus bersaing dengan manajer asal Belanda lainnya, Ronald Koeman. Kebetulan, keduanya merupakan sahabat dekat semasa masih menjadi pemain.

2. Sean Dyche

Salah satu calon terkuat adalah pelatih yang dijuluki Ginger Mourino. Sean Dyce bertugas di Burnley sejak akhir 2012.Dalam kariernya dengan Clarets, dia telah membawa tim promosi dua kali, yakni 2013-14 dan 2015-16.

Tak ada keraguan andai Leicester City memilih Dyche.Manajer asal Inggris ini telah menyempurnakan formasi 4-4-2 di klubnya.

Sistem ini bisa sesuai dengan Leicester dengan Jamie Vardy dan Ahmed Musa di depan. Akan menarik bila Dyche ditunjuk dan melihat bagaimana taktik ini akan bekerja di Liga Champions.

Lagi pula, Leicester City tak perlu mengontrak Sean Dyche dengan kontrak mahal.

1. Julian Nagelsmann

Nagelsmann belakangan jadi buah bibir. Bukan tanpa alasan, saat ditunjuk tangani Hoffenheim pada Februari tahun lalu, usianya baru 28 tahun.

Meski masih muda, kenyataannya Nagelsmann punya taktik yang mumpuni. Hoffenheim dibawanya sementara nangkring di posisi keempat klasemen dengan poin sama dengan Borussia Dortmund.

Manaje muda asal Jerman terkenal punya kuallitas, tengok saja Juergen Klopp dan Thomas Tuchel. Leicester City bisa jadi salah satu pijakan bagi Nagelsmann untuk membangun karakteristik melatihnya.

Bagaimanapun, Liga Inggris merupakan medium untuk mengisi tantangan. Seorang manajer belum sah disebut hebat jika tak menjajal Liga Inggris.

I. Eka Setiawan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya