5 Cerita Paling Menyenangkan di Dunia Sepak Bola

Dari cerita Leicester hingga kisah masa kecil Messi kekurangan hormon.

oleh Liputan6 diperbarui 07 Mar 2017, 10:00 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2017, 10:00 WIB
Pesta Gol, Real Madrid Raih La Decima
Real Madrid menjadi juara Liga Champions musim 2013/2014 setelah menang dramatis 4-1 atas rival sekota Atletico Madrid melalui perpanjangan waktu di Estadio da Luz, Lisbon, Portugal, Minggu (25/5/2014) dinihari WIB (AFP PHOTO/FRANCK FIFE).

Liputan6.com, Madrid - Sepak bola tak melulu soal permainan antara 11 melawan 11 untuk mencetak gol dan merebut kemenangan. Permainan si kulit bundar juga banyak melahirkan kisah menarik untuk disimak.

Pencinta sepak bola dunia kerap menyaksikan berbagai intrik, emosi, hingga kontroversi di atas lapangan hijau. Berbagai momen kemenangan, kekecewaan, kebahagiaan, hingga kemarahan menghiasi para pelaku sepak bola dunia.

Tidak sedikit yang melalui kisah pahit, tapi banyak pula yang mengalami cerita indah. Masih ingat kala mantan kiper Bayern Muenchen, Olivier Kahn, menunjukkan sikap fairplay dalam perayaan juara Liga Champions pada 2001 lalu?

Dia memilih menghampiri dan menyemangati kiper Valencia, Santiago Canizares, yang sedang berlutut sambil menangis usai pertandingan. Pemandangan itu membuat para pencinta sepak bola dunia kala itu tersentuh.

Itu hanya sedikit cerita saja. Masih ada lima cerita lainnya yang tercipta. Apa saja itu? berikut kami sajikan dikutip dari Sportsxm:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Leicester City juara Liga Premier

Claudio Ranieri, Pahlawan yang Kini Disingkirkan
Manajer Leicester, Claudio Ranieri, merayakan keberhasilan meraih gelar Liga Inggris musim 2015/2016. Ranieri merupakan sosok penting di balik keberhasilan Leicester menjadi juara Premier League untuk pertama kalinya. (EPA/Peter Powell)

1. Leicester City juara Liga Premier

Musim lalu jadi momen gila untuk Premier League. Tanpa diduga, tim bernama Leicester City, yang banyak sibuk berjuang menghindari degradasi, sukses memenangi gelar liga.

Padahal, tiap musimnya Leicester kesulitan menembus papan tengah. The Foxes juga baru promosi ke Premier League pada awal musim 2014-2015.

Cerita indah mereka sekarang jadi legenda sepak bola Inggris. Meski Claudio Ranieri tak lagi bersama Leicester City, mereka tetap mengukir sejarah. Manajer asal Italia itu sangat berjasa dalam gelar pertama dalam sejarah klub.


Bocah Kekurangan Hormon Bernama Messi

Lionel Messi
Reaksi penyerang Barcelona, Lionel Messi, usai mencetak gol ke gawang Athletic Bilbao, pada Leg 2 Babak 16 Besar Copa del Rey 2016-2017, di Estadio Camp Nou, Kamis (12/1/2017) dini hari WIB. Messi mencetak gol via tendangan bebas. (EPA/Quique Garcia)

2. Bocah Kekurangan Hormon Bernama Messi

Seorang anak yang berasal dari Kota Rosario, Argentina, seakan dilahirkan untuk sepak bola. Ya dia adalah Lionel Messi, seorang bocah yang divonis punya kekurangan hormon pertumbuhan.

Akan tetapi, kekurangan itu malah menjadi suatu kelebihan baginya. Ada sebuah momen kala Direktur Olahraga Barcelona kala itu, Carles Rexach menemukan bakat hebat La Pulga--julukannya.

Rexach kemudian merayu Messi untuk menjalani kehidupan di Spanyol. Keputusan itu nyatanya penting, karena dia kini tumbuh jadi salah satu megabintang sepak bola dunia yang memiliki lima Ballon d'Or.


Liverpool Juara Liga Champions 2005

Dietmar Hamann
Dietmar Hamann bersama Milan Baros saat membawa Liverpool menjuarai Liga Champions pada 2005. (ESPN)

3. Liverpool Juara Liga Champions 2005

Pada 25 Mei 2005 adalah hari di mana cerita besar tercipta. Liverpool dan AC Milan melukiskan para pencinta sepak bola dunia dengan indah.

Laga final yang digelar di Stadion Ataturk, Istanbul, itu menjadi permainan dengan comeback terbesar dalam dunia siapk bola. AC Milan, jelas favorit dan memberi pukulan telak dengan unggul 3-0 melalui Paolo Maldini, dan dua gol Hernan Crespo.

Namun sebelum babak kedua berakhir, Liverpool mencetak tiga gol. Steven Gerrard, Smicer, dan Xabi Alonso jadi pahlawan dan memaksa Milan memainkan babak tambahan dan adu penalti. Hingga akhirnya Liverpool sukses menjuarai Liga Champions 2005 dengan kemenangan 3-2 di babak adu jotos ini.

Mukjizat di Istanbul ini kemudian diabadikan dalam film Fifteen Minutes That Shook The World. Betapa tidak, final Liga Champions musim itu sangat dramatis dan membuktikan segalanya mungkin terjadi di lapangan sepak bola.


Real Madrid dan La Decima

Real Madrid  Raih La decima
Real Madrid akhirnya meraih La decima atau gelar ke-10 di Liga Champions. Kesuksesan tersebut direnggut setelah menaklukkan Atletico Madrid 4-1 melalui babak tambahan di final yang berlangsung di Estadio da Luz, Lisbon, Portugal.

4. Real Madrid dan La Decima

Real Madrid dianggap sebagai salah satu klub terbesar di Eropa. Namun, beberapa dekade terakhir, rival mereka, Barcelona seakan menguasai Eropa.

Madrid yang sudah meraih sembilan gelar tak juga juara sejak 2002. Hingga akhirnya, tiba saatnya yang dinantikan itu datang. Madrid melaju ke final dengan menghadapi rival sekota, Atletico Madrid.

Sundulan Diego Godin sempat bikin Madrid tersentak. Namun, Sergio Ramos kembali hidupkan asa Madrid. Permainan akhirnya berlanjut ke babak tambahan.

Hingga akhirnya, Gareth Bale, Marcelo, dan Ronaldo menuntaskan penantian 14 tahun mereka untuk meraih La Decima. Cerita ini mengajarkan kalau perjuangan pasti akan berbuah indah.


Masa Kecil Cristiano Ronaldo

Cristiano Ronaldo
Cristiano Ronaldo pamer mobil Lamborghini Aventador miliknya. (www.instagram.com/cristiano)

5. Masa Kecil Cristiano Ronaldo

Siapa tak kenal Cristiano Ronaldo? Bintang Real Madrid ini mengajarkan kita, kalau ada proses di balik kesuksesan. Ronaldo merupakan anak bungsu dari pasangan pengurus kebun Jose Dinis Aveiro dan tukang masak Maria Dolores dos Santos Aveiro.

Ronaldo bahkan nyaris diaborsi oleh sang ibu, yang kala itu merasa tidak punya biaya untuk membesarkannya. Hidup di lingkungan serba-kekurangan, Ronaldo remaja harus membantu sang kakak, Hugo Aveiro dari kecanduan narkoba.

Hal ini karena sang ibu Dolores Aveiro kesulitan untuk membayar biaya pengobatan Hugo. Dolores hanya menjadi tukang bersih-bersih dengan penghasilan 400 pounds per bulan (Rp 7 juta). Menginjak usia 10 tahun, Ronaldo tumbuh sebagai penggila sepak bola.

Hari-harinya hanya dihabiskan dengan sekolah dan bermain bola. Ronaldo bergabung dengan The Sporting Academia ketika usianya 16 tahun. Sporting Lisbon, tim dari akademi bola tersebut, adalah awal karier Ronaldo.

Dari situ kehidupan Ronaldo perlahan berubah. Dia kemudian didatangkan ke Manchester United pada 2003. Nasib mujur membawanya ke Real Madrid. Kini, dia punya semua gelar dalam hidupnya, mulai dari Liga Champions, La Liga, Premier League, hingga Euro 2016.

(I. Eka Setiawan)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya