4 Pelatih Top Yang Berumur Singkat di Inter Milan

Faktanya, menjadi pelatih Inter Milan memang tak mudah.

oleh Liputan6 diperbarui 26 Apr 2017, 08:12 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2017, 08:12 WIB
Pelatih Inter Milan Frank de Boer (Reuters / Alessandro Garofalo)
Frank de Boer hanya sesaat melatih Inter Milan. (Reuters / Alessandro Garofalo)

Liputan6.com, Milan - Pelatih Inter Milan, Stefano Pioli mulai tak tahan terhadap tekanan publik menyusul kegagalannya bersaing di papan atas Serie A. Setelah tiket lolos Liga Champions mustahil diraih, La Beneamata juga masih harus berjuang keras untuk sekadar meraih tiket Liga Eropa. Hingga giornata (pekan) ke-33, Inter masih terpaku di peringkat ketujuh dengan 56 poin, tertinggal 7 angka dari Atalanta di peringkat kelima (jatah terakhir Liga Eropa).

Kondisi itu pun membuat Pioli mengambil inisiatif untuk mengundurkan diri. Meski belum disetujui klub, namun tak berarti Inter akan mempertahankannya. Sebaliknya, I Nerazzuri tengah sibuk mencari penggantinya musim depan.

Faktanya, menjadi pelatih Inter Milan memang tak mudah. Jika tak segera sukses, tekanan akan datang merundung dan tak jarang berujung pada pemecatan.

Dan Pioli bukanlah pelatih pertama yang merasakan hal itu. Sebelumnya, ada sejumlah pelatih, bahkan dengan nama besar, yang juga mengalami nasib serupa.

Liputan6.com merangkum empat pelatih yang pernah mengalami nasib buruk di Inter Milan. Berikut daftarnya.

1. Frank De Boer

Frank De Boer merupakan pendahulu Stefano Pioli. Ia termasuk salah satu pelatih yang paling singkat menukangi Inter. Umur kepelatihannya tak sampai genap tiga bulan (8 Agustus - 1 November 2016).

Padahal, manajemen dan fans sempat menaruh harapan tinggi pada De Boer, terutama tatkala ia berhasil membawa Inter menumbangkan Juventus 2-1 di San Siro.

Mantan pesepak bola yang pernah membela Barcelona itu dipecat setelah membawa Inter menang lima kali dan kalah tujuh kali. Laga terakhirnya adalah kala Inter ditekuk Sampdoria 1-0 di Serie A, 30 Oktober silam.

Sejak didepak dari San Siro, sampai saat ini mantan pemain dan pelatih Ajax Amsterdam itu masih menganggur.

2. Rafael Benitez

Sejak ditinggal Jose Mourinho pada tahun 2010, Inter memang tak pernah lagi berjaya, baik di Italia maupun di Eropa. Mereka seakan turun kasta menjadi tim medioker yang mudah dikalahkan.

Pergantian pelatih pun berulang kali dilakukan. Tak hanya berspekulasi dengan mendatangkan pelatih muda, La Beneamata juga merekrut pelatih yang telah memiliki nama besar.

Inter pun menunjuk Rafael Benitez pada 10 Juni 2010 untuk menggantikan Mourinho. Pelatih yang pernah sukses bersama Valencia dan Liverpool itu dipilih karena dianggap setara dengan Mourinho.

Namun, apa yang terjadi justru jauh dari harapan. Benitez hanya bertahan tak lebih dari enam bulan. Ia dipecat pada 23 Desember di tahun yang sama.

Setelah meninggalkan kota Milan, Benitez kemudian sempat melatih Chelsea, Napoli, Real Madrid, sebelum akhirnya dipercaya menukangi Newcastle United. Baru-baru ini ia mampu mengantarkan Newcastle promosi ke Premier League musim depan.

3. Gian Piero Gasperini

Pelatih lainnya yang pernah singgah sejenak di Inter adalah Gian Piero Gasperini. Jika Frank De Boer memimpin Inter sebanyak 12 laga, Gasperini lebih parah lagi. Ia hanya bertahan lima pertandingan bersama Inter.

Kala itu, Gasperini direkrut Inter pada 24 Juni 2011 untuk menggantikan Leonardo de Araujo. Namun ia langsung dipecat setelah kalah empat kali dan seri sekali dalam lima pertandingan.

Namun, setelah itu, Gasperini menjelma salah satu pelatih yang disegani di Serie A. Ia sukses bersama Genoa selama tiga musim sebelum pindah ke Atalanta.

Musim ini ia lebih hebat lagi. Dengan hanya mengandalkan pemain muda, ia mampu membawa Atalanta berada di peringkat kelima dan menatap Liga Eropa musim depan.

4. Claudio Ranieri

Sebelum sukses bersama Leicester City musim lalu, Claudio Ranieri sempat melatih Inter dalam waktu yang cukup singkat. Ia ditunjuk pada 22 September 2011 dan dipecat 26 Maret 2012. Total pertandingan yang ia jalani hanya 35 pertandingan.

Singkatnya umur Ranieri di Inter termasuk salah kegagalan terburuk dalam karier kepelatihannya. Dibandingkan saat ia menukangi Fiorentina, Valencia, Parma, Atletico Madrid, Juventus, dan Roma, San Siro adalah tempat tersingkat yang ia singgahi.

Setelah dipecat oleh Inter, Ranieri kemudian melatih AS Monaco, timnas Yunani, sebelum kemudian menuju Leicester City dan sukses membawa klub itu menjuarai Liga Inggris musim 2015/2016. (Abul Muamar)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya