Jakarta - Mitra Kukar membatalkan niat untuk mengajukan banding atas keputusan Komisi Disiplin PSSI yang memberikan hukuman kalah 0-3 karena memainkan pemain yang tidak sah, Mohamed Lamine Sissoko, dalam laga kontra Bhayangkara FC (3/11/2017).
Sekjen PSSI, Ratu Tisha Destria, dalam keterangannya, menegaskan Mitra Kukar sudah mengakui kesalahan dengan memainkan pemain yang tidak sah dalam pertandingan itu.
Dalam beberapa hari terakhir, kompetisi sepak bola Indonesia sempat tercoreng hingga disebut liga sirkus setelah Komdis PSSI meluluskan protes Bhayangkara FC yang melaporkan Mitra Kukar telah memainkan Mohamed Lamine Sissoko di pertandingan yang digelar di Stadion Aji Imbut, Tenggarong, Jumat (3/11/2017). Sissoko sebenarnya dalam status terhukum larangan bermain dua pertandingan.
Advertisement
Komdis PSSI menjatuhkan hukuman berupa kekalahan 0-3 kepada Mitra Kukar yang membuat Bhayangkara FC seakan-akan mendapatkan dua tambahan poin gratis setelah dalam laga yang sesungguhnya bermain imbang 1-1.
Mitra Kukar tidak bisa menerima hukuman itu, dan Bali United yang merasa dirugikan karena posisinya tergeser oleh Bhayangkara FC di puncak klasemen, ikut meradang.
Baca Juga
- Persiba Menutup Musim 2017 dengan Mengalahkan Mitra Kukar
- Mitra Kukar Batal Banding, Bhayangkara FC Selebrasi Juara Liga 1
- VIDEO: Juara Liga 1, Ini Selebrasi Bhayangkara FC setelah Latihan
Namun, Komite Eksekutif PSSI memanggil manajemen Bhayangkara FC, Mitra Kukar, dan Bali United untuk bertemu bersama di Mako Kostrad Jakarta, Jumat (10/11/2017) siang. Dalam pertemuan itu, Exco PSSI juga memanggil PT Liga Indonesia Baru sebagai operator kompetisi.
Mengenai hasil pertemuan tersebut, Sekjen PSSI, Ratu Tisha Destria, menekankan substansi dari pertemuan tersebut adalah Mitra Kukar sudah mengakui kesalahannya karena memainkan pemain yang tidak sah dalam pertandingan kontra Bhayangkara FC.
Ratu Tisha menekankan hukuman yang diterapkan sesuai dengan Kode Disiplin PSSI yang dijadikan acuan Komdis PSSI saat memberi hukuman.
"Ada pertemuan antara Exco PSSI, Mitra Kukar, Bhayangkara FC, dan PT LIB. Selain itu juga ada perwakilan Bali United. Dalam forum tersebut, Mitra Kukar mengakui telah memainkan pemain yang tidak sah," tegas Ratu Tisha Destria di Kantor PSSI, Jumat (10/11/2017) malam.
"Substansi pertemuannya adalah itu. Perkara ada kesalahan internal, Nota Larangan Bermain tidak terkirim, email tidak terbaca, itu semua berkaitan dengan bagaimana kita melakukan sesuatu. Hukuman sudah ditetapkan sesuai kode disiplin, dan setop sampai di situ saja. Jadi, tolong sudahi kegaduhan ini karena Mitra Kukar, Bhayangkara FC, PT LIB sudah berkumpul dan menyelesaikan masalah,"Â tutur Ratu Tisha.
Berlakunya hukuman dari Komdis PSSI membuat Bhayangkara FC saat ini sudah bisa disebut menjadi juara Liga 1. Pasalnya, andai kalah dari Persija di pertandingan terakhir musim ini, Minggu (12/11/2017), Bali United sudah tak bisa menggeser posisi Bhayangkara FC dari puncak klasemen, meski meraih kemenangan di laga terakhir atas Persegres Gresik United. Meskipun akan punya jumlah poin yang sama, Bali United kalah head to head dari Bhayangkara FC.
Ketika dikonfirmasi mengenai status juara yang diraih Bhayangkara FC, Ratu Tisha menolak untuk menyebut Bhayangkara FC sudah menjadi juara di kompetisi sepak bola kasta tertinggi di Indonesia itu. Ia menegaskan status juara baru akan ditentukan seusai kompetisi berakhir pada Minggu (12/11/2017).
"Yang namanya juara dari sebuah kompetisi penuh itu dilansirkan setelah semua pertandingan selesai. Jadi pernyataan yang keluar kemarin Bhayangkara FC itu belum menjadi juara bukan karena masalah dengan Mitra Kukar, tapi karena dalam sebuah kompetisi penuh itu penentuan baru benar-benar dipastikan sampai titik penghabisan karena apa pun masih bisa terjadi sebelum semua pertandingan berakhir. Sekarang kompetisi belum berakhir, jadi kita tunggu sampai 12 November saat semua pertandingan sudah selesai dimainkan," tegas Ratu Tisha.