Liputan6.com, Jakarta Nestapa AC Milan tak kunjung berakhir. Pergantian pelatih yang dilakukan di musim yang masih terbilang seumur jagung justru belum menghadirkan perubahan yang berarti.
Kepanikan melanda AC Milan di awal musim ini. Pasalnya, gelontoran uang tak kurang dari 200 juta euro (sekitar Rp 3,2 triliun) tidak cukup membuat Rossoneri tampil garang.
Advertisement
Baca Juga
Puncaknya, manajemen melakukan perubahan di jajaran pelatih. Vincenzo Montella jadi tumbalnya. Pria 43 tahun itu akhirnya didepak setelah beberapa kali dibela dari hujatan.
Gennaro Gattuso ditunjuk sebagai penggantinya. Sosok yang sangat lekat dengan AC Milan. Maklum, 'Si Badak' cukup lama memperkuat tim Rossoneri, yakni sejak 1999-2022.Â
Sebagai pemain, tidak ada yang meragukan kemampuan Gattuso di lapangan. Sebagai gelandang angkut air, Gattuso menjadi pengganggu abadi bagi para penyerang lawan.
Bersama Milan, Gattuso sudah merasakan setidaknya, 10 gelar. Itu termasuk, 2 gelar Serie A (2003/2004 dan 2010/11) dan dua gelar Liga Champions (2002/2003 dan 2006/07).
Namun untuk urusan pelatih, Gattuso bukanlah sosok yang fenomenal. Sebelum menangani tim Primavera AC Milan, pria kelahiran Corigliano Calabro, Italia, 9 Januari 1979 ini tak bisa berbuat apa-apa saat dipercaya menangani tim Serie B, Pisa.
Alih-alih membawanya promosi ke Serie A, Pisa justru malah terdegradasi ke Serie C. Di klasemen akhir Serie B 2016/17, Pisa terpuruk di dasar klasemen. Mereka hanya mampu mencetak enam kemenangan dari 42 laga!
Sebelum melatih Pisa, Gattuso juga sempat menangani tiga klub: FC Sion (Swiss), OFI Crete (Yunani), dan klub Serie B, US Palermo. Namun, prestasinya juga jauh dari harapan. Itu sebabnya, banyak yang beranggapan pemilihan Gattuso merupakan perjudian AC Milan.Â
Â
Â
Â
Mulai Terbukti
Keraguan semakin terasa saat Gattuso menjalani debut sebagai pelatih AC Milan. Pasukannya justru ditahan imbang Benevento dengan skor 2-2. Dengan hasil ini, AC Milan menjadi tim Serie A pertama yang gagal memetik kemenangan dari tim promosi tersebut. Â
Di bawah arahan Gattuso, Milan juga kalah 0-2 dari Rijeka pada Europa League. Beruntung, Milan masih bisa menang saat bertemu Bologna di Serie A dan Verona di Coppa Italia.
Di bawah kendali Gennaro Gattuso, AC Milan kembali memetik kekalahan 0-3 saat bertemu Verona dalam lanjutan Serie A, Minggu (17/12/2017). Padahal di laga sebelumnya, Milan sempat menang dengan skor sama saat bertemu Verona di Coppa Italia.
Sinyal kepanikan mulai melanda AC Milan usai kekalahan melawan Verona. Gattuso langsung bergerak cepat mengumpulkan pasukannya untuk menjalani pemusatan latihan. Padahal sebelumnya, manajemen AC Milan berniat menggelar makan malam menyambut Natal.Â
"AC Milan mengumumkan bahwa tim akan melakukan pelatihan dari besok sampai pemberitahuan lebih lanjut," tulis klub lewat akun Twitter resminya.Â
Â
Advertisement
Minta Mundur?
Menangani AC Milan ternyata tidak mudah. Bukan juga hanya urusan taktik belaka. Suasana ruang ganti pemain juga ikut berperan dalam kesuksesan tim dalam setiap pertandingan.Â
Menurut wartawan Mediaset, Gattuso mulai dihadapkan pada masalah tersebut. Bahkan dia dikabarkan berniat hengkang setelah melihat suasana ruang ganti pemainnya usai AC Milan kalah 0-3 dari Hellas Verona akhir pekan lalu. Gattuso berang karena pemain terlihat santai.
Laporan Giglielmo Mastroianni bahkan menyebutkan, Gattuso berniat mundur gara-gara itu. Gattuso diduga langsung bertolak ke Casa Milan dan menemui CEO Marco Fassone, mengajukan pengunduran dirinya dari jabatan pelatih AC Milan.
Namun Fassone memintanya berpikir ulang. Dan sebagai gantinya, mereka memutuskan untuk menggelar ritiro untuk para pemainnya. Namun tudingan ini segera dibantah oleh juru bicara AC Milan. Kepada ESPN, dia menegaskan Gattuso tidak akan mundur.Â
Musim kompetisi 2017/18 memang masih terbilang panjang. Dua kekalahan dan satu hasil imbang tentu bukan jadi ukuran bagi masa depan Milan di penghujung musim. Meski demikian, Gattuso harus segera berbenah bila tidak ingin bernasib seperti Montella.Â