Diabaikan Arema, Cristian Gonzales Unjuk Gigi di Madura United

Cristian Gonzales yang dicuekin Arema langsung mencetak gol dalam laga debut bersama Madura United.

oleh Ario Yosia diperbarui 19 Jan 2018, 11:29 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2018, 11:29 WIB
Cristian Gonzales
Cristian Gonzales ditunjuk sebagai Brand Ambassador Madura United untuk semusim. (Bola.com/Aditya Wany)

Jakarta - Cristian Gonzales membuktikan dirinya adalah pemain sepak bola yang istimewa di Indonesia. Pada usianya yang sudah memasuki kepala empat, ia tetap bisa mempertahankan eksistensi sebagai predator ganas perobek gawang lawan. Bisa jadi Arema FC menyesal melihat ketajaman pesepak bola naturalisasi asal Uruguay tersebut di klub baru Madura United.

El Loco (Si Gila) menyumbang sebiji gol saat Madura United menghantam Perseru Serui 5-0 pada laga perdana penyisihan Grup C Piala Presiden 2018. Masuk sebagai pemain pengganti pada pertengahan babak kedua, ia mencetak gol ketiga MU pada menit 79.

Luar biasanya Cristian Gonzales baru diumumkan sebagai pemain rekrutan baru Madura United, sehari sebelum pertandingan. Tak banyak pemain yang bisa langsung nyetel dengan tim baru.

Suami wanita asal Sumatera Utara, Eva Siregar, itu keluar dari Arema dengan hati yang luka. Setelah mengabdi di Tim Singo Edan sejak musim 2012, pemain kelahiran Montevideo, 30 Agustus 1976 tersebut diusir halus oleh manajemen Arema.

Saat pemain Arema lain dipanggil mengikuti latihan persiapan Piala Presiden, El Loco dicuekin. Manajemen Arema berkilah tak menawari kontrak baru karena ingin sang pemain fokus mempersiapkan diri menekuni profesi baru sebagai tim pelatih Timnas Indonesia U-19.

Pekerjaan baru ini sejatinya belum jelas, karena hingga saat ini PSSI tak pernah menindaklanjuti rencana merekrut Gonzales sebagai asisten pelatih di Tim Garuda Nusantara. Di media ia sempat digadang-gadang Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi, bakal diangkat sebagai asisten caretaker Timnas U-19, Bima Sakti.

Saat Madura United resmi mengumumkan Cristian Gonzales sebagai pemain baru mereka, pelatih Arema FC, Joko Susilo alias Getuk, tak banyak mengumbar komentar.

"Ini merupakan jalan terbaik bagi El Loco dan Arema. Selengkapnya, bisa langsung konfirmasi ke manajemen," kata Getuk.

"Saya sudah menunggu dua bulan untuk Arema. Pada Selasa (16/1/2018) baru dengar kalau pelatih Joko Susilo tidak memasukkan nama saya dalam skemanya. Saya langsung membuka pintu untuk tim lain dan Madura United yang paling cepat," kata Gonzales.

Sejatinya Cristian Gonzales merupakan sosok loyal. Dia memprioritaskan Arema dan berusaha menghormati kontrak yang harusnya berjalan hingga akhir Februari 2018. Maklum, Arema adalah tim terlama yang dibelanya, yakni selama lima tahun.

Sejak awal Desember 2017 dia juga sudah bersiap untuk mengikuti latihan bersama Arema di Malang. Tetapi, Arema tidak memanggilnya untuk bergabung karena latihan itu hanya diikuti oleh pemain yang mendapatkan informasi langsung dari tim pelatih.

Sedangkan Cristian Gonzales sejak awal tidak dihubungi. Namun, manajemen juga tidak segera memberikan kepastian apakah dia dipertahankan atau tidak. "Sedih rasanya suami saya nasibnya digantung. Kami sangat mencintai Arema dan Aremania," ucap Eva Siregar istri El Loco.

Si Gila yang Haus Gol

Tak banyak pesepak bola yang bisa mempertahankan konsistensi permainan di usia 40 tahun. Namun Cristian Gonzales mampu melakukannya. Bomber klub Arema FC tersebut merupakan fenomena langka di dunia sepak bola Indonesia, bahkan di dunia.

Striker asal Jepang, Kazuyoshi Miura, menjadi salah satu pemain berkarier panjang yang bisa melebihi pencapaian Cristian Gonzales. Bomber kelahiran 26 Februari 1967 itu sekarang masih membela klub Yokohama FC di usia 50 tahun.

Tapi dengan catatan semenjak 2005 (ketika membela Sydney FC), Miura mulai terlihat kehilangan ketajaman. Pemain yang kala jaya pernah membela Santos (Brasil) dan Genoa (Italia) itu pada musim 2016 hanya dapat kesempatan tampil di dua laga saja dengan status pengganti.

Lantas bagaimana dengan Gonzales? Belum ada tanda-tanda kalau striker naturalisasi asal Uruguay tersebut kehilangan keganasannya menjebol gawang lawan. Ia saat ini masih menjadi pilihan utama di Arema FC.

Predator berjulukan El Loco (Si Gila) itu tetap terlihat konsisten menjadi pemain paling tajam di tim Singo Edan. Lebih dahsyat dibanding Francesco Totti, superstar Italia yang usianya sama dengan Gonzales, yang kini masih aktif bermain di klub papan atas AS Roma.

Totti di Serie A 2016-2017 bermain dalam 11 laga AS Roma dengan torehan dua gol saja sebelum akhirnya pensiun.

Sementara itu di pentas Indonesia Soccer Championship 2016, Gonzales jadi top scorer Arema dengan lesakan 15 gol. Itu pun dengan catatan ia sempat absen cukup lama karena cedera punggung di awal musim.

Cristian Gonzales kemudian membikin heboh turnamen Piala Presiden 2017 ketika ia mencetak lima gol pada pertandingan leg kedua semifinal melawan Semen Padang. Ia membawa Arema menang 5-3. Gol-gol yang dicetak bomber kelahiran Morevideo 30 Agustus 1976 itu membuat Arema memastikan tiket ke final.

Selanjutnya sang predator mencetak hattrick di laga final menghadapi Pusamania Borneo FC. Arema jadi juara Piala Presiden 2017 dengan rekor kemenangan menyakinkan 5-1!

Pemain yang mengawali karier di Indonesia bersama PSM Makassar pada musim 2004 tersebut jadi pencetak gol terbanyak sementara Piala Presiden 2017 dengan torehan delapan gol.

"Mencetak gol merupakan hal yang biasa bagi saya. Saya seorang striker, tugas saya mencetak gol," ujar Cristian kepada Bola.com yang berkesempatan mengunjungi kediamannya di Malang jelang duel final Piala Presiden 2017.

 

Top Scorer Hampir Kehilangan Pentas

Ketika ditanya resep menjaga konsistensi penampilan Gonzales dengan santai menjawab:

"Di usia yang tidak lagi muda, saya tidak mungkin mengandalkan kecepatan. Saya pasti habis menghadapi pemain-pemain muda yang permainannya agresif dan kencang. Saya banyak menggunakan otak dan insting saat bermain. Penempatan posisi dan kemampuan membaca arah permainan membantu saya untuk tetap menjaga ketajaman. Sejak awal berkarier di Indonesia hal itu saya lakukan. Dengan bermain cerdik, saya menghemat tenaga dan bisa fokus pada tujuan utama sebagai penyerang, yakni mencetak gol."

Bisa dibayangkan betapa sedihnya Cristian Gonzales, ketika hampir kehilangan kesempatan tampil di Piala Presiden 2018. Berstatus sebagai pencetak gol terbanyak, ia tentu punya ambis ingin mengulang prestasi serupa.

Jika bicara soal Cristian Gonzales, data dan fakta bicara kalau ia bomber jempolan. Ia tercatat empat kali jadi top scorer kompetisi kasta elite, yakni pada music 2005 (30 gol), 2006-2007 (32 gol), 2007-2008 (26 gol), dan 2009-2010 (18 gol).

Di tiap klub yang ia bela El Loco selalu jadi mesin gol utama. Pemain berdarah Uruguay itu mulai merumput di Indonesia sejar musik 2003. Klub-klub yang pernah dibelanya antara lain: PSM Makassar, Persik Kediri, Persib Bandung, Persisam Putra Samarinda, dan Arema FC.

Bersama Persik Kediri, Gonzales menikmati madu kesuksesan juara Liga Indonesia edisi 2006-2007.

Menariknya di usianya mulai uzur, Cristian Gonzales unjuk gigi di Timnas Indonesia. Ia jadi pemain pertama yang dinaturalisasi oleh PSSI pada tahun 2010.

Gonzales memulai debut Tim Merah-Putih ketika melawan Timor Leste dalam laga persahabatan jelang Piala AFF 2010. Luar biasanya ia langsung mencetak dua gol di debut pertamanya.Pertandingan sendiri berkesudahan dengan skor 6-0 buat Timnas Indonesia.

Pada Piala AFF 2010 ia menyumbang tiga gol. Timnas Indonesia yang dinakhodai Alfred Riedl tampil memesona di sepanjang turnamen dan hanya kalah di laga final melawan Malaysia. Ia tercatat mencetak 12 gol buat Tim Garuda pada periode 2010-2014.

Madura United bisa dibilang beruntung bisa menggaet Cristian Gonzales. Ia mungkin tidak lagi muda, namun naluri mencetak golnya masih tajam. Menarik menanti ketajaman El Loco pada pertandingan-pertandingan selanjutnya.

 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya